Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Isra Mikraj 27 Rajab, Peristiwa Dadakan Berujung Dialog Nabi dengan Allah

Avatar photo
39
×

Isra Mikraj 27 Rajab, Peristiwa Dadakan Berujung Dialog Nabi dengan Allah

Share this article

 Tanggal 27 Rajab menjadi salah satu momen perayaan umat Islam untuk memperingati Isra Mikraj. Rasulullah saw. diperjalankan secara jasad dan ruh dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu naik hingga ke Sidratul Muntaha.

 Isra Mikraj yang dalam sejarah umat Islam menjadi awal diwajibkannya shalat lima waktu itu merupakan peristiwa yang bisa dikatakan “dadakan” tanpa persiapan sebelumnya. Ini seperti dikatakan-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani dalam kitabnya Al-Anwar Al-Bahiyyah min Isra wa Mi’raj Khair Al-Bariyyah.

Perjalanan malam hari penuh berkah ini tanpa didahului suatu isyarat apapun. Hal ini tersirat dalam sabda Nabi dalam hadits Isra Mikraj riwayat Al-Bukhari:

بينما أنا فى الحطيم

“Sewaktu aku sedang berada di Al-Hathim.”

Tidak seperti munajat Nabi Musa as. di bukit Thursina, di mana Allah swt. terlebih dahulu menjanjikannya kepada Nabi Musa as. dalam firman-Nya:

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Artinya, “Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.” (QS. Al-A’raf: 142)

Sebelum melakukan perjalanan Isra Mikraj, Nabi saw. dibedah dadanya. Noktah hitam dalam hati beliau dibuang, dan hatinya dicuci tiga kali dengan air zamzam. Lalu diisi dengan iman dan hikmah sehingga hati beliau penuh dengan rahmat karena beliau memang diutus untuk menebarkan kasih sayang ke seluruh alam.

Baca juga: Isra Mikraj Buktikan Nabi Berada dalam Penjagaan Allah

Kemudian Rasulullah saw. menaiki Buraq yang berwarna putih dan memiliki kecepatan super cepat secepat kilat. Bukan dengan menaiki sayap malaikat sebagaimana klaim sebagian pihak, dan bukan pula menaiki angin seperti Nabi Sulaiman as.

Tempat-tempat yang Didatangi Nabi

Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad saw. melewati beberapa tempat mulia penuh berkah, di antaranya:

1. Madinah.

Sebuah daerah yang digambarkan sebagai tanah penuh kebun kurma. Jibril as. berkata kepada beliau:

انزل فصل ههنا

“Turunlah, lalu shalatnya di tempat itu!”

Nabi turun dan melaksanakan shalat. Lalu beliau naik kembali. Kemudian Jibril bertanya, “Tahukah engkau, di mana engkau shalat?”

Nabi menjawab, “Tidak.”

Jibril berkata, “Engkau shalat di tempat mulia, ke situlah engkau akan hijrah.”

2. Madyan.

Tepatnya di bawah pohon di mana Nabi Musa as. berlindung ketika keluar dari Mesir. Nabi Muhammad saw. juga melaksanakan shalat di tempat itu.

3.  Bukit Thursina.

Tempat Allah swt. berbicara kepada Nabi Musa as. Nabi Muhammad saw. juga shalat di tempat itu.

4. Betlehem.

Tempat kelahiran Nabi Isa as. Nabi Muhammad saw. pun shalat di tempat itu.

Turunnya Nabi ke tempat-tempat itu lalu shalat, menjadi bukti besar bahwa tempat-tempat tersebut memiliki hubungan erat dengan Islam yang menjadi risalah terakhir bagi seluruh risalah kenabian sebelumnya.

Golongan Orang yang Dilihat Nabi

Batu pijakan Nabi Muhammad saw. saat mikraj.

Dalam perjalanan Isra Mikraj, Nabi diperlihatkan balasan terhadap kaum yang berjihad di jalan Allah.

Digambarkan bahwa mereka menanam di satu hari dan memanennya di hari itu pula. Setiap kali mereka memanen, hasil panennya dilipatgandakan 700 kali. Beliau juga mencium aroma wangi yang merupakan aroma dari Masyithah (seorang perempuan tukang sisir putri Fir’aun yang dibunuh bersama suami dan anaknya).

Kemudian beliau diperlihatkan sebuah kaum yang disuguhkan daging segar dan daging busuk, namun mereka lebih suka menyantap yang busuk. Mereka adalah orang-orang yang memiliki istri atau suami yang sah namun lebih suka berzina dengan wanita atau lelaki lain. Nabi juga mendatangi seseorang yang mengumpulkan seikat kayu bakar yang tidak mampu ia bawa, namun ia malah menambah jumlah kayu tersebut. Lalu beliau bertanya kepada Jibril, dan dikatakan bahwa ia adalah orang yang mendapatkan amanah namun tidak mampu menunaikannya, namun justru ingin memikulnya.

