Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

10 Cara Bertemu dengan Rasulullah dalam Mimpi Sesuai Anjuran Ulama

Avatar photo
46
×

10 Cara Bertemu dengan Rasulullah dalam Mimpi Sesuai Anjuran Ulama

Share this article

Barang siapa melihat Rasulullah dalam mimpi, dia berhak mendapat Husnul khatimah, dan syafaat Rasulullah. Bertemu dengan Rasulullah dilegalkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi.

Di setiap hembusan angin, merupakan sebuah pembawa ingatan rindu bagi pecinta. Setiap detik yang ia lalui, selalu diiringi bayangan dan harapan untuk berjumpa dengan kekasih. Hari demi hari, ia ketuk setiap pintu, berharap sang pujaan yang menyapanya. Namun, kenyataan berkata lain.

Ibarat Majnun dan Laila yang hidup bersama cinta diiringi dengan kerinduan yang mendalam. Fahrizal dengan Wirda Mansur yang menjalin cinta hanya sebatas dengan khayalan. Begitu juga dengan mereka yang merindu ingin bertemu Rasullah dalam mimpi, waktu demi waktu, dia berusaha menggapai harapan untuk bertemu. Sungguh menyedihkan, orang yang melewati satu hari saja tanpa kerinduan, dan harapan bertemu.

Cinta tidak bisa dibuktikan dengan sebatas ucapan. Jika cintanya benar dia akan menuruti akan apapun yang diinginkan oleh orang yang dicintai. Bagi pecinta Rasulullah, ucapannya “aku mencintai Rasulullah” tidak berlaku, jika ia belum bisa mencontoh apa yang diajarkan oleh Rasulullah, dan belum banyak menyebutnya dalam shalawat.

Jika sudah cinta, hidupnya hanya dipenuhi dengan membayangkan sang kekasih. Kebahagiaan dunia dan akhirat sudah ditangannya. Selanjutnya, jiwanya akan merasa haus, mencari jalan dan cara, bagaimana ia dapat bertemu dengan sang kekasih?

Bertemu adalah harapan semua perindu, para pemilik api cinta yang sudah membara. Ketahuilah wahai perindu! Jika kamu sudah bertemu Rasulullah, rindumu akan terobati dan kamu akan mendapatkan selainnya. Dalam kitab Mafatih al-Mafatih disebutkan, “Barang siapa yang melihat Rasulullah dalam mimpi, maka dia berhak mendapatkan Husnul khatimah, begitu juga syafa’at Rasulullah, dan baginya surga dihari akhir nanti”.

Bertemu dengan Rasulullah dilegalkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من رآني فقد رآني فإن الشيطان لا يتمثل بي

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang melihatku, maka sesungguhnya ia benar-benar melihatku, karena setan tidak akan mampu menyerupaiku.

Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:

عن أبي قتادة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من رآني فقد رأى الحق، فإن الشيطان لا يتكونني.

Dari Abi Qatadah berkata, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang melihatku, maka dia sungguh melihat kebenaran. Karena setan tak mampu menyerupaiku.

Dan masih banyak hadits-hadits lain yang menyatakan legalnya bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Imam Ibnu al-Baqilani berkata: mimpi bertemu dengan Rasulullah merupakan sebuah kebenaran, maksudnya mimpi itu benar bahwa yang bermimpi bertemu dengan Rasulullah, bukan bunga tidur ataupun jelmaan setan.

Jika bermimpi bertemu dengan Rasulullah sudah jelas kebenarannya karena didukung oleh hadits-hadits yang sahih, lalu bagaimana dengan bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan terjaga?

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya tentang kemungkinan bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan terjaga, kemudian beliau menjawab sebagaimana yang tertulis dalam kitab al-Fatawa al-Haditsiyyah halaman 225.

Sebagian ulama ada yang mengingkari tersebut, dan sebagian lainnya ada yang mengiyakan, dan yang ini yang benar.

Alasannya, karena sudah banyak orang salih yang menceritakan kejadian tersebut, sekaligus berlandaskan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

من رآني في المنام فسيراني في اليقظة

“Barang siapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan terjaga.”

Kalimat “ia akan melihatku dalam terjaga” merupakan janji bagi yang masih didunia. Bukan di akhirat, karena di akhirat semua umatnya akan melihat Rasulullah, baik bagi yang pernah melihat Rasulullah dalam mimpi atau tidak. Kebanyakan yang melihat Rasulullah dalam terjaga waktunya ketika ia sedang pencabutan nyawa.

Bahkan, Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitab az-Zakhair al-Muhammadiyyah berkata:  adapun di akhirat, orang kafir dan munafik akan melihat Rasulullah untuk menunjukkan tinggi dan agungnya derajat beliau.

Oleh karena itu, jika hadits ini dikaitkan dengan akhirat maka maknanya tidak pas. Maka, hadits ini ditetapkan bahwa semua orang yang melihat Rasulullah dalam mimpi pasti akan melihatnya dalam keadaan terjaga.

Apakah melihat Rasulullah hanya untuk orang salih?

Dalam kitab fatawa Imam Nawawi yang disusun oleh muridnya syekh al-‘Athhar tertulis:

أن رؤية النبي صلى الله عليه وسلم هل يختص بها الصالحون أم تكون لغيرهم؟ الجواب تكون لهم و لغيرهم.

