Islam adalah agama ilmu. Imam Al-Qarafi dari mazhab Maliki (w. 684 H/1285 M) menuliskan:
Imam Al-Ghazali (w 505 H/1111 M) di dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, demikian juga Imam Asy-Syafi’i (w. 204 H/820 M) di dalam kitab Ar-Risâlah, menyebutkan adanya ijmak (konsensus para ulama) bahwa seorang mukallaf tidak boleh melakukan suatu perbuatan hingga terlebih dahulu mengetahui hukum Allah di dalamnya.
Maka orang yang melakukan bisnis jual beli, wajib mempelajari terlebih dahulu apa yang ditentukan dan disyariatkan Allah di dalam jual beli.
Begitu juga, orang yang melakukan transaksi sewa-menyewa, wajib mempelajari terlebih dahulu apa yang disyariatkan Allah di dalam sewa-menyewa. Orang yang melakukan transaksi mudharabah, wajib mempelajari terlebih dahulu hukum Allah dalam mudharabah.
Kemudian orang yang melakukan shalat, wajib mempelajari terlebih hukum Allah tentang tata cara shalat. Demikian juga tata cara bersuci, serta seluruh ucapan dan perbuatannya yang lain.
Oleh karena itu, barang siapa belajar, lalu berbuat sesuai dengan ilmu yang telah ia pelajari, maka ia telah melakukan dua ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Barang siapa tidak tahu dan melakukan sesuatu menyalahi yang benar, maka ia telah melakukan dua kemaksiatan. Barang siapa sudah tahu (punya ilmu) tapi berbuat tidak sesuai dengan ilmunya, maka ia telah melakukan satu ketaatan dan melakukan satu kemaksiatan. (Lihat Al-Furûq: 2/148)
Baca juga: Kecerdasan Tanpa Literasi Era Jahiliah
قال الإمام القرافي في الفروق (2/ 148): : إنَّ الْغَزَالِيَّ حَكَى الْإِجْمَاعَ فِي إحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ، وَالشَّافِعِيَّ فِي رِسَالَتِهِ حَكَاهُ أَيْضًا، فِي أَنَّ الْمُكَلَّفَ لَا يَجُوزُ لَهُ أَنْ يُقْدِمَ عَلَى فِعْلٍ حَتَّى يَعْلَمَ حُكْمَ اللَّهِ فِيهِ
فَمَنْ بَاعَ وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يَتَعَلَّمَ مَا عَيَّنَهُ اللَّهُ وَشَرَعَهُ فِي الْبَيْعِ
وَمَنْ آجَرَ وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يَتَعَلَّمَ مَا شَرَعَهُ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْإِجَارَةِ
وَمَنْ قَارَضَ وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يَتَعَلَّمَ حُكْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي الْقِرَاضِ
وَمَنْ صَلَّى وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يَتَعَلَّمَ حُكْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي تِلْكَ الصَّلَاةِ
وَكَذَلِكَ الطَّهَارَةُ وَجَمِيعُ الْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَالِ
فَمَنْ تَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِمُقْتَضَى مَا عَلِمَ أَطَاعَ اللَّهَ تَعَالَى طَاعَتَيْنِ
وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ وَلَمْ يَعْمَلْ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ مَعْصِيَتَيْ
وَمَنْ عَلِمَ وَلَمْ يَعْمَلْ بِمُقْتَضَى عِلْمِهِ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ تَعَالَى طَاعَةً وَعَصَاهُ مَعْصِيَةً
Baca juga: Menyoal ‘Cocoklogi’ atas Agama, Covid-19, dan Sains