Semua mushaf Al-Quran yang tersebar di seluruh dunia Islam saat ini merupakan Mushaf Utsmani. Khalifah Utsman bin Affan ra. mengumpulkan para sahabat ra. kemudian membentuk panitia khusus untuk pengumpulan lembaran dan tulisan Al-Quran yang terpisah-pisah di antara mereka.
Singkatnya, setelah melalui proses panjang terkumpulah Al-Quran dari surat Al-Fatihah hingga An-Nas dalam satu buku. Mushaf Al-Quran di mana seluruh ayat Al-Quran terbukukan dalam satu buku ini kemudian kita kenal dengan sebutan Mushaf Utsmani.
Para sahabat sepakat untuk hanya menggunakan Mushaf Utsmani ini, dan tidak menggunakan selainnya. Mushaf kemudian ditulis beberapa rangkap dan disebarkan ke berbagi daerah kaum muslimin. Sejak saat itu, Mushaf Utsmani menjadi satu-satunya mushaf yang secara resmi digunakan oleh seluruh umat Islam. (Lihat Al-Wafi Syarah Syatibiyah karya Syekh Abdul Fattah Abdul Ghani Al-Qadhi)
Di kemudian hari, penyempurnaan atas tulisan mushaf terus berkembang. Penyempurnaan terutama pada pemberian syakal, titik, dan tanda waqaf. Hal ini dilakukan oleh para ulama ahli qira’at dalam rangka memberi kemudahan kepada kaum muslimin, terutama mereka dari kalangan ‘ajam atau non Arab.
Saat ini, setelah mengalami sekian penyempurnaan, paling tidak ada dua jenis teknik penulisan (rasm) Mushaf Utsmani yang ada pada kaum muslimin. Dari dua jenis teknik penulisan tersebut kemudian kita sebut dengan Mushaf Maghribi dan Mushaf Masyriqi.
Baca juga: Kewalian Imam Asy-Syatibi, Pembaharu Penulisan Ilmu Qira’at
Mushaf Maghribi dan Mushaf Masyriqi
Disebut Mushaf maghribi karena mushaf ini digunakan di wilayah barat Islam; barat Mesir hingga Afrika Utara dan Andalusia. Sedang Mushaf Masyriqi digunakan di wilayah timur Islam; dari Mesir ke timur hingga Indonesia dan sekitarnya.
Dari sisi qira’at ( bacaan) Mushaf Masyriqi merujuk pada riwayat Imam Hafs bin Sulaiman (w. 190 H) dari Imam ‘Ashim (w: 127 H). Sementara Mushaf Maghribi secara umum dari perawi Imam Nafi’ (w: 169 H) yaitu: Imam Qolun (w. 220 H) dan Imam Warasy (w. 197 H)
Sementara dari segi teknik penulisan, Mushaf Maghribi secara umum merujuk pada Al-Muqni’, karya Abu ‘Amr Ad-Dani (w. 444 H), salah seorang tokoh besar ilmu qira’at dan rasm utsmani dari Kordova Andalusia.
Dalam hal penulisan, Mushaf Maghribi memiliki ciri khas yang cukup mencolok dibanding Mushaf Masriqi. Antara lain:
1. Huruf fa (ف) dalam Mushaf Maghribi dengan titik satu di bawah bukan di atas.
2. Huruf qaf ( ق) menggunakan satu titik di atas; persis huruf fa dalam Mushaf Masyriqi.
3. Penulisan huruf nun (ن) di akhir kata tidak diberi titik.
4. Huruf lam alif (لا) yang huruf lam adalah yang belakang (kiri) dan alif yang depan.
5. Dalam Mushaf Maghribi hanya ada satu tanda waqaf.
6. Jumlah ayat sajdah hanya ada 11 sementara dalam Mushaf Masyriqi ada 15 ayat sajdah.
7. Dalam mushaf ini, pembagian juz ( 30 juz) tidak digunakan. Pembagian yang digunakan adalah hizib (60 hizib).
Baca juga: Membela Keragaman Qira’at Al-Qur’an dari Para Pengingkarnya
Hal ini menjadi sangat penting kita ketahui bersama, mengingat masa kita saat ini adalah era globalisasi. Segala perkembangan informasi di dunia mudah kita ketahui dan kita akses dengan cepat. Sehingga berbagai informasi yang kita dapat, sudah semestinya dibarengi dengan pengetahuan yang memadai.
Teringat sebuah video yang sempat viral di akhir tahun 2018 yang lalu. Seseorang mengunggah video Mushaf Maghribi dan menilainya sebagai mushaf yang ditahrif atau dipalsukan.
Hanya karena mushaf yang baru saja ia temukan ini memiliki beberapa perbedaan dari mushaf yang selama ini ia kenal, kemudian ia menilainya sesat. Semestinya ini tidak boleh terjadi, andai saja si pengunggah memiliki cukup pengetahuan tentang mushaf Al-Quran. Tanpa pengetahuan yang cukup, bisa saja kita salah paham dengan berita yang kita dapatkan. Bahkan lebih dari itu, bisa saja kita menyesatkan satu kebenaran hanya karena kebodohan kita. Alih-alih berbagi informasi, malah justeru pamer kebodohan kepada orang lain. Wal ‘iyadzu billah.