Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Hidâyah al-Bârî, Syarah Shahih Bukhari Sunda Pegon dari Sukabumi

Avatar photo
34
×

Hidâyah al-Bârî, Syarah Shahih Bukhari Sunda Pegon dari Sukabumi

Share this article

Hidâyah al-Bârî: Syarah
Kitab Shahih Bukhari Berbahasa Sunda Pegon Karya KH. Ahmad Sanusi Sukabumi
(1931)

Berikut ini adalah
kitab berjudul “Hidâyah al-Bârî fî Bayân Tafsîr al-Bukhârî” karya KH.
Ahmad Sanusi b. Abdurrahim (w. 1950), seorang ulama besar Tatar Sunda yang juga
tokoh pejuang kemerdekaan RI asal Sukabumi (Jawa Barat).

Kitab “Hidâyah
al-Bârî”
merupakan syarah dan terjemah dari kitab hadits “Shahih
Bukhari”
berbahasa Sunda aksara Arab (Sunda Pegon). Dalam sejarah
perkembangan tradisi keilmuan Islam di Tatar Sunda, keberadaan karya ini sangat
penting, karena bisa dibilang sebagai syarah dan terjemah kitab “Shahih
Bukhari”
pertama yang ditulis dalam bahasa Sunda.

Dalam muqaddimahnya
yang singkat, KH. Ahmad Sanusi menulis:

أما بعد. مڠك اي كتاب دڠرانن “هداية الباري في بيان تفسير
البخاري” هرتنا ڽاية فتودهنا ݢستي الله أنو ڠادامل سكابيه مخلوق دنا نراڠكن
كان تفسير حديث بخاري

(Ammâ ba’du. Mangka ieu
kitab dingaranan “Hidâyah al-Bârî fî Bayân Tafsîr al-Bukhârî” hartina
nyaeta “Pituduhna Gusti Alloh Anu Ngadamel Sakabeh Makhluk dina Nerangkeun
kana Tapsir Hadits Bukhari”
[Ammâ ba’du. Maka ini kitab dinamakan “Hidâyah
al-Bârî fî Bayân Tafsîr al-Bukhârî”
yang berarti “Petunjuk Allah Sang
Maha Pencipta Segala Makhluk dalam Menerangkan Tafsir Hadits-Hadits Sahih
Bukhari])

Karya ini ditulis oleh
KH. Ahmad Sanusi dalam masa pembuangannya di Tanah Tinggi (Batavia) dan
dipublikasikan secara berkala selama satu bulan satu kali.

Dalam kolofon, edisi
perdana dari karya ini disebutkan terbit pada 1 September 1931 M. Tertulis pada
halaman sampul kitab dalam bahasa Sunda (aksara Latin): “1 September 1931.
Tahoen ka I. Tapsir Boechori. Dikaloearken 1 boelan sakali oleh H. Ahmad
Sanoesi bin Hadji Abdoerrohim Tanah Tinggi Senen no. 191 Batavia Kramat. Harga
langganan 3 boelan f. 1.20”.

Pihak yang mencetak
kitab tersebut adalah “kantor percetakan Harun b. Ali”, yang beralamat di
Pekojan nomor 3, Batavia. Tertulis di sana:

توكو كتاب سرڠ كنتور چتك هارون بن علي نومر 3 فكوجن بتاوي

(Toko kitab sareng
kantor citak Harun bin Ali nomer 3 Pekojan Betawi [Toko kitab dan kantor cetak
Harun b. Ali nomer 3, Pekojan, Batavia)

KH. Ahmad Sanusi
menjelaskan, bahwa sesungguhnya keinginan untuk menulis syarah dan terjemah
kitab “Shahih Bukhari” dalam bahasa Sunda Pegon telah terbersit sejak
lama di dalam hatinya. Namun, keinginan tersebut baru dapat direalisasikannya
pada masa tersebut (1931). Tertulis di sana:

هاتور اونڠا كاسدايا جوراݢن٢ فرمؤس الحمد لله نمبي اينا جسم كوريڠ
تياس ڠلوركن اي تفسير بخاري تياء. نو سكتو فارنتوس لامي ڤسن دلامون نا

(Hatur uninga ka sadaya
juragan-juragan para maos. Alhamdulillah nembe ayeuna jisim kuring tiasa
ngaluarkeun ieu Tapsir Bukhari tea, nu sakitu parantos lami pisan dilamunana
[Diberitahukan kepada semua tuan para pembaca. Alhamdulillah baru sekarang saya
bisa mengeluarkan Tafsir Bukhari ini, yang sebenarnya telah sejak lama saya
rencanakan])

Jilid ke-1 dari kitab “Hidâyah
al-Qârî”
ini terdiri dari 32 halaman. Separuh dari keseluruhan halaman
jilid tersebut berisi muqaddimah dan pengantar kajian ilmu hadits serta
biografi Imam Bukhari yang ditulis oleh KH. Ahmad Sanusi. Setelah pengantar
tersebut, barulah kemudian KH. Ahmad Sanusi mulai mensyarah hadits-hadits
Bukhari.

