Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Shalat Witir: Hukum, Waktu dan Tata Cara Pelaksanaannya

Avatar photo
16
×

Shalat Witir: Hukum, Waktu dan Tata Cara Pelaksanaannya

Share this article

Shalat witir adalah shalat sunnah muakkad yang dilaksanakan dalam rakaat ganjil. Paling minimal dikerjakan satu rakaat. Waktu shalat witir setelah shalat Isya sampai tiba fajar.

Berikut penjelasan lengkap tentang shalat witir.

1. Shalat witir termasuk di antara shalat yang tidak disunnahkan berjamaah, kecuali di bulan Ramadhan maka disunnahkan.

2. Hukum shalat witir bagi umat nabi Muhammad Saw menurut jumhur ulama adalah sunnah, sedangkan dalam pandangan Imam Abu Hanifah shalat witir dihukumi sebagai shalat wajib. Walaupun hukum wajib dalam mazhab beliau memang berbeda dengan hukum fardhu.

3. Hukum shalat witir bagi Nabi sendiri adalah wajib, dan ini di antara khususiah (kekhususan) beliau Saw.

4. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah melakukan shalat Isya’ sampai terbit fajar, barang siapa yang shalat witir (sengaja dan tahu hukumnya) sebelum shalat Isya’ maka tidak sah.

5. Jika waktu shalat witir sudah lewat dan belum sempat melaksanakan shalat witir, maka disunnahkan menqadhanya.

6. Boleh melakukan shalat sunnah yang lain setelah melakukan shalat witir, tapi disunnahkan menjadikan shalat witir sebagai penutup dari rangkaian shalat malam.

7. Shalat witir boleh dilakukan dengan satu rakaat sampai sebelas rakaat dengan format bilangan ganjil. Barang siapa yang shalat witir (sengaja dan tahu hukumnya) lebih dari 11 rakaat maka tidak sah.

8. Ada dua format pelaksanaan shalat witir yang lebih dari satu rakaat, yaitu ‘Fashl’ dan ‘Washl’.

Fashl (pisah) adalah memisahkan tiga rakaat atau lebih menjadi dua bagian atau beberapa bagian dengan salam. Mudahnya, model fashl itu bisa dilihat dari adanya satu rakaat yang terpisah dari rakaat-rakaat sebelumnya.

Contoh:

Untuk yang 3 rakaat = 2 + 1

Untuk yang 7 rakaat = 2 + 2 + 2 + 1

Untuk yang 11 rakaat = 10 + 1, dll.

Washl (sambung) adalah menyambung satu rakaat terakhir dengan rakaat-rakaat sebelumnya.

Contoh:

Untuk yang 3 rakaat = 3 sekaligus dengan satu salam.

Untuk yang 5 rakaat = 2+3 atau 5 sekaligus dengan satu salam, dll.

9. Bagi yang shalat Washl (sambung), boleh baginya :

a. Tasyahhud pada rakaat terakhir saja.

b. Tasyahhud pada dua rakaat terakhir dari witir. Misalnya untuk shalat witir yang 5 rakaat sekaligus, tasyahhudnya pada rakaat ke-4 dan ke-5.

Tidak boleh lebih dari itu, dan yang utama adalah mencukupkan shalat witir dengan satu tasyahhud.

10. Shalat witir dengan format fashl (pisah) lebih utama dari bentuk washl (sambung).

11. Tidak boleh melakukan 2 shalat witir dalam satu malam.

12. Disunnahkan untuk qunut pada rakaat terakhir dari shalat witir di pertengahan terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dalam hadits sayyidina Umar.

Kontributor

  • Amru Hamdany

    Mahasiswa Fakultas Syariah Islamiyah, Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Asal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Suka mengkaji fikih.