Kamis, 6 Januri 2025, setelah dari Riau Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi melanjutkan kunjungannya ke Ponpes Ummul Quro, Leuwiliang, Bogor. Acara yang dihadiri oleh seluruh santri Ummul Quro tersebut dilaksanakan pada malam hari setelah isya. Keberadaan beiau di Pon-Pes Ummul Quro dismabut hangat dan meriah oleh pengasuh Pon-Pes dan para santri. Dr. K.H Saifur Falah M.Pd.I, pemimpin Ponpes Ummul Quro Al-Islami dan Insitut Ummul Quro Al-Islami menyampaikan -dalam pidatonya- bahwa acara ini meupakan agenda yang diadakan Ponpes untuk menambah kesungguhan belajar para santri.
Pada acara tersebut Syekh Abdul Aziz membacakan kitab karya beliau yang terbukukan di dalam majmu’ at-ta’lifat yang diterbitkan oleh pihak panitia Sanad Media. Yang dibaca oleh Syekh Abdul Aziz adalah masalah urgensitas bahasa Arab. Beliau menjelaskan bahwa mempelajari bahasa Arab bagi mereka yag ingin mendalami makna Al-Qu’an dan Hadis hkumnya adalah wajib.
Syekh Abdul Aziz melanjutkan bahasa Arab tidak hanya nahwu (gramatika) dan sharaf (formologi), melainkan meliputi arudh dan qawafi (ilmu untuk mengatur syiirsyiir Arab), balaghah (elokasi) yang terdiri dari bayan (memperindah makna), ma’ani (memperkaya makna), dan badi’ (memperindah kalimat). Ilmu-ilmu ini sangat pnting dipelajari jika ingin mengetahui dan menyibak makna Al-Qur’an lebih dalam. Tanpa ilmu-ilmu yang telah disebutkan pemaknaan Al-Qur’an akan terlihat sangat datar dan mungkin kehilangan ruhnya.
Dalam mempelajari ilmu-ilmu tersebut setiap pelajar juga hendaknya mempelajarinya sacara bertahap, mulai daari level pemula hingga level yang tinggi. Dala level pemula, Syekh Abdul Aziz mencontohkan beberapa kitab yang perlu dipelajari selain matn Al-Ajurumiyyah, seperti Syarah syekh Khalid, Syarh Kafrawi, dan Tuhfah As-Saniyyah karya Syekh Muhyiddin Abdul Hamid. Lalu, pelajar boleh meningkat dari level pemula ke level menengah hingga level tinggi.
Syekh Abdul Aziz juga menyampaikan bahwa I’rab (akhir kalimat dalam bahasa Arab) memiliki peranan penting dalam perubahan makna. Beliau menceritakan putri Abul Aswad Ad-duali dalam satu malam pernah melihat indahnya bintang-bintag di agkasa, lalu berkata ma ahsanu as-sama maka Abul Aswad Ad-Duali mengatakan an-najm. Setelah itu putrinya berkomentar, “ayahku aku tidak sedang bertanya tetapi sedang takjub dengan keindahan bintang-bintang di langit.” Abul Aswad Ad-Duali menimpali, “jika begitu katakana: ma ahsana as-sama.”
Beliau menerangkan antara ma ahsanu dan ma ahsana tidak hanya berbeda dalam akhir kalimatnya saja, melainkan berbeda makna juga. Jika ma ahsanu mengandung introgatif maka ma ahsana mengandung ketakjuban. Seperti inilah pentingnya mempelajari bahasa Arab jika ingin mendalami makna Al-qur’an. Tidak kalah pentignya Syekh Abdul Aziz juga menyampaikan bahwa al-‘irab walidul ma’na (akhir kalimat dalam bahasa Arab adalah anak dari sebuah makna) ketika makna dapat dipahami dengan jelas maka i’rab juga akan lebih teratur. Sejatinya, beliau sedang menjelaskan kepada para hadirin tentang hubungan kuat antara makna dan I’rab yan tidak dapat terpisahkan. Perbedaan I’rab dapat memengaruhi perubahan makna satu kalimat. Dengan demikian penafsiranAl-Qur’an sangat bergantung bagaimana kita memahami I’rab juga.
