Buku
Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an, kitab terbaru Gus Awis yang mengkaji makna al-Quran
Kiai Muhammad Afifuddin Dimyati, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur menulis karya terbaru dalam disiplin al-Quran berjudul Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an. Ini merupakan kitab beliau yang ke-11, lebih spesifik lagi, kitab ke-6 yang diterbitkan di Mesir.
Di antara kelebihan kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an ini antara lain membahas dan menyajikan beberapa cabang ilmu al-Quran yang cukup jarang dikaji di Indonesia khususnya di dunia kampus. Gus Awis—sapaan akrab KH. M. Afifuddin Dimyati—lebih menitikberatkan pada kajian makna al-Quran.
Secara spesifik kitab setebal 354 halaman ini membahas ilmu I'rob al-Qur'an yang sangat penting dalam mengetahui kedudukan kata dan fungsinya dalam menjelaskan makna. Kitab ini juga membahas Ilmu Ghorib al-Quran yang menjelaskan makna kata dan ungkapan al-Quran yang sulit dipahami karena keterbatasan pengguna bahasa Arab.
Selain itu, kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an juga menyajikan ilmu Musykil al-Qur'an yang fokus pada upaya menyelaraskan beberapa lafal dan ayat yang pemahaman maknanya tampak berlawanan, juga membahas Ilmu Mutasyabih al-Quran (Lafdhi) yang berusaha menerangkan rahasia makna ayat yang terulang dalam al-Quran dengan sedikit perubahan pada huruf atau kata.
Kitab ini mengkaji al-Wujuuh wa an-Nadhair fil Qur'an yang menyajikan lafal-lafal al-Qur'an yang mempunyai makna berbeda-beda sesuai konteks ayatnya masing-masing. Kitab ini juga menampilkan kajian Kulliyaat al-Quran yang mengumpulkan lafal-lafal al-Quran yang mempunyai makna yang konsisten dalam al-Quran. Kitab ini semakin lengkap dengan kajian al-Hakikat wal Majaz, pembahasan Huruf al-Ma'ani serta beberapa asalib al-Qur'an.
Ide menulis kitab kajian makna al-Quran
Gus Awis menceritakan bahwa ketika beberapa tahun lalu, ada Mata Kuliah "baru" yang diajarkan kepada mahasiswa prodi Ilmu al-Quran dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin, yaitu Mata Kuliah Ma’anil Qur'an (Makna al-Quran), beliau diajak oleh beberapa sahabat dosen Ilmu Al Qur'an dan Tafsir di UINSA Surabaya berdiskusi membicarakan kisi-kisi materi dalam MK Ma’anil Qur'an. Dalam kesempatan diskusi itu, beliau menawarkan beberapa tema yang dianggap bagian integral dari kajian Ma’anil Qur'an.
Diskusi sembari lalu itu menggugah semangat Gus Awis untuk menggali dan mencari tema-tema yang menjadi pembahasan kitab-kitab Ma’anil Qur'an yang bertahun-tahun telah menghiasi peradaban tafsir al-Quran.
Pertanyaan-pertanyaan teman dosen beliau terkait kisi-kisi MK Ma’anil Qur'an itulah yang kemudian memotivasi Gus Awis untuk menjadikan materi Ma’anil Qur'an sebagai salah satu target kitab yang harus beliau tulis dan terbitkan. Dan alhamdulillah, buah kerja keras intelektual beliau akhirnya terealisasikan pada pertengahan tahun 2021.
Dalam menulis kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an, Gus Awis mengambil rujukan-rujukan primer dari kitab-kitab Ma'anil Qur'an, Kebahasaan Arab, dan Ulumul Qur'an.
Kitab Gus Awis yang ditulis dalam bahasa Arab
Gus Awis menulis kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an dalam bahasa Arab dan menjadi kitab keenam beliau yang diterbitkan di Mesir.
Alasan beliau lebih memilih bahasa Arab dalam menulis kitab ini antara lain pengkaji ilmu al-Qur'an dan Tafsir rata-rata sudah menguasai bahasa Arab, sehingga bahasa Arab tidak akan menjadi kendala mereka dalam mengambil manfaat. Kemudian jangkauan bahasa Arab lebih luas dalam masyarakat Islam, sehingga penulisnya berharap kitab ini akan dapat diakses lebih luas dan manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak orang. Selain itu, secara subjektif, Gus Awis sudah lebih terbiasa menulis dengan bahasa Arab.
Kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an ini sudah direview dan diberi pengantar oleh Prof. Dr. Muhammad Hasan Usman, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Arab di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Gus Awis meminati kajian al-Quran sedari remaja. Beliau sudah mengkhatamkan al-Quran 30 juz di Pondok Pesantren al-Quran Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta sebelum melanjutkan studi di Universitas al-Azhar. Beliau lahir di Jombang Jawa Timur pada 7 Mei 1979. Gus Awis adalah putra Kiai Dimyati bin Kiai Romli at-Tamimi. Kakek beliau merupakan Mursyid Tariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Ibunda beliau bernama Bu Nyai Hj. Muflichah, yang nasabnya bersambung kepada pesantren Langitan, Tuban, tepatnya kepada KH. Ahmad Marzuki Zahid.
Usai lulus dari al-Azhar pada tahun 2002, Gus Awis menempuh studi magisternya di di Khartoum International Institute for Arabic Language di kota Khartoum Sudan dan lulus tahun 2004 dengan predikat Cum Laude. Kemudian merampungkan pendidikan doktoralnya di Neelain University dan selesai pada tahun 2007.
Kitab karangan Gus Awis yang ditulis dalam bahasa Arab antara lain Muhadarat fi ilm al-lughat al-ijtima’i (Ilmu Bahasa), Ilmu at-tafsir, Usuluhu wa manahijuhu (ilmu tafsir), Mawarid al-bayan fi ulum al-qur’an (ilmu al-Quran), Shafa’ al-lisan fi I’rob al-qur’an, Surat al-fatihah wa as-sajdah wa al-insan (Ilmu I’rab), Irsyad ad-darisin fi ijma’ al-mufassirin (ilmu tafsir), Jam’ al-abir fi kutub at-tafsir (Ilmu Tafsir), Majma’ al-bahrain fi ahadits at-tafsir min as-sahihain, Asy-syamil fi balaghat al-qur’an (Ilmu Balaghah atau Retorika Al-Qur’an), Jadawil al-fusul fi ilm al-usul (usul fikih), Al-mukhtasar al-latif fi ulum al-hadits as-syarif (Ilmu Hadis) dan yang terbaru adalah kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an ini.
Kitab Mabahits fi Ma’ani al-Qur’an sedianya masih berada di Mesir dan akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat ini.
Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.