“Wahai Ayyub! Apa argumentasimu di hadapan Allah ketika Dia
bertanya, ‘Bukankah Aku telah menjadikanmu sebagai penguasa Mesir, kemudian
mengapa engkau membolehkan penjualan minuman keras (khamar)?”
Bentak Sulthanul Ulama, Izzuddin Abdissalam. Wajah beliau memerah. Raja
Mesir ketika itu ketakutan mendengar bentakan beliau.
“Apakah ini terjadi?” Tanya raja.
Syaikh Izzuddin menjawab, “Iya. Di tempat si Fulan, minuman keras dijual dan kamu masih seenak-enaknya
berfoya-foya dengan nikmat kekuasaan!”
Syaikh Izzuddin menyampaikan dengan keras teguran itu dan para tentara
diam melongo melihatnya. Sang raja berusaha menanggapi.
“Itu bukan saya yang melakukan. Tapi sudah ada sejak masa ayah saya.”
Syaikh Izzuddin menimpali.
“Berarti kamu termasuk orang Jahiliyah yang mengatakan, ‘Kami menemukan
kakek-kakek melakukan demikian!’”
Setelah itu Raja Ayyub bertekad untuk memberangkas tempat penjualan
minuman keras tersebut sebab Sulthanul Ulama, yaikh Izzuddin.
Kemudian muridnya, al-Baji bertanya, “Tidakkah engkau takut kepada Raja
Ayyub (penguasa Mesir ketika itu)?”
Beliau menjawab, “Demi Allah, anakku. Aku menghadirkan kebesaran Allah,
maka sang raja di dahapanku bagaikan seekor kucing!”
Semoga Indonesia aman dari bahaya miras.