Erat hubungannya dengan masalah perbedaan I’rab memengarruhi perbedaan makna Syekh Abdul Aziz memberikan banyak contoh dari qira`ah. Beliau terlebih dahulu menjelaskan qira`ah (cara membaca Al-Qur’an) seluruhnya ada sepuluh, ia disebut dengan qira`ah ‘asyrah (sepuluh bacaan) yang diriwayatkan secara masal hingga ke penutur terakhir (mutawatir). Salah satu perbedaan dalam sepuluh bacaan tersebut adalah perbedaan di dalam i’rab. Kedati dalam perbedaan I’rab memengaruhi perbedaan makna, beliau menuturkan bahwa perbedaan tersebut tidak merusak makna primer Al-Qur’an.
Syekh Abdul Aziz menjelaskan hal di atas tersjadi dikarenakan setiap makna dalam perbedaan bacaan Al-qur’an adalah makna yang dikehendaki. Oleh karena itu beliau memberi komentar syarat qira`ah (ragam bacaan Al-Qur’an) selain disyaratkan harus diriwayatkan secara masal (mutawatir) juga makna-makna yang terkandung dalam perbedaan bacaan tersebut harus makna primer yang tidak sampai merubah dasar-dasar agama.
Beliau memberikan beberapa contoh perbedaan bacaan yang menyebabkan perbedaan makna, namun makna-makna ini merupakan makna primer, seperti:
لا يكادون يَفْقَهُوْن قولا
Dengan bacaan la yafqahuna maka maknanya adalah mereka tidak memahami ucapan. Tetapi Hamzah dan Kisai membacanya dengan لا يكادون يُفْقِهُوْن (la yakaduna yufqihuna) yang bermakna “ucapan mereka tidak memahamkan.” Dua bacaan ini kendati berbeda secara makna namun kedua makna adalah makna yang valid, tidak sampai merubah hal-hal primer Al-qur’an. Sebab, pada dasarnya orang-orang yang ditemui Dzul Qarnain memang tidak memahami bahasa orang asing dan bahasa mereka juga tidak bias dimengerti.
وما كان لنبي أن يَّغُل
Ayat di atas adalah bacaan Imam Ashim, Abu Amru, dan Ibnu Katsir, yang bermakna Rasulullah Saw., tidak berkhianat. Sementara bacaan lain membaca ayat tersebut dengan وما كان لنبي أن يُّغَل (wa ma kana linabiyyyin an yughall) yang bermakna Rasulullah Saw., tidak dapat dikhianati. Dua model bacaan tersebut juga dikehendaki oleh Al-Qur’an, sebab Rasulullah Saw., sebagai pembawa risalah ketuhanan memiliki karakter yang dapat dipercaya,tidak mungkin berkhianat, dan juga tidak mungkin dikhianati karena akan memengarui ajarannya.
إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة يقاتلون في سبيل الله فيَقْتُلون ويُقْتَلون
Dalam bacaan fayaqttulun wa yuwtalun bermakna mereka(orang yang berjihad di jalan Allah) lalu mebunuh musuh atau dibunu musuh akan diberikan surga. Sementara Imam Hamzah, dan Kisai membacanya dengan فَيُقْتَلون ويَقْتٌلون (fayuqtalun wa yaqtulun) yang bermakna “terbunuh dan membunuh.” Dua pola bacaan ini meski berbeda makna tetapi keduanya juga dikehhendaki Al-Qur’an.
Pertemuan tersebut pada akhirnya ditutup dengan pemberian ijazah umum untuk para santri, para ustadz, dan dewan pengasuh yang hadir. Ijazah yang berisikan mata rantai keguruan syekh Abdul Aziz yang tersambug ke Imam Syafii hingg Rasulullah Saw.
Please login to comment