Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Syekh Ibrahim Al-Baijuri dan Semut yang Merayap di Tiang Masjid Al-Azhar

Avatar photo
44
×

Syekh Ibrahim Al-Baijuri dan Semut yang Merayap di Tiang Masjid Al-Azhar

Share this article

Dalam majelis pengajiannya, Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani menyampaikan bahwa lalat di kawasan Muqattam begitu berpendidikan. Selalu rajin menghadiri semua majelis ilmu.

Beliau berpesan agar belajar dari lalat yang giat belajar. Ia pantang menyerah dan terusmenerus tanpa lelah untuk datang. Setiap diusir, akan kembali lagi.

Aku ingin sekali kalian menjadi lalat dalam ilmu,” ujar beliau, “setiap tidak paham, kalian akan terus mengulang tanpa pernah menyerah.

Allah swt menciptakan untuk kita hewan-hewan ini agar kita belajar pada perilaku-perilaku yang berfaedah darinya.

Kemudian beliau menceritakan tentang Grand Syekh al-Azhar Ibrahim Al-Baijuri rahimahullah. Beliau datang dari kampung halaman di provinsi Manufiah untuk belajar di al-Azhar ketika masih kecil.

Baru memasuki sekitar 2 atau 3 pekan, datang serangan Perancis pada tahun 1212 H. Beliau tinggal di rumah kerabat di Giza selama 3 tahun, sampai ekspansi itu selesai.

Kemudian beliau kembali belajar di al-Azhar, namun menemukan pelajaran yang sangat sulit. Untuk pembahasan basmalah, beliau menghabiskan waktu waktu sebulan.

Akhirnya beliau pada suatu malam memutuskan untuk kembali ke kampung halaman; bertani saja.

Pakaian sudah dikemasi, dan tinggal berangkat ke kampung halaman. Ketika duduk sambil memandang salah satu tiang masjid al-Azhar, beliau melihat seekor semut yang ingin naik. Sudah mencapai 5 cm, semut itu terjatuh.

Syekh mengamati semut itu. Berusaha naik lagi sampai 10 cm, tapi jatuh lagi. Berusaha lagi, mencapai 20 cm, namun jatuh lagi. Begitu seterusnya hingga berhasil mencapai langit-langit masjid.

Beliau pun berkata, “Masa aku tidak bisa seperti seekor semut, mencoba berulang kali hingga berhasil seperti ia?”

Beliau membuka tas pakaian dan memutuskan bertahan belajar di al-Azhar.

Seekor semut menjadi sebab Syekh Ibrahim al-Bajuri untuk terus dan bersemangat belajar serta bersabar sampai meraih apa yang dicari.

Makhluk-makhluk itu seperti lalat dan semut mempunyai kepintaran untuk mengambil pelajaran karena Allah menciptakan mereka agar bisa diambil pelajaran dan memberi isyarat.

Seakan Allah swt. berkata, “Kamu wahai Ibrahim Al-Baijuri, kenapa tidak menjadi seperti semut yang pantang menyerah sedikit pun meskipun dia begitu lemah, untuk naik ke langit-langit al-Azhar setelah puluhan kali berusaha, tanpa kenal menyerah hingga  akhirnya sampai?!”

Dan Syekh Ibrahim Al-Baijuri pun pantang menyerah hingga akhirnya sampai ke langit-langit al-Azhar, menjadi Grand Syekh al-Azhar.

Begitulah lalat, datang ingin ikut belajar. Diusir tapi kembali lagi. Tidak pernah sama sekali menyerah, sampai mati setelah berjuang keras.Kamu mungkin memukulnya dan dia mati, tapi dia sudah menunjukkan bahwa dirinya pantang menyerah, mati dalam keadaan sangat mulia.

“Jadi sudahkah kita belajar dari lalat sebagaimana Syekh Ibrahim Al-Baijuri belajar dari semut? Kehidupan ini penuh dengan pelajaran,” pesan Syekh Yusri.

~ Faedah dars pagi bersama Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah, 15 Agustus 2021M.

Kontributor

  • Hilma Rosyida Ahmad

    Bernama lengkap Ustadzah Dr. Hilma Rasyida Ahmad. Menimba ilmu di Universitas Al-Azhar. Beliau juga salah satu murid Syekh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani asy-Syadzili.