Artikel
Pandemi Covid-19 dan Anjuran Ulama Tentang Wabah
Pandemi Covid-19 makin tak terkendali dan mengganas. Update terbaru korban yang terpapar oleh wabah ini mencapai angka 262.000 korban, dengan perincian 192.000 diantaranya sembuh, dan 10.000 lebih meninggal.
Awalnya wabah lalu epidemi dan tak lama menjadi pandemi, sesuai keputusan WHO pada Maret 2020. Sejak awal, pandemi Covid-19 memang tidak bisa dianggap sebelah mata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam mengontrol perkembangan virus ini, mulai dari pembatasan sosial, dan penutupan wilayah. Namun, upaya ini tak efektif jika semua elemen tak bekerjasama.
Sosok dai (pendakwah) yang memiliki suara di tengah masyarakat harus memiliki andil dalam mengantisipasi penyebaran Covid, mengambil gerakan bijaksana dengan tidak menyepelekan virus ini adalah hal yang tepat, serta mematuhi protokol kesehatan.
Selain mematuhi protokol kesehatan, para ulama terdahulu juga memiliki berbagai saran non medis untuk mencegah terserang virus dalam sebuah wabah, antara lain:
1. Imam Ibnu Hatim dalam kitab Adab asy-Syafi'i hal 327 menukil pendapat imam Syafi'i bahwasannya yang paling bermanfaat dalam mencegah wabah adalah bunga violet yang dijadikan minyak kemudian diminum.
2. Imam Yusuf Al-Karmi menukil pendapat As-Samarqandi yang menyatakan bahwa memakan jeruk, lemon, atau apel dapat memberi efek dalam mencegah terpaparnya wabah.
Selain dua upaya lahir (hissi) ini, ada upaya bathin (ma'nawi) yang paling berpengaruh dalam mencegah wabah, yaitu berdo'a dan merendah di hadapan Allah SWT.
Imam Ibnu Al-Qayyim menyebutkan dalam kitab Zad Al-Ma'ad bahwa hal yang paling besar pengaruhnya dalam mencegah terpaparnya wabah adalah berzikir, berdoa, sedekah dan memperbanyak baca Al-Qur'an.
Karena menurut beliau, penyakit yang dibawa oleh wabah akan hinggap kepada seorang hamba ketika hamba tersebut dalam keadaan lalai terhadap tuhannya, sehingga Allah berikan dia peringatan agar segera kembali mengingat-Nya.
Dalam kitab Hilyah Al-Auliya, menukil pendapat Imam Syafi'i, beliau mengatakan: "sebaik-baik hal untuk mencegah wabah adalah dengan bertasbih".
Imam Yusuf Al-Karmi mengatakan bahwa doa yang paling bermanfaat untuk mencegah wabah adalah do'a nabi Yusuf.
Hal-hal seperti inilah yang harus disampaikan oleh dai, memberikan semangat untuk terus menjaga diri dengan disertai saran medis dari tenaga kesehatan. Jika semuanya sudah diikhtiarkan, maka urusan selanjutnya adalah bertawakal. Berserah diri dan urusan selanjutnya berada ditangan Allah SWT.
Jika diperhatikan dalam kitab-kitab turats, kebanyakan hal yang berkaitan dengan wabah adalah bagaimana cara mencegahnya. Namun sangat sedikit sekali yang membahas tentang obat dari wabah tersebut.
Masyarakat pun dapat melihat, hingga saat ini obat Covid-19 belum juga ditemukan. Hal ini juga terjadi dan dinyatakan oleh para dokter zaman dulu. 400 tahun yang lalu Imam Yusuf Al-Karmi (W. 1033 H) menukil pendapat para dokter:
ان كل داء بسبب من الأسباب الطبيعية له دواء من الأدوية الطبيعية الا الطاعون فإنه قد اعيى الأطباء دواءه
“Semua penyakit yang berkaitan dengan sebab-sebab natural dapat ditemukan obatnya, kecuali thaun. Semua dokter sudah buntu dalam mencari obatnya.”
Dengan kenyataan Pandemi Covid-19 saat ini, bukan berarti kita putus asa dalam berobat. Memang betul obat belum ditemukan, namun yang menciptakan wabah ini akan selalu memperhatikan hamba-Nya.
Ibnu Al-Qayyim dalam kitab Zad Al-Ma'ad jilid 4 hal 33 berkata:
حتى سلم حذاقهم أنه لا دواء له و لا دافع له إلا الذي خلقه و قدره
“Hingga para pembuat obat sudah pasrah bahwa tidak ada obat, dan tidak ada yang mampu mengobati suatu wabah kecuali zat yang menciptakannya (Allah).”
Dengan menyerahkan semuanya kepada sang Khaliq, kita juga harus yakin dengan sabda nabi Muhammad SAW :
(تداوو فإن الله تعالى لم يخلق داء الا خلق له دواء الا السام (أخرجه البخاري
“Berobatlah, karena Allah tidak menciptakan penyakit kecuali Allah ciptakan juga obatnya, kecuali kematian. (HR. Bukhari)
Semoga Allah memberikan perhatian dan limpahan kasih sayangnya kepada hamba-hamba-Nya yang tertimpa sakit karena pandemi covid-19 ini, disertai dengan kesabaran dan ridha terhadap yang diberikan.
اللهم يا لطيف أسألك اللطف فيما جرت به المقادير
Mahasiswa Indonesia di Mesir, asal dari Aceh. Saat ini menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Fakultas Bahasa dan Sastra Arab. Aktif menulis di Pena Azhary. Suka kopi dan diskusi kitab-kitab turats.
Baca Juga
Wibawa Nabi melebihi ketampanannya
02 Oct 2024