Scroll untuk baca artikel
Ramadhan kilatan
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Miskonsepsi Tentang Islam

Avatar photo
304
×

Miskonsepsi Tentang Islam

Share this article

Islam adalah salah satu agama terbesar di dunia, namun juga salah satu yang paling sering disalahpahami. Karena berbagai alasan—baik itu politik, ekonomi, media yang bias, atau ketakutan terhadap “yang berbeda”—berbagai ketidakbenaran dan kesalahpahaman tentang Islam telah tersebar. Kunci untuk memahami Islam dan umat Muslim adalah dengan menghindari stereotip dan menilai setiap situasi berdasarkan ajaran Islam dan sumber-sumber yang autentik.

 

  1. Umat Muslim Tidak Memiliki Nilai-Nilai Luhur & Baik Seperti Non-Muslim

Sebagian orang menuduh bahwa nilai-nilai Islam tidak sejalan dengan nilai-nilai baik yang dianggap “Barat”. Tuduhan seperti ini sangat jauh dari kenyataan. Umat Muslim menjunjung tinggi nilai-nilai universal dan mulia seperti:

  • Jujur dan adil
  • Menepati janji
  • Memberikan kebebasan beragama
  • Menghormati orang tua, kerabat, tetangga, dan orang tua (lansia)
  • Bersedekah, dermawan, dan peduli terhadap fakir miskin
  • Tidak berbohong, menipu, berkata kasar, atau menggunjing siapa pun

Muslim diperintahkan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan selalu berperilaku dengan akhlak terbaik dan tindakan yang terpuji. “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (al-Hadis)

  1. Umat Muslim Menyembah Tuhan Baru yang Bernama Allah

Kata “Allah” hanyalah kata dalam bahasa Arab yang berarti Tuhan Yang Maha Kuasa—sebuah kata yang kaya makna dan merujuk pada Tuhan yang Esa dan Tunggal. Kata “Allah” juga digunakan oleh orang Kristen dan Yahudi berbahasa Arab untuk menyebut Tuhan. Umat Muslim menyembah Tuhan yang sama seperti yang disembah oleh Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa ‘alaihimussalam.

Namun, meskipun Muslim, Yahudi, dan Kristen sama-sama percaya kepada Tuhan Sang Pencipta, konsep mereka tentang Tuhan sangat berbeda. Misalnya, umat Islam menolak gagasan bahwa Tuhan memiliki sekutu atau merupakan bagian dari “trinitas”, dan hanya menyandarkan kesempurnaan kepada Allah Yang Maha Esa.

  1. Islam Membolehkan Terorisme

Media pada umumnya menggambarkan siapa pun Muslim yang terlibat dalam peperangan sebagai teroris, tanpa melihat apakah ia berperang dengan adil atau zalim, atau apakah ia menindas orang lain atau justru sedang tertindas.

Dalam Islam, menyerang warga sipil tak berdosa dalam peperangan adalah tindakan tercela yang jelas dilarang. Bahkan, umat Islam tidak dibolehkan merusak tanaman atau membunuh hewan secara sembarangan—apalagi menghilangkan nyawa manusia yang tidak bersalah. Namun penting untuk membedakan antara aksi terorisme dengan perlawanan sah terhadap penjajahan, karena keduanya adalah hal yang sangat berbeda. Al-Qur’an menegaskan betapa seriusnya dosa membunuh orang tak berdosa, dan menekankan nilai nyawa manusia:

“Barangsiapa membunuh satu jiwa tanpa alasan yang benar, seolah-olah ia telah membunuh seluruh manusia. Dan barangsiapa menyelamatkan satu jiwa, seolah-olah ia telah menyelamatkan seluruh manusia.” (Q.S. Al-Mā’idah: 32)

  1. Islam Menindas Perempuan

Dalam Islam, laki-laki dan perempuan dipandang setara di hadapan Allah, baik dalam hal pahala maupun tanggung jawab atas perbuatan mereka. Satu-satunya yang membedakan manusia di sisi Allah hanyalah ketakwaannya.

