Dalam hingar bingar kehidupan kota Kairo ibu kota Negara Mesir, tersimpanlah banyak mutiara yang dapat menenangkan hati dan menundukkan nafsu duniawi. Mutiara-mutiara itu disebar oleh pewaris Nabi saw. yaitu para ulama al-Azhar yang membuat halaqah-halaqah ilmu dan dzikir.
Salah satu yang masyhur namun tidak banyak diekspos pada khalayak umum adalah majlis ilmu dan dzikir di wilayah Shubra El Kheima yang dipimpin oleh Fadilah Maulana Syeikh Dr. Muhammad bin Najmuddin bin al-Qutb Muhammad Amin al-Kurdi.
Seorang Ulama Azhar, Mustasyar Pengadilan Negeri Kairo dan pernah menjadi Ketua Majelis Pengadilan Banding (محكمة الإستئناف ) Kairo yang meneruskan dakwah kakeknya al-Qutb Muhammad Amin bin al-‘Ārif billāh Syeikh Fathullah Zādah al-Kurdi al-Irbilī yang mempunyai nasab sampai sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra., cucu Nabi saw.
Maulana Syeikh Muhammad Najmuddin adalah doktor lulusan Azhar Fakultas Syariah yang menjadi Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Mesir. Beliau menggantikan kakaknya Maulana Syeikh Prof. Dr. Muhammad Dhiya’uddin (Ketua Jurusan Akidah Fakultas Ushuluddin al-Azhar Kairo).
Mbah Maimun Zubair merupakan salah satu murid dari Syeikh Dhiya’uddin. Beliau mengambil baiat tarekat, ijazah dzikir dan kitab dari Syeikh Dhiya’uddin. Syeikh Dhiya’uddin sendiri menjadi Mursyid menggantikan kakaknya Mawlana Syeikh Prof. Dr. Abdurrahman Najmuddin (Guru Besar Fakultas Bahasa Arab, Wakil Rektor Universitas Al-Azhar di masanya).
Baik Syeikh Muhammad, Syeikh Dhiya’uddin dan Syeikh Abdurrahman kala menduduki wilāyah kemursyidan tak lain sebab didikan sang Ayah al-Muḥaddis Syeikh Najmuddin yang menjadi Mursyid Tariqah Naqsyabandi menggantikan gurunya Maulana Syeikh Salāmah al-‘Azami qs. Dan dengan kedalaman ilmu beliau, mahakarya sang Ayah (Syeikh Muhammad Amin qs.) yaitu kitab Tanwirul Qulub dapat ditaḥqīq dengan baik dan wirid-wirid Tarekat Naqsyabandiyah yang berbahasa Persia dapat diartikan maksudnya dalam bahasa Arab.
Syeikh Muhammad dan keluarga besarnya al-Kurdi telah lama menjadi rujukan masyarakat dan pelajar Azhar yang ingin menekuni dunia tasawuf dan laku ke-sālikan. Tidak hanya orang Mesir, banyak pelajar Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh dan lainnya datang ke Apartemen al-Kurdi yang ada di distrik Shubra El Kheima wilayah Qalyubiyah.
Atau ke Masjid Muhammad Amin al-Kurdi di Jalan Salah Salim dekat perpustakaan al-Azhar untuk menimbah ilmu dan berbaiat pada beliau. Ustadz Abdul Shomad (UAS) sendiri terekam di tahun 2017 kembali datang ke Mesir berbaiat pada Syeikh Muhammad di Apartemen al-Kurdi Shubra El Kheima.
Di samping menjalani rutinitas beliau mendidik para murid sālik Tariqah Naqsyabandi, beliau juga senantiasa pergi ke kantor Pengadilan Negeri Kairo untuk menjadi salah satu Mustasyar pengadilan dan menyempatkan untuk berkarya menulis sebuah buku.
Tercatat saat ini beberapa naskah beliau yang sudah diterbitkan adalah Bay’ al-Dayn (tentang transaksi jual beli utang), al-Maqāyīs wa al-Awzān al-Shar‘iyyah (tentang takaran dan timbangan secara syariah), al-Mawārīth (buku tentang warisan), al-Dalā’īl al-‘Āliyah (tentang tanya-jawab terkait dunia tasawwuf), Kalimat al-Tawhīd, al-Ṣaḥīḥayn dan lainnya. Beliau juga menta‘līq kitab karya kakek beliau Tanwirul Qulub dan mentakhrīj hadis-hadis dalam kitab tersebut.