Apakah doa bisa menolak takdir? Syekh Ramadhan Al-Buthi dalam satu kesempatan mengatakan bahwa doa tidak bisa menolak takdir. Namun di lain kesempatan beliau juga menyampaikan bahwa doa termasuk bagian dari takdir.
Bila ada orang sakit, kemudian didoakan orang-orang dan ternyata dia sembuh, apakah itu menjawab pertanyaan doa bisa menolak takdir? Di mana posisi doa di dalam takdir?
“Satu takdir menolak takdir yang lain dan doa bukan sesuatu yang keluar dari takdir,” kata beliau.
Kemudian beliau berkisah tentang Sayyidina Umar ketika berada dekat dengan daerah Amwas yang saat itu dilanda wabah taun. Ketika mendengar wabah itu sudah menyebar luas, Umar membatalkan kunjungannya ke sana.
Salah satu sahabat mendatangi Umar dan bertanya, “Apakah kamu lari dari takdir Allah?” Sahabat itu menginginkan Umar masuk saja ke daerah itu, karena memang sudah menjadi takdirnya.
Khalifah Umar bin Al-Khathab menjawab, “Kita menghindar dari satu takdir Allah menuju takdir Allah yang lain.”
Syekh Ramadhan Al-Buthi bertanya, “Apakah yang dilakukan Umar dengan kembali Madinah, itu termasuk keluar dari takdir Allah?”
“Tentu tidak,” jawab beliau menerangkan.
Lalu beliau membuat permisalan. Ketika ada orang sakit lalu saya mendoakan dia supaya sembuh kemudian dia sembuh. “Apakah doa saya bukan takdir Allah?” tanya beliau.
“Bukankah sudah tercatat dalam pengetahuan Allah bahwa saya akan berdoa? Bukankah ada dalam pengetahuan Allah bahwa doa saya akan dikabulkan?” lanjut beliau.
Kemudian apa yang dinamakan qadha, takdir dan juga apa makna yang sebenarnya dari hadits yang artinya, “Tidak menghalau qadha kecuali doa.”
Temukan jawaban selengkapnya dari paparan Syekh Ramadhan Al-Buthi tentang “apakah dosa bisa menolak takdir” dalam video berikut yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tim Youtube Sanad Media.
Profil Singkat Syekh Ramadhan Al-Buthi
Syekh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi adalah seorang ulama berkebangsaan Suriah yang menguasai berbagai disiplin keilmuan Islam. Beliau merupakan salah satu ulama rujukan tingkat internasional, dan disegani oleh banyak ulama besar dalam dunia Islam. Beliau wafat sebagai syahid saat mengisi pengajian di Damaskus pada 21 Maret 2013. Pengajiannya tentang kitab Al-Hikam, terbukukan sampai 4 jilid dengan judul Al-Hikam Al-‘Athaiyah, Syarh wa Tahlil.