Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Asbab Nuzul Ayat Hilal

Avatar photo
35
×

Asbab Nuzul Ayat Hilal

Share this article

Ada
dua sahabat Anshar, yaitu Mu’adz bin Jabal RA dan Tsa’labah bin Ghanam RA
bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, mengapa
hilal (bulan)
mula-mulanya kelihatan kecil (yakni sabit) seperti benang, lalu bertambah besar
hingga bulat penuh, lalu semakin lama semakin mengecil hingga ukurannya kembali
seperti semula? Mengapa tidak seperti matahari (yang terus bulat penuh)?”

Pertanyaan
kedua sahabat di atas ini kemudian melatarbelakangi turunnya ayat:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ
الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

“Mereka
bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, itu adalah penunjuk waktu
bagi manusia dan ibadah haji.”

Menurut
satu riwayat yang lain, kaum Yahudi pernah bertanya tentang masalah hilal
kepada
Rasulullah
SAW
.

Sebab
perubahan ukuran bulan dari kecil menjadi besar ini sebenarnya tidak pas jika
ditanyakan kepada beliau, karena Rasulullah SAW tidak diutus untuk mengajarkan
ilmu perbintangan (ilmu falak). Sepatutnya pertanyaan yang diajukan itu
berkaitan dengan hikmah atau tujuan dari penciptaan hilal itu sendiri.

Hilal
merupakan tanda waktu dan perhitungan dalam berbagai urusan manusia, seperti
masalah pertanian, perdagangan, tempo akad, utang, serta tanda waktu ibadah,
puasa, berbuka, shalat, haji, iddah, dan lain sebagainya.

Sistem
penanggalan berdasarkan peredaran bulan inilah yang mudah perhitungannya dan
cocok untuk bangsa Arab.

Islam
adalah agama obyektif dan substantif, agama kehidupan, dan realita yang
bermanfaat. Islam mengesampingkan hal-hal yang sifatnya formalitas, bentuk
luar, dan kondisi yang tidak ada manfaatnya. Islam mengarahkan manusia agar
mementingkan perkara yang bermanfaat dan mendatangkan keuntungan serta kemaslahatan
bagi manusia.

Oleh
sebab itu Allah SWT mengingatkan kita tentang hikmah dari bertambah dan
berkurangnya ukuran bulan itu sendiri, yakni hilal itu dipakai sebagai sarana
untuk menentukan waktu dan tempo dalam bermuamalah, ibadah, dan maslahat-maslahat
manusia lainnya. Wallahu a’lam.

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.