Menjelang wafat, Imam
asy-Syafi’i yang terbaring sakit dijenguk oleh al-Muzani, sahabat dan
pengikutnya yang turut menyebarkan mazhab Syafi’i lewat kitab Mukhtashar-nya.
Al-Muzani
bertanya kepada gurunya, “Bagaimana keadaanmu saat ini, wahai
guruku?”
“Sebentar
lagi maut akan menjemputku, aku akan pergi meninggalkan dunia, berpisah dengan
saudara. Akan meneguk gelas kematian, menghadap Allah dan bertemu dengan
buruknya amalku. Aku tak tahu, apakah ruhku akan terbang melayang menuju surga
hingga aku pantas mengucapkan selamat padanya, ataukah akan terlempar ke neraka
hingga aku berbelasungkawa atasnya.” jawab Imam Syafi’i.
Kemudian beliau
mengarahkan pandangan ke arah langit, seraya melantunkan syair:
ليك
إله الخلق أرفع رغبتى
وإن
كنتُ- ياذا المنِّ والجود- مجرماً
ولَّما
قسا قلبى، وضاقت مذاهبى
جَعَلْتُ
الرَّجَا مِنِّى لِعَفْوِكَ سُلّمَا
تعاظمنى
ذنبى فلَّما قرنتهُ
بعفوكَ
ربى كانَ عفوكَ أعظما
فَمَا
زِلْتَ ذَا عَفْوٍ عَنِ الذَّنْبِ لَمْ تَزَلْ
تَجُودُ
وَتَعْفُو مِنَّة وَتَكَرُّمَا
فلولاكَ
لم يصمد لإبليسَ عابدٌ
فكيفَ
وقد أغوى صفيَّكَ آدما
Kupersembahkan cintaku kepada-Mu, wahai Tuhan seluruh
makhluk
Sekalipun aku penuh dosa, wahai Yang Maha Pemberi dan
Maha Pemurah
Dosaku yang teramat besar ini, tidak sebanding jika
disanding pengampunan-Mu
Karena pengampunan-Mu jauh lebih besar, wahai Tuhanku
Di saat hatiku mengeras dan perjalananku terasa semakin
sempit
Kujadikan harapanku kepada-Mu sebagai tangga (jalan)
untuk menggapai ampunan-Mu
Selama Engkau tetap sudi mengampuni dosa-dosaku yang tak
pernah henti
Engkau senantiasa melimpahkan karunia dan ampunan sebagai
rahmat dan kemuliaan
Jika bukan karena-Mu, niscaya tak ada seorang pun hamba selamat
dari Iblis
Betapa tidak, sungguh dia telah menggelincirkan Adam,
kekasih-Mu
Sumber: kitab Adab
asy-Syafi’i wa Manaqibuhu