Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

8 Tanda Lailatul Qadar dan 4 Golongan yang Tak Diampuni

Avatar photo
32
×

8 Tanda Lailatul Qadar dan 4 Golongan yang Tak Diampuni

Share this article

Bulan Ramadhan adalah bulan ketika umat Islam melaksanakan ibadah Puasa. Dan bulan ini memiliki banyak keistimewaan. Salah satu di antara keistimewaannya adalah adanya malam yang bernama Lailatul Qadar atau Malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. dalam surat Al-Qadr yang termasuk surat Madaniyah, ayat 1-5:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ  لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ  تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ  سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (AlQur’an) pada malam kemulian. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Lailatul Qadar itu sendiri bermakna suatu malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan jika seseorang beribadah pada malam tersebut. Pada malam Lailatul Qadar, malaikat Jibril as. atas ijin dari Allah swt. mengatur setiap perkara. Pada malam ini Allah swt. juga akan memandang umat dengan penuh rahmat dan kasih sayang.

Allah swt. juga akan mengampuni dosa-dosa umatnya kecuali 4 (empat) golongan, yakni :

1). Para pecandu atau peminum arak (apa saja yang memabukkan),

2). Anak yang durhaka kepada orangtuanya,

3). Orang yang memutuskan tali silaturrohmi atau persaudaraan,

4). Serta orang yang bermusuhan atau mendendam dan tidak mau menyapa lebih dari 3 (tiga) hari lamanya.

Umat Islam biasanya melaksanakan iktikaf atau berdiam diri dalam masjid agar mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Adapun tanda-tanda Malam Lailatul Qadar dapat disimak dalam penjelasan berikut:

Allah swt. berfirman:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ النَّجْمُ الثَّاقِبُ

“Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus.” (QS. At-Thariq: 2-3)

Selain itu, banyak Hadits Nabi swt. yang di dalamnya mengatakan tentang hal tersebut. Salah satunya adalah hadist berikut:

Dari Ubadah bin Ash-Shamit ra. diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صلی ﷲعليه وسلّم : إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ (رواه ابو داوود والترمذي)

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malamnya cerah dan terang, seolah-olah ada bulan, malamnya tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.”

عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم  : إِنِّي كُنْتُ أُرِيْتُ لَيْلَةَ القَدْرِ ثُم نَسِيْتُهَا وَهِيَ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ ، وَهِيَ طَلْقَةٌ بَلْجَةٌ لا حَارَّةٌ ولا بَارِدَةٌ ، كَأَنَّ فيْهَا قَمَراً يَفْضَحُ كَوَاكِبَهَا لا يَخْرُجُ شَيْطَانُهَا حَتّٰى يَخْرُجَ فَجْرُهَا

Jabir ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda , “Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku Lailatul Qadar, kemudian aku terlupakan darinya. Ia terjadi pada 10 (sepuluh) malam yang terakhir. Pertandanya, ia adalah malam yang cerah nan terang, tidak panas dan tidak dingin, seakan-akan ada rembulan yang menyinari bintang-bintang, setan pada malam itu tidak akan keluar sampai waktu fajar tiba.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ : لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لاَ حَارَّةَ وَلاَ بَارِدَةَ, تُصْبِحُ شَمْسُهَا صَبِيْحَتُهَا صَفِيْقَةً حَمْرَاءَ

Dan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thoyalisi)

Tanda-tanda malam Lailatul Qadar

Meskipun malam Lailatul Qadar tidak dapat diketahui dengan pasti, namun ada beberapa tanda yang dapat diamati dan tanda-tanda tersebut menunjukkan datangnya malam Lailatul Qadar.

Adapun tanda-tanda malam Lailatul Qadar tersebut antara lain:

1. Malamnya cerah dan terang, seolah-olah ada bulan.

2. Angin berhembus pelan dan membawa kesejukan pada umat manusia pada malam tersebut.

3. Tidak ada hujan pada malam tersebut.

4. Suasana malam sangat hening, tenang, dan tentram bahkan tidak ada anjing yang menggonggong atau binatang yang bersuara.

5. Udara malam terasa sejuk tidak panas maupun dingin.

6. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya (jatuhnya) bintang sampai pagi harinya.

7. Setan pada malam itu tidak akan keluar sampai waktu fajar tiba.

8.  Matahari tidak bersinar dengan terik pada pagi harinya dan udara terasa sejuk.

Dengan adanya tanda-tanda ini, diharapkan umat muslim dapat lebih mudah mengidentifikasi atau mengenali Lailatul Qadar, sehingga dapat menjalankan ibadah sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya pada malam yang diyakini sebagai malam Lailatul Qadar tersebut. Namun juga tanpa mengurangi ibadah-ibadah pada malam lainnya.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰی سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍۨ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي اِلٰی صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلٰی آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ بِجَاهِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ صلّی اللّه عليه وسلّم وَبِجَاهِ شَيْخِنَا وَسَنَدِنَا دُنْيًا وَاُخْرًی سَيِّدِي اَبِي الْعَبَّاسِ احمد بن محمّد التِّجَانِي رضي اللّه عنه وعنّا به. آمين

Kontributor

  • Zainul Arifin Zhen

    Asal dari Surabaya, pernah belajar di Institut Teknologi Sepuluh November. Aktif mengisi pengajian di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya