Memimpin negara besar dengan luas mencapai tiga benua (Asia, Afrika dan Eropa) tidak membuat Khalifah Umar bin Abdul Aziz senang dan hidup dengan kemewahan. Bahkan jabatan khalifah menjadikannya hidup lebih sederhana dibanding saat menjabat sebagai gubernur.
Gaji yang diterima sebagai khalifah jauh lebih sedikit daripada whistle blower di zamannya. Sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Madinah Damsyiq, kala itu beliau menetapkan bahwa gaji Khalifah adalah 2 Dirham perhari mengikuti kakek buyutnya, Umar bin Khattab ra. kala menjabat Khalifah II. Sedang ia gemar mengumumkan pada semua rakyatnya tentang hadiah senilai 100-300 dirham bagi sesiapa saja yang berani melaporkan padanya tentang pejabat korup atau yang tidak memperlakukan rakyat dengan adil.
Suatu ketika, Khalifah Umar bin Abdul Aziz ingin sekali makan anggur. Beliau meminta Fatimah binti Abdul Malik sedirham uang tapi istrinya itu bilang tidak ada.
Beliau bertanya lagi, kalaupun sedirham tidak ada beberapa sen saja tidak mengapa. Namun istrinya masih bilang tidak ada juga. Sampai-sampai istrinya berkata heran, “Engkau seorang pemimpin negara yang tidak mampu membeli Anggur.”
Beliau menimpali:
هذا اهون علينا من معالجة الأغلال غدا في جهنم
“Ini lebih mudah bagi kita daripada berhasil lolos belenggu neraka Jahannam kelak.”
Suatu ketika Umar bin Abdul Aziz menginginkan apel. Beliau berkata:
لو كان عندنا شيئ من تفاح، فانه طيب الريح وطيب الطعام
“Andai kita punya apel, buah yang harum dan enak rasanya.”
Keinginan beliau terdengar oleh keluarga besarnya. Maka datanglah utusan dari salah satu keluarga besarnya membawa apel untuk beliau. Saat buah itu disampaikan, beliau berkata:
ما أطيب ريحه وأحسنه، ارفعه يا غلام واقرأ فلانا السلام، وقل له: ان هديتك قد وقعت عندنا بحيث تحب
“Alangkah harum dan bagus buahnya, angkat kembali (maksudnya: kembalikan pada majikanmu) nak, sampaikan salam pada Fulan tuanmu itu, katakan padanya: ‘Hadiah anda sudah tersampaikan padaku seperti yang anda inginkan.'”
Kala itu ada Amru bin Muhajir al-Anshari. Ajudan khalifah itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, (itu dari) sepupumu dan juga salah satu dari keluarga besarmu. Engkau juga telah tahu bahwa Baginda Nabi saw. menolak memakan barang sedekah tapi tidak dengan hadiah.”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun menimpali perkataan ajudannya itu dengan berkata:
ويحك ان الهدية كانت للنبي صلى الله عليه وسلم هدية، وهي اليوم لنا رشوة
“Celaka kamu, sungguh hadiah untuk Nabi saw. kala itu benar-benar hadiah, tapi itu di hari ini adalah sogokan pada kita.”
Hal demikian maklum sebab keluarga besar Bani Umayyah sangat ingin dekat dan ingin mendapat hati Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar diberi jabatan publik. Karena selama ini beliau memilih gubernur dan pejabat-pejabat publik secara profesional dan yang terpilih adalah yang amanah. Bahkan banyak kerabatnya dilucuti kekayaannya dan diturunkan menjadi rakyat biasa.
Teladan Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Kesungguhan dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin bahkan membuatnya jauh dari santai. Dalam hal ini, sang istri juga pernah ditanya bagaimana profil Khalifah Umar di rumah. Dia menjawab:
ما أعلم انه اغتسل من جنابة ولا من احتلام منذ استخلفه الله حتى قبضه
“Saya tidak pernah tahu bahwa dia mandi besar sebab junub atau mimpi basah sejak diangkat menjadi khalifah hingga wafatnya.”
Baiknya kepemimpin beliau menimbulkan kekeramatan tersendiri di wilayah kekuasaan umat muslim kala itu. Bahwa di zaman beliau, orang ternak domba tidak kuatir hewan piaraannya diterkam oleh erigala. Seakan hewan buas tersebut adalah anjing penjaga bagi domba-domba.
Ketika pengembala ditanya apa tidak kuatir kalau-kalau serigala-serigala yang ada itu memakan dombanya, dengan penuh yakin dia menjawab:
يا بني اذا صلح الرأس فليس على الجسد بأس
“Nak, jika seorang kepala itu kepemimpinnya benar, maka tidak ada rakyat sengsara.”
Bahkan kala itu, memelihara domba, singa dan hewan buas lainnya dapat dilakukan dalam satu kandang dengan baik. Hingga kejadian pada suatu hari, hewan-hewan buas tersebut memakan domba-domba. Itulah hari ketika Khalifah Umar bin Aziz wafat.
اللهم وَلِّ أمورنا خيارنا، ولا تولِّ أمورنا شرارنا، وارفع مَقْتَك وغضبك عنا، واجعل هذا البلد آمنا مطمئنا سخاء ورخاء، وسائر بلاد المسلمين، وصل اللهم على سيدنا محمد وعلى آله وسلم تسليما والحمد لله رب العالمين