Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

Cara Allah mengabulkan doa hamba-Nya

Avatar photo
55
×

Cara Allah mengabulkan doa hamba-Nya

Share this article

Berdoa adalah salah satu cara seorang hamba untuk bisa berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada sang pencipta dan penguasa. Oleh sebab itu, kita sebagai hamba yang hina, yang selalu butuh kepada Tuhannya, hendaknya senantiasa memanjatkan doa di setiap detak jantungnya.

Adapun perintah doa ini, sesuai dengan firman Allah Swt dalam Surat, Ghafir, ayat 60;

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: Dan Allah berkata, mintalah kalian kepadaku, niscaya aku mengabulkan permintaan kalian, sesungguhnya orang yang sombong dari menyembah kepadaku akan masuk neraka Jahanam (QS. Ghafir; 60).

Berdoa juga merupakan satu hal yang paling mulia di sisi Allah, sebab dengan berdoa menunjukkan besarnya kekuasaan Allah dan lemahnya orang yang berdoa, sebab pada saat itu orang yang berdoa sedang dalam keadaan merendah, menghinakan diri di hadapan Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:

(ليس شيئ أكرم على الله من الدعاء) أي ﻟﺪﻻﻟﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭﺓ اﻟﻠﻪ ﻭﻋﺠﺰ اﻟداعي

Artinya; (Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah kecuali doa) sebab doa menunjukkan terhadap kekuasaan Allah dan lemahnya orang yang berdoa (Syaikh Al-Munawi, Faidhul Qodir, juz 5, halaman 365.)

Dengan ayat dan hadis di atas sangat jelas bahwa manusia diperintahkan untuk berdoa kepada Allah sebagai bentuk penghambaan kepadanya.

Namun, kejanggalan muncul ketika doa-doa yang dipanjatkan seakan-akan tidak diijabah atau tidak dikabulkan oleh Allah Swt, karena yang diminta tak kunjung ada. Mungkinkah Allah tidak mengabulkan doa-doa hamba-Nya, sedangkan Allah sudah menjamin dengan ayat  di atas, bahwa yang berdoa akan dikabulkan oleh Allah Swt.

Maka untuk menjawab persoalan ini, kita tidak usah ragu lagi, bahwa Allah pasti mengabulkan doa hamba-Nya, hanya saja cara Allah mengabulkan doa-doa hamba-Nya tidak selalu sesuai dengan apa yang diminta, tetapi sesuai dengan apa yang Allah kehendaki, sebab Allah lebih tahu dengan apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan penyampaian Ibnu Athoillah Assakandari dalam kitabnya Al-hikam, beliau berkata;

لا يكن تأخر أمد العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجبا ليأسك فهو الذي ضمن لك الإجابة فيما يختاره لك , لا فيما تختاره لنفسك , وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد

Artinya: Janganlah engkau berputus asa sebab tertundanya pemberian Allah kepadamu, padahal engkau telah berulang kali berdoa. Allah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Allah pilihkan untukmu, bukan menurut keinginanmu sendiri dan juga dalam waktu yang Allah kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.

Juga Allah mengabulkan doa hamba-Nya dengan beragam cara, terkadang dengan cara mengabulkan apa yang ia minta atau dengan cara diganti dengan sesuatu yang lain, seperti sabda Rasulullah Saw;

 ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮ ﺑﺪﻋﻮﺓ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﺎ ﺇﺛﻢ ﻭﻻ ﻗﻄﻴﻌﺔ ﺭﺣﻢ ﺇﻻ ﺃﻋﻄﺎﻩ اﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﺇﺣﺪﻯ ﺛﻼﺙ: ﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻌﺠﻞ ﻟﻪ ﺩﻋﻮﺗﻪ، ﻭﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﺪﺧﺮﻫﺎ ﻟﻪ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ ﻭﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﺼﺮﻑ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻮء مثلها

Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa yang di dalamnya tidak ada unsur dosa dan memutus silaturahim, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari 3 perkara;

1. adakalanya segera dikabulkan doanya.

2. adakalanya doa itu disimpan untuknya di akhirat.

3. adakalanya ia dihindarkan dari keburukan yang semisal dengan apa yang ia minta.

Redaksi yang serupa juga disebutkan dalam kitab Tausyeh Ala Ibnu Qosim, halaman, 2;

والإجابة قد تكون بعين المطلوب أو بدفع ضرر أو بثواب في الأخرة.

Artinya: Terkabulnya doa terkadang sesuai dengan apa yang diminta, atau terhindar dari bahaya atau dengan diberinya pahala di akhirat.

Dari penjelasan tersebut kita bisa tahu bahwa, Allah senantiasa mengabulkan doa hamba-Nya. Namun Allah mengabulkannya dengan beragam cara, sesuai dengan apa yang Allah kehendaki, bukan dengan apa yang kita minta.

Kontributor

  • Ibrahim

    Santri Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam, Tepa'nah Barat, Durjan, Kokop, Bangkalan & pegiat Bahtsul Masail.