Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Yang Dilakukan Shalahuddin Al-Ayyubi Sebelum Membebaskan Palestina

Avatar photo
28
×

Yang Dilakukan Shalahuddin Al-Ayyubi Sebelum Membebaskan Palestina

Share this article

Beberapa hari sebelum melakukan agresi militer ke Hatthin, Palestina untuk membebaskan kawasan tersebut dari cengkeraman Tentara Salib, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, pahlawan Islam yang dikenal sebagai penakluk Tentara Salib itu, memanggil pemangku kepolisian negara (kira-kira untuk konteks saat ini sama dengan menteri dalam negeri).

Shalahuddin al-Ayyubi berkata, “Pak polisi, segera umumkan kepada semua warga agar nanti malam mereka tidur tanpa menutup pintu rumahnya dan para pemilik toko pulang ke rumahnya tanpa menutup tokonya.”

Mendengar titah sultan itu, si pejabat terbelalak heran. Ia hendak berbicara, tetapi, “Sudah, sudah, lakukan saja apa yang aku perintahkan!” sergah sang sultan.

Maka tak bisa lain, para petugas pun disebar untuk memaklumatkan titah sultan. Kala itu, kota Damaskus dihuni oleh tidak kurang dari 150 ribu penduduk, suatu angka yang cukup padat untuk konteks zaman itu, kira-kira jutaan orang untuk konteks saat ini.

Hari kedua, sultan memanggil lagi pejabat kepolisian dan memberikan perintah yang sama. Begitu pun pada hari yang ketiga. Kemudian, hari yang keempat, sultan memanggilnya lagi,

“Ada laporan pencurian, Pak Polisi?” tanya sultan.

“Ampun, Paduka Sultan, tidak ada.”

Sultan lalu menoleh pada panglima tentara yang ikut hadir pada kesempatan itu,

“Nah, sekarang, Panglima, kerahkan semua tentara untuk bergerak menuju Hatthin. Demi Allah, andai dalam tiga malam yang lalu ada satu saja kasus pencurian, niscaya aku tunda penyerangan hingga sepuluh tahun ke depan.”

Pesan moral di balik kisah ini adalah bahwa membangun stabilitas dalam negeri itu prasyarat yang mutlak harus dipenuhi sebelum melakukan agresi militer atau aktivitas politik apa pun di luar. Dan stabilitas dalam negeri itu hanya akan tertata apik manakala para pemangku negara telah memiliki integritas moral yang tinggi.

إذا صلُح الراعي صلُحت الرعية

Sumber: Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibn Katsir

Kontributor

  • KH. Zainul Muin Husni

    Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Universitas Nurul Jadid, Probolinggo Jawa Timur