Imam Nawawi pernah ditanya: apakah melihat Rasulullah khusus bagi orang salih atau yang selainnya juga bisa melihat? Imam Nawawi menjawab: bisa terjadi bagi orang salih, bisa juga selainnya.

Satu pertanyaan di dalam pembukaan, bagaimana cara perindu untuk bertemu dengan yang Rasulullah?

Syekh Hasan bin Muhammad Syaddad mengarang sebuah kitab yang berjudul Kaifiyyah al-Wushul li Ru`yah Sayyidina ar-Rasul Muhammad. Kitab ini mengandung banyak cara untuk bertemu dengan Rasulullah yang beliau kumpulkan dari berbagai kitab dan ulama-ulama yang hidup di zamannya.

10 Cara Bertemu Rasulullah dalam Mimpi

1. Membaca surat al-Qadr 21 kali ketika terbitnya matahari, dan 21 kali ketika terbenamnya matahari. Insya Allah akan diperlihatkan Rasulullah dalam mimpi. Dari kitab al-Wasail asy-Syafi’ah halaman 421.

2. Membaca surat al-Kautsar 1000 kali ketika malam hari. Dari kitab yang sama hal 424. Syekh Hasan bin Muhammad berkata: cara ini sudah teruji nyatanya.

3. Membaca surat al-Muzammil 41 kali. Dari sumber yang sama halaman 418.

4. Dalam kitab Khazinah al-Asrar: sebagian ulama berkata: barang siapa yang membaca surat al-Qadr 1000 kali pada malam Jum’at, ia tidak akan meninggal sebelum melihat Rasulullah.

5. Ibnu Abbas berkata: barang siapa yang membaca surat al-Ikhlas 1000 kali dalam satu malam, maka ia akan melihat Rasulullah dalam mimpinya.

6. Dari Ibnu Abbas: shalat 2 rakaat pada malam Jum’at, di setiap rakaatnya membaca surat al-Ikhlas 25 kali. Setelah shalat ditutup dengan membaca shalawat 1000 kali. Insyaallah akan diperlihatkan Rasulullah dalam mimpi. Dinukil dari kitab Sa’adah ad-Darain halaman 479.

7. Dari kitab al-Ghunyah karya syekh Abdul Qadir al-Jilani: dari hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah: shalat 2 rakaat di malam Jumat, dan membaca ayat kursi setelah membaca Al-fatihah di setiap rakaatnya dan surat Al-Ikhlas 15 kali. Setelah usai shalat, membaca sebanyak 1000 kali:

اللهم صل على محمد النبي  الامي

Insya Allah akan diperlihatkan Rasulullah dan diampuni dosanya.

8. Diriwayatkan dari syekh Yusuf an-Nabhani: barang siapa yang ingin melihat Rasulullah hendaknya ia mengucapkan (محمد صلى الله عليه وسلم) sebanyak 22 kali.

9. Diriwayatkan dari imam al-Yafi’i: barang siapa yang ingin bertemu dengan Rasulullah hendaknya ia mandi ketika awal malam Jum’at di awal bulan. Kemudian setelah shalat isya, ia shalat Sunnah 12 rakaat dan membaca al-muzammil setelah membaca Al-fatihah disetiap raka’atnya. Kemudian ditutup dengan shalawat sebanyak 1000 kali. Insya Allah akan dipertemukan dengan Rasulullah.

10. Disebutkan dalam kitab Kunuz al-Asrar, begitu juga dalam kitab Sa’adah ad-Darain: barang siapa yang membaca surat al-Kautsar 1000 kali setelah shalat yang dilakukan di sepertiga malam, maka ia akan melihat Rasulullah.

Dari 134 cara yang tertera dalam kitab Kaifiyyah al-Wushul, penulis hanya menyertakan 10 di antaranya. Adapun yang ingin mengetahui sisanya, hendaknya langsung membaca kitabnya.

Bagi pecinta Rasulullah yang sudah berupaya sekuat tenaga, dan menjalankan berbagai upaya, namun Allah belum memberikan kesempatan untuk melihat Rasulullah, jangan berkecil hati.

Semua yang diberikan oleh Allah, merupakan sebuah kebaikan untuk hambanya. Masih banyak rahasia yang belum terungkap, dan diantaranya hanya Allah yang mengetahuinya.

Cukuplah sebagai sebuah kemuliaan, kita diberikan Taufiq dan hidayah oleh Allah untuk menjadi perindu Rasulullah. Lebih-lebih diberi kesempatan untuk banyak membaca shalawat.

Teruslah untuk berprasangka baik terhadap apa yang diberikan oleh Allah, dan teruslah berjalan di jalan yang lurus. Jika tidak bertemu didunia, maka insyaallah akan bertemu diakhirat.


Tulisan ini disarikan dari kitab Kaifiyyah al-Wushul li Ru’yah Sayyidina ar-Rasul karya syekh Hasan bin Muhammad Syaddad. Al-Faqir mendapatkan kitab ini dari lora Ismail al-Khalili, salah satu keturunan syekh Khalil Bangkalan. Semoga Allah panjangkan umurnya. Amiin.

Kontributor

  • Fahrizal Fadil

    Mahasiswa Indonesia di Mesir, asal dari Aceh. Saat ini menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Fakultas Bahasa dan Sastra Arab. Aktif menulis di Pena Azhary. Suka kopi dan diskusi kitab-kitab turats.