Bergembira dengan Bulan Maulid Nabi, Begini Nasehat Habib Umar

Sudah masyhur kiranya, bila bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan dirayakannya hari kelahiran Baginda Rasul terkasih Muhammad Saw. oleh hampir seluruh umat Muslim di penjuru dunia. Sebagai perayaan hari kelahiran, Maulid Nabi bukan sekedar ritual perayaan tahunan biasa, ada spirit luar biasa yang tentunya harus dihayati dan senantiasa digelorakan bersama.

Perayaan Maulid Nabi adalah bentuk ekspresi suka cita atas kelahiran Baginda terkasih Muhammad Saw. Perayaan Maulid dikategorikan perbuatan positif karena merupakan salah satu bukti cinta kepada Rasulullah Saw. Sebagai perayaan besar, tentu berbagai macam kegiatan positif senantiasa ditradisikan oleh umat Islam di berbagai dunia.

Dalam mengekspresikan cinta dan kegembiraan atas perayaan maulid Rasulullah Saw, tidak sedikit kita temukan para dai di berbagai media sosial menyuarakan amalan apa yang semestinya dilakukan dalam mengisi perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.

Oleh karena itu, Habib Umar bin Hafidz pernah menjelaskan bahwa mengekspresikan kegembiraan atas perayaan hari kelahiran Nabi Saw dibolehkan dalam bentuk apapun selama itu positif dan tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Misalnya, zikir, membaca shalawat, bersedekah makanan dan lain-lain.

" Mengekspresikan semua itu dengan dzikir, syukur, beribadah yang baik, mengingatkan, memberi makanan,  memuji Allah dan Rasulnya, membaca sholawat pada Nabi Saw. " Jelas beliau.

Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasan Habib Umar bin Hafizh tentang esensi dari perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. dalam video yang telah di terjemahkanoleh Tim Youtube Sanad Media:

Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz merupakan seorang pendidik dan sekaligus ahli dakwah. Meski berasal dari tempat yang terpencil, Tarim, Hadhromaut, namun gema dakwah beliau tersebar di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia.

Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar dilahirkan di Tarim, Hadhromaut, Yaman,  tepatnya pada pada hari Senin tanggal 4 Muharram 1383 H, yang bertepatan dengan tanggal 27 Mei 1963 pada pagi hari sebelum matahari terbit. Beliau merupakan Ulama yang sejak kecil tumbuh di antara keluarga shaleh dan berilmu, ayah beliau adalah seorang Ulama terpandang yang mencapai derajat Mufti dalam madzhab Syafi'i.