Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Rahasia Wali, Tak Dikenali Orang Terdekat Hingga Masyhur Usai Wafat

Avatar photo
34
×

Rahasia Wali, Tak Dikenali Orang Terdekat Hingga Masyhur Usai Wafat

Share this article

Banyak kiai pintar atau ada wali yang punya
keistimewaan, tapi justru yang mengambil manfaat ilmu dan doanya adalah orang dari
luar daerahnya sendiri. Itu karena orang-orang terdekatnya lebih banyak melihat
sisi ‘basyariyyah’ (sifatnya sebagai manusia biasa) dari pada ‘khususiyyah’
(keistimewaan).

Menurut guru saya, yang demikian karena mereka
melihat secara langsung bagaimana saat kentut, makan, ke kamar mandi, marah, susah,
senang: hanya melihat aspek ‘basyariyyah’ inilah yang menjadi penghalang kita
mendapat manfaat. Maka dikatakan, yang paling sedikit mendapat manfaat dari
seorang syekh adalah justru istri dan anak atau yang mengurus urusan syekh
tersebut.

اقل الناس نفعا بالشيخ زوجته وابنه ونقيبه لكثرة مشاهدتهم له
ووقوفهم مع ظاهر بشريته دون الوصول الي معرفة قلبه وما فيه من الاسرار والمشاهد
النفيسة

“Orang yang paling sedikit mengambil manfaat
dari seorang syekh adalah istri, anak dan yang mengurus segala keperluannya.
Karena intensitas melihat mereka yang terlampau sering, namun hanya terpaku
pada aspek ‘basyariah’ (manusianya) semata, tidak sampai pada kemakrifatan hati
syekh, rahasia serta fenomena menakjubkan di dalamnya.”

Abu Yazid al-Busthami mengatakan, “Siapa saja
yang melihatku, ia masuk surga.” Sebagian muridnya mempersoalkan, “Bagaimana
bisa, sementara melihatnya Abu Jahal dan Abu Lahab pada nabi saja t  idak memberikan efek apa apa.”

Abu Yazid menjawab, “Sebab mereka melihat Muhammad
bukan sebagai Nabi, tetapi hanya sebagai anak yatim Abu Thalib.”

Terkadang juga, seorang wali meninggal, namun baru
dikenal ramai setelah ia meninggal: makamnya diziarahi orang banyak. Tapi saat
masih hidup, ia bukanlah siapa-siapa di tengah masyarakatnya. Maka ada ungkapan,
ada syekh atau wali yang memberikan manfaat pada orang yang masih hidup justru
ketika sudah meninggal. Karena semasa hidup, orang yang sezaman hanya melihat
sisi ‘basyariyyah’ saja.

لانهم يرون البشرية لا الخصوصية

“Mereka melihat sisi basyariyyahnya, bukan
khususiyyahnnya.”

Yang melihat aspek keistimewaannya hanya orang
orang tertentu saja.

Quthb az-Zaman, al-Imam Abdullah bin Alawi
al-Haddad, merupakan wali yang dianggap bukan siapa-siapa oleh manusia kebanyakan
semasa beliau hidup. Hanya segelintir orang yang menimba ilmu.

Salah seorang muridnya mengatakan, bagaimana bisa,
sosok sekaliber Abdullah Alawi al-Haddad tidak ada yang datang mendekat.
“Diamlah, jika banyak orang tahu, maka kita tak akan bisa sedekat
ini.”

Kontributor

  • Ahmad Hadidul Fahmi

    Kiai muda NU, suka mengkaji pemikiran Islam, dan rutin menulis berbagai isu mutakhir agama. Mengaku suka musik metal sejak di pondok. Alumni Universitas al-Azhar Mesir dan sekarang menjadi salah satu pengasuh Pesantren Attaujieh al-Islamy Leler Rawalo Banyumas