Khutbah Jumat ini adalah mengangkat tema Green Ramadhan, yang mengajak kita untuk menjadikan bulan suci ini sebagai momen refleksi tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam kepedulian terhadap lingkungan. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum, serta selalu menjaga kebersihan dan kelestarian bumi.
Penting bagi kita untuk menerapkan prinsip tawasuth (sikap moderat) dan i’tidal (keseimbangan) dalam beribadah, berinteraksi, serta mengelola sumber daya alam. Dengan kesadaran ini, kita dapat menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang tidak hanya penuh dengan keberkahan spiritual, tetapi juga membawa kebaikan bagi lingkungan dan generasi mendatang.
Khutbah Pertama
Assalamualikum Warahmatullah Wabarakatuh
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِالْتَّوَاضُعِ وَالْإِفَاضَةِ فِي عِبَادَتِهِ وَطَاعَةِ رَسُولِهِ وَالْحِفَاظِ عَلَى نِعْمَتِهِ وَمَحَافَظَتِهِ عَلَى أَرْضِهِ وَسَمَائِهِ وَجَعَلَ رَحْمَتَهُ فِي سُبُلِ تَرْشِيدِ إِسْتِهْلَاكِ الْمَوَارِدِ وَسَعَادَتِهِ فِي حِفْظِ الْبِيئَةِ. والَّذِي أَمَرَنَا فِي رَمَضَانَ بِالصِّيَامِ وَإِكْثَارِ عِبَادَتِهِ وَرَحْمَتِهِ وَمُغْفِرَتِهِ، أشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَن سَارَ عَلَى نَهْجِهِ وَاقْتَفَى أَثَرَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ فِي لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Esok atau lusa kita akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah, bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Muslim di dunia. Bulan yang menjadi momen istimewa untuk memperbanyak ibadah, memperkuat tali ukhuwah, serta memperbaiki diri. Ramadhan adalah kesempatan emas untuk menumbuhkan kesabaran, ketakwaan, dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang kurang beruntung. Dengan datangnya bulan yang suci ini, mari kita sambut dengan penuh rasa syukur dan semangat untuk menjalani segala amal ibadah, sekaligus berkomitmen untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan kita, baik secara spiritual maupun dalam menjaga kelestarian alam sekitar. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Selama bulan Ramadhan, kita sering kali menyaksikan adanya peningkatan konsumsi, terutama dalam hal makanan dan minuman. Banyak di antara kita yang cenderung berbelanja lebih banyak, menyiapkan hidangan yang melimpah untuk sahur dan berbuka puasa. Hal ini, meskipun dimaksudkan untuk kebahagiaan, ternyata berdampak pada peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Menurut data dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) 2024, sekitar 71% masyarakat lebih cenderung membeli makanan dan minuman selama Ramadhan, sementara 20% dari total limbah yang dihasilkan merupakan sisa makanan.
Hal ini menggambarkan bagaimana kebiasaan konsumtif meningkat selama Ramadhan, dengan banyaknya hidangan yang disiapkan untuk sahur dan berbuka, yang seringkali berakhir menjadi pemborosan.
Ramadhan seharusnya menjadi bulan yang penuh dengan kesempatan untuk membersihkan diri dari euforia takatsur, yaitu persaingan berlebihan dalam memperbanyak dan membanggakan harta dunia, serta dari candu materialisme. Tujuan utamanya adalah agar semangat suci ini bisa terus terbawa hingga bulan-bulan berikutnya, membawa umat Islam pada kehidupan yang lebih sederhana dan penuh kesyukuran. Namun, seringkali yang terjadi justru sebaliknya, di mana takatsur dan keserakahan dunia justru semakin meningkat selama Ramadhan, dengan adanya konsumsi berlebihan, pemborosan, dan obsesi pada kemewahan, yang mengaburkan esensi sejati dari bulan yang penuh berkah ini.
Jamaah Sekalian yang Dimuliakan Allah!
Di Indonesia, yang dikenal dengan keberagaman budaya dan tradisinya, Ramadhan bukan hanya menjadi waktu untuk berpuasa dan beribadah, tetapi juga menjadi momen untuk merayakan kebersamaan dalam berbagai cara yang unik dan khas.
