Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Karbala: Muslim bin Aqil, Utusan Husein di Irak (3)

Avatar photo
26
×

Karbala: Muslim bin Aqil, Utusan Husein di Irak (3)

Share this article

Pasca
kematian Muawiyah dan pengangkatan putranya sebagai khalifah, silih berganti berita
dan surat dari penduduk Irak terkirim kepada Sayyidina Husein, yang intinya: mengajak
dan membujuknya agar bersedia datang ke Irak dan mereka berjanji akan mengangkatnya
sebagai khalifah pengganti Yazid. Mereka juga menjelaskan terjadinya perpecahan
kaum muslimin di Irak yang tak akan teratasi kecuali dengan kehadirannya.

Menanggapi
masalah ini, Sayyidina Husein tak tinggal diam
. Maka
diutuslah Muslim bin Aqil (sepupu Husein) ke Irak untuk memastikan kebenaran
kabar
tersebut.

Jikalau
memang benar adanya maka tindakan yang diambil Sayyidina Husein adalah dia beserta
seluruh keluarga dan para pembantu akan berangkat ke Kufah untuk mencari
bantuan,  jikalau pemerintah pihak Irak
tidak menerima kehadirannya.

Muslim
bin Aqil
berangkat dengan membawa 2 orang penunjuk jalan. Mereka berdua nanti mati di perjalanan karena kehausan.

Karena
itu, Muslim meminta izin kepada Husein agar
mengubah

tujuan ke Kufah untuk meminta informasi lebih dalam kepada penduduk setempat
terkait berita tentang penduduk Irak.

Sesampainya
Muslim di Kufah,
dia tinggal sementara di rumah salah seorang
penduduk bernama Muhtar bin Abi Ubaid.
Mendengar
kedatangan
nya, penduduk Kufah berduyun mendatanginya.

Di
hadapan Muslim bin Aqil, mereka bersaksi akan melindungi serta mengangkat Sayyidina
Husein sebagai pengganti Khalifah, serta siap mengorbankan seluruh jiwa dan
raganya untuk menolong dia dan Ahlul bait.

Para
ahli tarikh mentaksir jumlah keseluruhan mereka saat itu berkisar 18.000 orang.

Muslim
bin
Aqil
lalu menyampaikan kepada Sayyidina Husein bahwa penduduk Kufah telah bersatu atas baiat dan persatuan kaum Muslimin
melawan kezaliman.

Setelah
mendengar kabar ini
, maka segeralah Sayyidina Husein
beserta Ahlul bait berangkat menuju Kufah. 

Kontributor

  • Muhammad Fahmi Salim

    Alumni S1 Univ. Imam Syafii, kota Mukalla, Hadramaut, Yaman. Sekarang aktif mengajar di Pesantren Nurul Ulum dan Pesantren Al-Quran As-Sa'idiyah di Malang, Jawa Timur. Penulis bisa dihubungi melalui IG: @muhammadfahmi_salim