“Negara
Arab seperti Emirat membuat semua orang Arab berangan-angan
menjadi warga negaranya.” Demikian pertanyaan yang diterima oleh Maulana Syekh
Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah dalam salah satu pengajiannya.
Maulana
Syekh Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah berkomentar,
“Demi Allah aku tidak mendambakan hal itu.”
“Seandainya aku bukan warga Mesir,” lanjut beliau, “maka aku akan mendambakan menjadi warga Mesir. Seandainya aku bukan sufi, maka aku akan mendambakan menjadi seorang sufi. Seandainya aku bukan ahli bedah, maka aku akan mendambakan menjadi ahli
bedah.”
“Karena Allah menempatkanku pada semua hal itu,”
tandas beliau.
Syekh Yusri menasihati bahwa semua orang mestilah ridha dengan mazhabnya,
dengan zaman dia hidup, dengan
istri yang diberikan, profesi yang
diamanahkan, dan anak-anak yang dikaruniakan kepadanya.
“Anak-anak
tetanggamu yang kamu lihat sukses itu,” ujar dokter spesialis bedah asal Mesir
itu, “tidaklah lebih baik daripada anak-anak yang dikaruniakan padamu.”
Jika ada yang bertanya, “Bagaimana dengan anakku yang cacat?”
Beliau
menasihati: Kamu tidak mengetahui bahwa anakmu yang cacat itu merupakan sebab
kemuliaanmu. Dia adalah seorang wali
yang hidup bersama denganmu dalam rumahmu. Karena orang cacat merupakan para
wali.
Syekh
Yusri menyimpulkan: Ridhalah dengan bagianmu! Tidak perlu
mendambakan negara selain negaramu, tidak perlu mendambakan perempuan lain
selain istrimu karena istrimu merupakan perempuan terbaik untukmu, meskipun ada berjuta-juta
istri di muka bumi.. Istrimu adalah penyakit dan obatmu. Jadi tidak perlu berangan-angan apapun!”
~
Faedah ngaji Jumat siang, 20 Agustus 2021M, Masjid al-Asyraf,
Mukattam Kairo.