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (Q.S. Al-Ḥujurāt: 13)

Ayat ini membuktikan bahwa kemuliaan dan derajat seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan, warna kulit, jenis kelamin, atau status sosial—tetapi oleh tingkat ketakwaannya. Islam memberikan perempuan kehormatan dan hak-hak penuh, seperti:

  • Hak atas pendidikan
  • Hak memilih pasangan
  • Hak atas warisan
  • Hak meminta cerai
  • Hak atas penghasilan yang setara

Allah, Sang Pencipta laki-laki dan perempuan, menetapkan peran dan tanggung jawab yang berbeda bagi masing-masing—berdasarkan perbedaan fitrah dan kemampuan, bukan diskriminasi. Namun memang, ada sebagian perempuan Muslim yang tertindas dan tidak diberikan hak-haknya. Tapi ini bukan karena ajaran Islam, melainkan karena praktik budaya atau adat di sebagian negara yang tidak ada hubungannya dengan Islam.

  1. Al-Qur’an Hanyalah Buku Sejarah atau Puisi Biasa

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang literal dan Ilahi, yang berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui malaikat Jibril yang menjadi mukjizat untuk menantang dengan cara membuat satu surat yang sebanding dengannya. Al-Qur’an menjadi tolok ukur kebenaran, berisi petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia.

Di dalamnya, Allah menyebutkan berbagai pelajaran dari generasi terdahulu dan kisah para Nabi agar kita bisa belajar dari pengalaman mereka. Al-Qur’an juga mengajarkan tentang diri kita sendiri, Tuhan kita, dan tujuan hidup ini—yaitu untuk mengenal dan mengakui keesaan Allah serta menyembah-Nya semata. Allah tidak menciptakan manusia untuk hidup tanpa arah atau tujuan. Ujian keimanan adalah bagaimana manusia menggunakan akalnya, kehendak bebas, dan daya nalarnya untuk merenungi dan mengenali tanda-tanda kebesaran Allah—dan salah satu tanda terbesar itu adalah Al-Qur’an.

Cara terbaik untuk mengetahui apa isi Al-Qur’an sebenarnya adalah dengan membacanya langsung. Al-Qur’an juga mengandung banyak mukjizat, agar manusia tidak ragu terhadap keaslian dan kebenarannya.

  1. Hijab itu Bentuk Penindasan

Dalam Islam, hijab bagi perempuan Muslim berarti menutup aurat tubuh dengan pakaian yang longgar dan sopan, agar tidak menonjolkan bentuk tubuh di hadapan laki-laki yang bukan mahram. Hijab bukan hanya soal pakaian, tapi juga mencerminkan cara bicara yang baik, sikap yang terhormat, dan akhlak yang mulia. Meskipun hijab memiliki banyak manfaat, alasan utama perempuan Muslim mengenakan hijab adalah karena itu adalah murni perintah dari Allah (Illat-nya Ta’abbudi), dan Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya.

Hijab justru memberdayakan perempuan, karena menekankan kecantikan batin dan spiritual, bukan sekadar penampilan fisik. Hijab memberi perempuan kebebasan untuk aktif di masyarakat, sambil tetap menjaga kehormatan dan harga diri. Hijab bukan simbol penindasan, paksaan, atau keterbelakangan.

Sebaliknya, hijab adalah benteng dari komentar merendahkan, perlakuan yang tidak diinginkan, dan diskriminasi yang tidak adil. Jadi, kalau kamu melihat seorang Muslimah berhijab, ketahuilah bahwa yang ia tutupi adalah penampilan fisiknya, bukan akalnya atau intelektualnya.

  1. Semua Muslim adalah Orang Arab

Faktanya, hanya sekitar 20% umat Muslim di dunia yang berasal dari bangsa Arab. Artinya, sekitar 80% Muslim lainnya bukan orang Arab. Misalnya, jumlah Muslim di India dan Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Muslim Arab. Islam mengajarkan bahwa tidak ada satu pun manusia yang lebih unggul dari yang lain karena ras atau warna kulit. Islam secara tegas menolak segala bentuk rasisme. Islam membawa pesan universal bagi seluruh umat manusia—yaitu bahwa kedamaian dan keberhasilan hanya bisa diraih dengan mengakui dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

  1. Jihad adalah terorisme

Makna utama dari jihad adalah berjuang dan berkorban untuk agama dengan cara yang diridhai oleh Allah. Secara bahasa, jihad berarti “berjuang”, dan bisa mencakup berbagai hal seperti:

  • Berusaha melakukan amal kebaikan
  • Bersedekah
  • Atau ikut dalam perjuangan militer Islam (dalam konteks yang sah)

Bentuk jihad yang paling dikenal adalah jihad militer. Ini diperbolehkan dalam Islam untuk menjaga kebaikan masyarakat, mencegah kezaliman, dan menegakkan keadilan. Jihad militer ini bisa bersifat defensif (bertahan) atau ofensif (menyerang), tergantung situasinya. Namun, menyamakan jihad dengan terorisme adalah kesalahpahaman yang besar.

