Seorang hamba tidak akan dizalimi pada hari penghitungan amal kelak. Setiap orang akan ditimbang amal baik dan amal buruknya tanpa ada satu amal yang terlewatkan.
Orang yang sudah memiliki kebaikan sebanyak apapun tetap akan ditunjukkan keburukan yang pernah dia lakukan walaupun hanya secuil. Begitu juga orang yang mempunyai dosa sebanyak apapun tetap akan diperlihatkan kepadanya amal kebaikan yang pernah dia kerjakan.
Ada sebuah hadits Rasulullah Saw yang masyhur dikenal dengan sebutan hadits bithaqah. Bithaqah artinya kartu. Dinamakan hadits bithaqah karena mengisahkan seseorang yang mendapati 99 keburukan namun diselamatkan oleh Allah dalam proses penghitungan amal karena memiliki sebuah kartu yang bertuliskan kalimat tauhid atau la ilaha illa allah (tidak ada tuhan selain Allah).
Syekh Said al-Kamali menjelaskan dalam majelis pengajiannya bahwa di antara cara Allah Swt mengampuni hamba-Nya tergambarkan dalam kisah yang disebutkan oleh hadits bithaqah.
Hadits bithaqah ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bih Ash. Ulama Maroko itu menegaskan antara lain bahwa Allah tidak akan menganiaya hamba-Nya di akhirat kelak. Selain itu, kalimat tauhid memiliki fadilah atau keutamaan yang sangat agung, sampai-sampai berat timbangan dosa sebesar apapun dapat dikalahkan oleh secarik kartu yang bertuliskan la ilaha illa Allah.
Namun Syekh Said al-Kamali mengingatkan bahwa keagungan kalimat tauhid itu tidak lantas membuat kita bebas berbuat dosa dengan berlindung di balik ucapan la ilaha illa Allah.
Simak hadits bithaqah yang dengan indah diceritakan Syekh Said al-Kamali dan pelajaran penting yang dapat kita petik dalam video berikut:
Simak ceramah-ceramah menarik lainnya di sini.