Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

7 Hadits Nabi tentang Cinta

Avatar photo
18
×

7 Hadits Nabi tentang Cinta

Share this article

Cinta tidak bisa didefinisikan karena bersumber dari jiwa yang sulit diungkapkan. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu Al-Qayyim dalam kitab Madarij As-Salikin.

Cinta adalah anugerah dari Allah SWT. Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, ketika Aisyah RA menampakkan kecemburuannya terhadap Khadijah RA, Rasulullah SAW bersabda:

إني قد رزقت حبها

Artinya: “Sesungguhnya aku telah dikaruniai cintanya.”

Mencintai adalah fitrah manusia. Nabi Muhammad SAW diutus diantaranya untuk menebarkan cinta dan kasih sayang kepada kepada seluruh umat manusia. Namun cinta ini harus didasarkan karena Allah SWT sehingga bernilai ketakwaan dan ketaatan, bukan berlandaskan nafsu dan syahwat semata.

Cinta yang paling utama adalah cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, selain juga harus cinta sesama manusia. Berikut kami rangkum beberapa hadits Nabi SAW yang berkaitan tentang cinta:

1. Cinta Nabi SAW kepada sahabat yang berbuat maksiat, namun ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab RA, ada seorang sahabat bernama Abdullah bin Himar didatangkan ke hadapan Rasulullah SAW dengan minuman khamr. Sebagian sahabat melaknatnya. Lalu Rasulullah SAW bersabda:

لا تَلعنوه، فواللَّه ما علمتُ إلا أنهُ يُحِبُّ اللَّه ورسوله

Artinya: “Janganlah kalian melaknatnya. Demi Allah, tidaklah aku ketahui, kecuali sesungguhnya ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al-Bukhari)

2. Cinta Nabi SAW kepada Khadijah RA.

Diriwayatkan dari Mujahid, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari Aisyah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW hampir tidak pernah keluar rumah sebelum beliau menyebut Khadijah RA dan memujinya. Pada suatu hari beliau menyebutnya, hingga membuatku cemburu, lalu aku berkata, ‘Bukankah ia hanya seorang tua yang Allah SWT telah menggantinya untukmu dengan dengan yang lebih baik darinya?’”

Rasulullah SAW pun menunjukkan ekspresi kemarahan lalu bersabda:

لا واللّه ما أبْدلَني اللّه خيراً منها ، آمنَتْ بي إذْ كَفَر الناسُ ، وصدَّقتني وكذَّبني الناسُ وواستني في مالها إذ حرمني الناسُ ورزقني اللّه منها أولاداً إذ حرمني أولاد النساء

Artinya: “Demi Allah, Allah tidak menggantikan untukku dengan yang lebih baik darinya. Ia beriman kepadaku di saat orang-orang ingkar, ia membenarkanku di saat orang-orang mendustakanku, ia membelaku dengan hartanya di saat orang-orang menghalangiku, dan aku dikaruniai Allah SWT anak darinya, sementara aku tidak dikaruniai anak dari istri lainnya.”

Dalam hati Aisyah berkata, “Mulai sekarang, aku tidak akan menyebutnya (Khadijah) dengan keburukan lagi selamanya.” (HR. Ahmad)

3. Tanda keimanan adalah cinta kepada Nabi SAW melebihi cinta pada dirinya sendiri.

Nabi SAW pernah bersama Umar bin Khaththab RA. Lalu Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh engkau adalah orang yang paling aku cintai melebihi segala sesuatu kecuali atas diriku sendiri.”

Maka beliau bersabda:

لا والذي نفسي بيده حتى أكون أحب اليك من نفسك

Artinya: “Tidak, Demi Dzat yang jiwaku dalam kekuasaan-Nya, sampai kamu menjadikanku lebih kamu cintai melebihi dirimu sendiri.”

Maka Umar berkata, “Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai melebihi diriku sendiri.” Dan Nabi pun bersabda:

الآن يا عمر

“Sekarang wahai Umar (sudah benar).” (HR. Al-Bukhari)

4. Cinta kepada saudara.

Diriwayatkan dari Abu Hamzah, dari Anas bin Malik RA pembantu Rasulullah SAW, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:

لا يُؤمِنُ أحدُكُمْ حتَّى يُحِبَّ لأخيه ما يُحِبُّ لنفسه

Artinya: “Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman (sempurna) sampai ia mencintai saudaranya seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)

5. Tanda iman adalah mencintai sesama orang yang beriman.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

وَالذي نَفسي بِيدِهِ، لا تَدخلونَ الجنةَ حتى تُؤمِنُوا، ولا تُؤمِنوا حتى تَحابُّوا

Artinya: “Demi Dzat yang mana jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) hingga kalian saling mencintai.” (HR. Muslim)

Di antara salah satu tanda saling mencintai sesama orang mukmin adalah menebar salam (kedamaian) kepada sesame .

6. Dua sifat baik yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Akhlak merupakan tabiat alami, namun juga ada yang bisa diupayakan. Rasulullah SAW berkata kepada Asyaj Abdul Qais:

إن فيك لخلقين يحبهما الله ورسوله قال: ما هما يا رسول الله؟ قال: الأناة والحلم

“Sesungguhnya dalam dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.” Lalu Asyaj bertanya, “Apa dua sifat itu wahai Rasulullah?”

Nabi bersabda:

الأناة والحلم

“Tidak tergesa-gesa dan sabar.” (HR. Abu Ya’la)

7. Cinta Nabi SAW kepada Fatimah RA.

Rasulullah SAW menggambarkan kecintaannya kepada putrinya yang bernama Fatimah Az-Zahra saat beliau berkhutbah di atas mimbar. Beliau bersabda:

إن فاطمة بضعة مني يؤذيني ما أذاها ويغضبني ما أغضبها

Artinya, “Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dariku. Apapun yang menyakitinya maka itu menyakitiku, dan apapun yang membuatnya marah maka itu membuatku marah.” (HR. Ath-Thabarani)

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.