Baca juga: Siksa Pedih Pemakan Riba dalam Perjalanan Isra Mikraj Nabi

Sebelum dimikrajkan, di Baitul Maqdis Nabi menjadi imam shalat bagi seluruh Nabi. Ini bukti jelas akan keagungan derajat beliau, serta tercakupnya seluruh risalah para Nabi terdahulu dalam risalah beliau. Bahkan sejatinya, beliau diutus untuk seluruh umat mulai Nabi Adam as. hingga hari kiamat. Hal itu tersirat dalam sabda beliau:

كنت نبيا وآدم بين الروح والجسد

Artinya, “Aku sudah menjadi Nabi, sementara Adam masih di antara ruh dan jasad.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf, Kitab Al-Maghazi)

Bertemu Para Nabi di Langit

Dalam perjalanan Mikraj, Nabi bertemu dengan Nabi Adam as. di langit pertama, Nabi Isa as. di langit kedua, Nabi Yusuf as. di langit ketiga, Nabi Idris as. di langit keempat, Nabi Harun as. di langit kelima, Nabi Musa as. di langit keenam, dan Nabi Ibrahim as. di langit ketujuh.

Kemudian Nabi naik ke Sidratul Muntaha dan dinaikkan lagi ke tingkatan di mana beliau mendengar goresan pena takdir.

Dialog Nabi dengan Allah

Lalu beliau melihat Allah swt., dan beliau pun tersungkur sujud. Kemudian lalu Allah swt. berfirman:

يا محمد. قال: لبيك يا رب. قال: سل! فقال إنك اتخذت إبراهيم خليلا وكلمت موسى تكليما وأعطيت داود ملكا عظيما وألنت له الحديد وسخرت له الجبال وأعطيت سليمان ملكا عظيما وسخرت له الجن والإنس والشياطين وسخرت له الرياح وأعطيته ملكا لا ينبغي لأحد من بعده وعلمت عيسى التورة والإنجيل وجعلته يبرئ الأكمه والأبرص ويحيي الموتى بإذنك وأعذته وأمه من الشيطان الرجيم فلم يكن للشيطان عليهما سبيل

“Wahai Muhammad.”

Beliau menjawab, “Aku penuhi panggilan-Mu, wahai Tuhanku.”

Allah berkata, “Mintalah!”

Nabi berkata, “Sesungguhnya Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih. Engkau berbicara kepada Musa secara langsung. Engkau memberikan kerajaan yang besar kepada Dawud, memberinya kemampuan melenturkan besi, dan menundukkan gunung-gunung untuknya. Engkau memberikan kerajaan yang besar kepada Sulaiman, menundukkan jin, manusia, dan setan untuknya, menundukkan angin untuknya, memberinya kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun setelahnya. Engkau mengajarkan Taurat dan Injil kepada Isa, menjadikannya mampu menyembuhkan kebutaan dan kusta serta menghidupkan orang mati dengan izin-Mu, dan melindunginya serta ibunya dari setan yang terkutuk, sehingga tidak ada satu pun jalan bagi setan menggodanya.”

Kemudian Allah swt. berkata kepada Nabi, “Sungguh, Aku telah menjadikanmu kekasih, namamu tertulis dalam Taurat sebagai kekasih Allah (Habibullah), Aku mengutusmu untuk seluruh manusia sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, Aku telah melapangkan dadamu, Aku telah menghilangkan bebanmu, Aku telah meninggikan sebutan namamu, Aku tidak disebut melainkan namamu juga disebut bersama-Ku, Aku menjadikan umatmu sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, Aku menjadikan umatmu sebagai umat yang moderat, Aku menjadikan umatmu sebagai permulaan dan terakhir, Aku menjadikan umatmu yang mana mereka tidak boleh berkhutbah sehingga mereka bersaksi bahwa kamu adalah hamba-Ku dan utusan-Ku, Aku menjadikan umatmu suatu kaum yang hati mereka menjadi tempat menghafal Al-Qur’an, Aku menjadikanmu Nabi pertama yang diciptakan namun terakhir diutus, Aku memberimu tujuh ayat yang diulang-ulang yang tidak Aku berikan kepada Nabi sebelummu, Aku memberimu akhir surah Al-Baqarah yang merupakan perbendaharaan di bawah arasy yang tidak Aku berikan kepada Nabi sebelummu, Aku memberimu Al-Kautsar. Dan Aku memberimu delapan kelebihan yaitu Islam, hijrah, jihad, sedekah, puasa Ramadhan, amar makruf nahi munkar, dan sesungguhnya pada hari Aku menciptakan langit dan bumi, Aku mewajibkan kepadamu dan umatmu 50 shalat, maka dirikanlah shalat begitu juga dengan umatmu.”

Pelajaran terbesar yang diambil dari perjalanan Isra Mikraj Rasulullah saw. adalah kewajiban shalat fardhu lima waktu. Awalnya sebanyak 50 kemudian mendapatkan diskon sampai lima kali waktu shalat. Tidak seperti fardhu-fardhu lainnya yang diwahyukan lewat perantara malaikat Jibril, perintah shalat langsung dari Allah kepada Nabi tanpa perantara.  

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.