  1. Muslim Menyembah Nabi Muhammad atau Dewa Bulan

Islam mengajarkan umatnya untuk menghormati seluruh nabi dan rasul Allah—tapi menghormati dan mencintai mereka tidak berarti menyembah mereka. Salah satu kesalahpahaman yang sering muncul adalah anggapan bahwa umat Muslim menyembah Nabi Muhammad ﷺ. Ini sangat tidak benar, dan langsung dibantah oleh sabda beliau sendiri:

“Janganlah kalian memujiku secara berlebihan seperti halnya orang Kristen memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya.”

Ada juga tuduhan bahwa Muslim menyembah “dewa bulan”, yang juga sepenuhnya salah. Menyembah bulan, matahari, atau apa pun selain Allah adalah larangan keras dalam Islam.

“Janganlah kalian sujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakan keduanya, jika kalian benar-benar menyembah-Nya.” (Q.S. Fuṣṣilat: 37)

Islam mengakui bahwa Allah itu sempurna, Mahabesar, dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Dia adalah Yang Maha Adil dan Maha Penyayang. Mengesakan Allah dan menyembah-Nya saja adalah inti dari ajaran Islam, dan disebutkan berulang kali dalam Al-Qur’an.

  1. Islam Membolehkan Pernikahan Paksa

Pernikahan yang diatur (arranged marriage) adalah praktik budaya yang umum di beberapa negara, dan tidak terbatas hanya pada umat Islam. Namun sayangnya, pernikahan paksa sering keliru dikaitkan dengan Islam. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan memiliki hak penuh untuk memilih atau menolak calon pasangan mereka. Sebuah pernikahan tidak sah secara syariat jika tidak ada persetujuan tulus dari pihak perempuan sebelum akad berlangsung.

  1. Islam Memaksa Orang untuk Masuk Islam

Memang menjadi kewajiban bagi umat Muslim untuk menyampaikan pesan Islam yang indah kepada orang lain, tapi tidak ada paksaan dalam menerima Islam. Seseorang harus benar-benar percaya dan menaati Allah secara ikhlas dan sukarela agar dianggap sebagai Muslim sejati. Jadi, secara definisi, tidak mungkin (dan tidak boleh) ada paksaan dalam menerima Islam.

“Tidak ada paksaan dalam (menerima) agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (Q.S. Al-Baqarah: 256)

Contoh nyata dari hal ini:

  • Indonesia menjadi negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia tanpa ada perang atau penjajahan untuk menyebarkan Islam di sana.
  • Sekitar 14 juta umat Kristen Koptik Arab telah hidup di jantung wilayah Arab selama beberapa generasi.
  • Islam adalah salah satu agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia Barat saat ini.
  • Berjihad untuk melawan kezaliman dan menegakkan keadilan memang diperbolehkan, tapi memaksa orang masuk Islam tidak termasuk dalam alasan yang dibenarkan untuk berjihad.
  • Muslim pernah menguasai Spanyol selama sekitar 800 tahun, tetapi tidak pernah memaksa masyarakatnya untuk memeluk Islam.

Kesimpulan

Mempelajari Islam dari sumber yang tidak terpercaya dan tanpa klarifikasi bisa sangat berbahaya, karena akan menimbulkan kesalahpahaman dan gambaran yang keliru. Jangan mudah tertipu oleh informasi yang salah atau mitos tentang Islam—agama yang dianut oleh lebih dari seperempat populasi dunia. Apakah pesan Islam, sebagai petunjuk hidup untuk seluruh umat manusia, tidak layak untuk kita renungi dan kaji dengan hati-hati?

Hamba terjemahkan dari majalah Risalah al-Islam yang telah mendapatkan lisensi dari Lembaga Riset Islam di bawah Naungan al-Azhar al-Syarief (Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah al-Azhar al-Syarif)

Kontributor

  • Habib Muhammad Jinan

    Mahasiswa asal Jakarta yang sedang menempuh jenjang pendidikannya di fakultas Syariah Islamiyah, universitas al-Azhar, Kairo. Suka membaca untuk menjalani kehidupan. Bisa dihubungi melalui Instagram: @jjinan_