Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Kecam pembunuhan Ismail Haniyeh, Al-Azhar: Perjuangan rakyat Palestina tidak akan surut

Avatar photo
48
×

Kecam pembunuhan Ismail Haniyeh, Al-Azhar: Perjuangan rakyat Palestina tidak akan surut

Share this article

Al-Azhar Asy-Syarif, lembaga keislaman terbesar di dunia yang dipimpin oleh Imam Akbar Grand Syekh Ahmad at-Tayeb mengecam pembunuhan terhadap Kepala Biro Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh oleh entitas penjajah (Israel). 

“Pemimpin Palestina Ismail Haniyeh, dibunuh oleh tangan-tangan jahat pagi ini, sebagai bagian dari rangkaian serangan kejam yang dilakukan oleh entitas penjajah,” kata Al-Azhar dalam pernyataan resmi yang diunggah di Facebook pada Kamis (1/8/2023). 

Al-Azhar menyatakan bahwa Ismail Haniyel telah mengabdikan hidupnya untuk membela tanah airnya serta perjuangan rakyat Arab dan Muslim untuk mewujudkan Palestina yang merdeka dan bertahan. Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina ketiga (2006-2014) disebut Al-Azhar sebagai syahid (martir). 

Lebih lanjut, Al-Azhar menegaskan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas seperti ini tidak akan mengurangi semangat rakyat Palestina yang terus memberikan pengorbanan besar untuk mendapatkan hak-hak mereka dalam mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan ibu kotanya Al-Quds.

Al-Azhar menyampaikan ucapan belasungkawa dan dukacita yang mendalam kepada rakyat Palestina dan keluarga Ismail Haniyeh, serta mendoakan agar Allah SWT memberikan rahmat-Nya yang luas kepada almarhum dan memberkati keluarganya dengan kesabaran dan ketabahan.

Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan udara di kediamannya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) setelah diundang menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Pada 2019 lalu, Ismail Haniyah bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad at-Tayeb bersama rombongan delegasi Hamas.

Keduanya membahas sejumlah persoalan yang dihadapi oleh masalah Palestina, terutama serangan Israel terhadap Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa, serta upaya negara penjajah itu untuk meyahudikan kota suci itu dan mengubah karakter Arab dan Islamnya.

Delegasi Hamas berterima kasih kepada Grand Syekh Al-Azhar atas penyelenggaraan konferensi untuk mendukung Yerusalem dan Palestina serta bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada penduduk Gaza. Sementara itu, Syekh Ahmad at-Tayeb menyatakan kepeduliannya terhadap masalah Palestina, khususnya Masjid Al-Aqsa, dan komitmennya untuk memberikan bantuan kepada rakyat Gaza guna mengurangi penderitaan mereka.

Kematian negosiator utama Hamas ini meninggalkan luka yang mendalam bagi kelompok perlawanan itu dan warga Palestina. Membaca riwayat hidupnya, Haniyeh mewakili cerita warga Palestina yang terusir dari tanah airnya sendiri. 

Sebelum meninggal dunia, pemimpin Hamas itu mengalami penderitaan mendalam akibat serangan udara yang dilancarkan oleh Israel. Selama bertahun-tahun, Haniyeh kehilangan beberapa anggota keluarganya dalam serangkaian serangan negara zionis itu.

Pada tahun 2023, serangan Israel di Gaza mengakibatkan kematian 14 anggota keluarga Haniyeh, termasuk saudara laki-lakinya. Tak lama setelah itu, Haniyeh juga kehilangan cucunya dan cucu perempuan tertuanya.

Tragedi semakin mendalam pada 10 April 2024, ketika serangan udara Israel menghantam mobil Haniyeh, mengakibatkan kematian tiga putranya: Hazem, Amir, dan Mohammad, serta empat cucunya. Istrinya, yang sedang menjalani perawatan di Doha, baru mengetahui tentang kematian mereka tiga hari kemudian.

Pada 25 Juni 2024, Haniyeh mengalami kehilangan berat lainnya ketika sepuluh anggota keluarganya, termasuk saudara perempuannya yang berusia 80 tahun, meninggal dunia di kamp pengungsi Al Shati di Gaza.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.