* * *

Dalam bentangan narasi
besar (grand narrative) sejarah peradaban Islam di Tatar Sunda, sosok KH. Ahmad
Sanusi tercatat memiliki peran penting dalam mengembangkan tradisi intelektual
Islam di wilayah tersebut pada paruh pertama abad ke-20 M. Di antara sejumlah
ulama Tatar Sunda yang hidup di kurun masa tersebut, KH. Ahmad Sanusi adalah
yang paling produktif menulis sejumlah karya.

Tercatat lebih dari 120
buah karya yang ditulis oleh KH. Ahmad Sanusi. Mayoritas karya-karyanya
berbahasa Sunda aksara Arab (Sunda Pegon). Martin van Bruinessen dalam “Kitab
kuning: Books in Arabic Script Used in the Pesantren Milieu; Comments on a New
Collection in the KITLV Library”
(1990: 237) menyebut karya-karya yang
ditulis oleh KH. Ahmad Sanusi sebagai “satu dari tiga karya orisinal ulama
Sunda”.

Bidang kajian yang
digarap oleh KH. Ahmad Sanusi dalam karya-karyanya meliputi pelbagai disiplin
keilmuan Islam, seperti tafsir al-Qur’an, hadits, fikih, tauhid, tasawuf dan
lain-lain.

Dalam bidang tafsir
al-Qur’an, misalnya, KH. Ahmad Sanusi menulis sembilan buah karya, tiga di
antaranya yaitu “Raudhah al-‘Irfân”, “Tamsyiyyah al-Muslimîn”, dan “Malja
al-Thâlibîn
”. Jajang A. Rohmana dalam “Sejarah Tafsir al-Qur’an di Tatar
Sunda”
(2015) telah mengkaji ketiga karya tafsir tersebut dan memetakannya
dalam diskursus tafsir al-Qur’an di wilayah Tatar Sunda.

Karya-karya yang
ditulis oleh KH. Ahmad Sanusi juga mencerminkan ideologi keislamannya yang
berhaluan tradisionalis, yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja). Ideologi ini
terafiliasi dengan konsep pemikiran Imam al-Asy’arî atau Imam al-Mâturîdî dalam
teologi (akidah), Imam al-Syâfi’î atau imam mazhab empat lainnya dalam
yurisprudensi (fikih), serta Imam al-Ghazâlî dan ulama besar tasawuf lainnya
dalam esoterisme (akhlak).

Melalui karya-karyanya
pula, KH. Ahmad Sanusi mengungkapkan penolakannya terhadap ideologi Islam
puritan yang berhaluan modernis dan tidak memiliki afiliasi konsep pemikiran
dalam pemahaman teologis, yurisprudensi dan esotetisme Islam.

Meski dalam
kapasitasnya sebagai seorang ulama besar, namun sikap kerendah-hatian KH. Ahmad
Sanusi dan keluhuran budinya dapat kita rasakan dalam sebagian besar
karya-karyanya.

Dalam kitab “Hidâyah
al-Bârî”
yang telah kita diskusikan di muka, misalnya, KH. Ahmad Sanusi tak
segan-segan untuk meminta doa dari para pembacanya agar karya tersebut dapat
bermanfaat bagi umat Muslim dan dapat diterima di sisi Allah Ta’ala. KH. Ahmad
Sanusi menulis:

كمرݢي ايت هنت ايا سانيس مڠݢه كاسدايا جوراݢن٢ فرمؤس كرس ڠاووه٢ كو
دعاء، موݢي٢ ݢوستي الله نو مها سوچي ڠاجنتنن كن منفعة دنيا آخرة كا سدايا قوم
مسلمين اي تفسير سرڠ سادايا كتاب٢ كراجنن جسم كوريڠ

(Kumargi eta henteu aya
sanes manggah ka sadaya juragan-juragan para maos kersa ngawohwoh ku doa,
mugi-mugi Gusti Alloh Nu Maha Suci ngajantenkeun mangpaat dunya aherat ka
sadaya kaum Muslimin ieu tapsir sareng sadaya kitab-kitab karajinan jisim
kuring [Oleh karenanya tiada harapan lain dari para tuan pembaca kecuali agar
dapat berkenan memanjatkan doa, semoga Allah Yang Maha Suci dapat menjadikan
karya kitab ini bermanfaat di dunia dan akhirat bagi seluruh umat Muslim,
demikian pula halnya kitab-kitab lainnya yang saya upayakan])

Wallahu A’lam.

Sukabumi, Agustus 2021
Alfaqir A. Ginanjar Sya’ban

Kontributor

  • A. Ginanjar Syaban

    Nama lengkapnya Dr. Ahmad Ginanjar Sya'ban, MA. Filolog Muda NU ini adalah pakar naskah Islam Nusantara. Sehari-hari menjadi dosen di UNU Jakarta, dan aktif menulis juga menerjemah buku-buku berbahasa Arab.