Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Mengapa Nabi tidak mikraj dari Masjidil Haram? Ini jawaban Syekh Syarawi

Avatar photo
44
×

Mengapa Nabi tidak mikraj dari Masjidil Haram? Ini jawaban Syekh Syarawi

Share this article

Nabi Muhammad SAW diperjalankan malam hari atau Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Palestina. Dari Masjidil Aqsha, beliau kemudian dimikrajkan ke Sidratul Muntaha.

Pernahkah terbesit dalam benak kita, mengapa Rasulullah tidak langsung Mikraj ke Sidratul Muntaha dari Masjidil Haram di Makkah?

Peristiwa Isra Mikraj merupakan perjalanan penuh berkah yang menyuguhkan beberapa bukti rasional dan juga misteri serta rahasia-rahasia mengapa perjalanan ini diawali dengan Isra terlebih dahulu dan juga hikmah mengapa Masjidil Aqsha dipilih secara khusus menjadi tempat awal Mikraj.

Penjelasan Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi

Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi, Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi menjelaskan, bahwa Isra memang harus didahulukan daripada Mikraj karena Isra merupakan proses perjalanan di bumi yang menerobos jarak dan durasi waktu. Orang-orang musyrik Makkah sangat mengenal Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha, dan mereka juga mengetahui jarak antara keduanya.

Baca juga: Tafsir Syekh Sya’rawi Surat Al-Isra’ 1

Seandainya titik awal Mikraj dimulai dari Masjidil Haram di Makkah, maka Rasulullah SAW tidak memiliki bukti fisik yang mampu menundukkan dan meyakinkan nalar rasional modern.

Ulama kenamaan Mesir itu melanjutkan, tidak seorang pun dari orang-orang kafir Quraisy pernah sampai ke Sidratul Muntaha sehingga bisa mendeskripsikannya atau terbang dari bumi ke langit sehingga bisa menyebutkan rute dan arah jalannya. Karena itu mereka meminta Nabi agar menggambarkan Baitul Maqdis karena di antara mereka sudah ada yang mengetahui deskripsinya.

Nabi Muhammad SAW tetap mendatangkan bukti berupa kafilah (rombongan) yang beliau lihat dan mengabarkan apa yang disaksikan kafilah tersebut. Ternyata usai tiba di Makkah, kafilah mengabarkan sama persis dengan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah.

“Perjalanan Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dapat dijadikan bukti bahwa Rasulullah SAW benar-benar dalam menempuh perjalanan tersebut, namun masalahnya ada pada jarak tempuh dan waktu peralanan,” ujar ulama bergelar Imam ad-Du’at itu.

Syekh Sya’rawi menegaskan bahwa Isra merupakan ayat-ayat bumi sehingga ketika akal menerima adanya peristiwa penerobosan jarak dan waktu dari Makkah ke Baitul Maqdis, maka orang-orang akan menerima bahwa telah melakukan itu untuk Muhammad.

Baca juga: Hikmah Nabi Menerima Perintah Shalat dalam Isra Mikraj

“Saat Nabi memberitahu mereka bahwa dia telah naik ke langit, maka itu memikat pikiran mereka bahwa orang yang dibawa oleh Jibril menerobos jarak dan waktu pada hal-hal yang kita ketahui (Masjidil Haram-Masjidil Aqsha) juga mampu dibawanya menerobos jarak dan waktu pada hal-hal yang tidak kita ketahui (Masjidil Aqsha-Shidratul Muntaha),” terang Syekh Sya’rawi.

Hikmah Masjidil Aqsha Menjadi Destinasi Isra dari Masjidil Haram

Sakhrah Masjidil Aqsha atau batu pijakan Nabi Muhammad SAW ketika naik ke langit ketujuh dalam peristiwa Isra Mikraj.

Syekh Sya’rawi mengatakan bahwa adalah mungkin seandainya Rasulullah SAW diisrakan dari Makkah ke tempat lain.

Namun hikmah beliau diisrakan ke Masjidil Aqsha akan menjadi bukti yang mengilhamkan bahwa Masjidil Aqsha juga bagian dari tempat-tempat suci agama Islam, dan Rasulullah SAW adalah penguasa seluruh tempat-tempat suci itu.

Baca juga: Isra Mikraj Nabi dengan Jasad atau Ruh? 

Selain itu, Masjidil Aqsha selamanya tidak akan terpisah dari tempat-tempat suci agama Islam.

“Isra Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis menjadikan Masjidil Aqsha sebagai salah satu tempat suci agama Islam dan beliau menjadi pemimpin agama-agama yang berkembang di sana sekaligus pemimpin atas risalah-risalah yang dibawa para utusan Allah sebelumnya ke tempat itu.” pungkas Syekh Sya’rawi.

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.