Tradisi-tradisi unik yang ada selama bulan Ramadhan seringkali membawa dampak positif dalam mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan, namun tak jarang tradisi ini juga mengarah pada pemborosan dan tumpukan sampah. Misalnya, kebiasaan berbuka puasa bersama dengan hidangan yang melimpah, tak jarang membuat banyak makanan terbuang sia-sia, meskipun masih layak konsumsi. Begitu pula dengan tradisi bagi-bagi takjil yang melibatkan pembungkusan makanan dalam plastik sekali pakai, yang berujung pada peningkatan sampah plastik di lingkungan. Selain itu, kegiatan membeli pakaian baru untuk menyambut Lebaran dan perayaan lainnya juga memperburuk konsumsi berlebihan, yang pada akhirnya menciptakan limbah dari barang-barang yang tidak diperlukan. Meskipun niatnya baik, tradisi-tradisi ini sering kali melupakan prinsip kesederhanaan dan efisiensi yang seharusnya diterapkan selama Ramadhan, sehingga mengarah pada pemborosan sumber daya dan kerusakan lingkungan.
Islam mengajarkan kita untuk selalu bijak dan tidak berlebihan dalam setiap hal, termasuk dalam makan dan minum. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidak ada wadah yang lebih buruk bagi anak Adam selain perutnya. Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan punggungnya. Jika ia harus makan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk pernafasannya.” (HR. Tirmidzi)
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk menjaga alam sebagai amanah dari Allah SWT, dan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran ini. Dengan berkurangnya konsumsi dan aktivitas sehari-hari selama berpuasa, kita memiliki peluang untuk lebih bijak dalam menggunakan sumber daya alam, mengurangi sampah, serta meminimalkan pemborosan.
Mengajak umat Islam untuk lebih sadar akan dampak lingkungan selama bulan suci Ramadhan bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan kerjasama antara masjid, organisasi-organisasi Islam, dan seluruh lapisan masyarakat untuk mengurangi, atau bahkan lebih baik lagi, meninggalkan penggunaan barang-barang sekali pakai yang mencemari lingkungan tersebut.
Penting bagi kita umat Islam Indonesia untuk kembali merujuk pada prinsip tawasuth dan i’tidal—dua nilai penting dalam Islam yang dapat menjaga keseimbangan dan kesederhanaan dalam menjalani bulan suci ini.
Jamaah sekalian !
Tawasuth itu itu dapat diartikan efisien. Sikap ini mendorong umat untuk tetap menjaga kesederhanaan, dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsu atau budaya konsumtif. Ramadhan memang waktu yang penuh berkah, tapi bukan berarti kita harus berlebihan dalam segala hal, terutama dalam hal makan, minum, dan kegiatan sosial. Banyak tradisi Ramadhan yang sangat seru, seperti buka puasa bersama, pengajian, atau bagi-bagi takjil. Semua itu bagus, tapi ingat, tawasuth mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan, agar kita tidak terjebak dalam kebiasaan konsumtif yang hanya mengarah pada pemborosan.
Misalnya, saat berbuka puasa, kita seringkali menyajikan makanan dalam jumlah yang sangat banyak, padahal tidak semuanya akan dimakan. Akhirnya, makanan yang tersisa malah terbuang sia-sia. Islam jelas-jelas mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam hal makan.
Selain itu, tawasuth juga mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam kebiasaan konsumtif menjelang lebaran. Jangan sampai kita berlebihan dalam membeli pakaian baru hanya untuk merayakan lebaran, padahal kebutuhan kita tidak sebanyak itu. Ramadhan adalah bulan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang sederhana dan tidak berlebihan. Jangan sampai kita malah terjerumus dalam materialisme yang mengarah pada pemborosan.
I’tidal dalam Memeriahkan Ramadhan
Selanjutnya, kita juga perlu i’tidal, yaitu keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Ramadhan bukan hanya soal ibadah pribadi, tetapi juga bagaimana kita menjaga hubungan dengan sesama dan lingkungan sekitar. I’tidal mengingatkan kita untuk menjaga harmoni dalam segala hal, baik dalam beribadah, berinteraksi dengan sesama, dan menjaga lingkungan.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Mari kita renungkan beberapa kebiasaan yang sering kita lakukan selama bulan Ramadhan yang dapat merusak lingkungan kita dan bertentangan dengan ajaran Islam mengenai efisiensi dan kelestarian alam:
Pemborosan Makanan
Salah satu kebiasaan yang paling sering terjadi di bulan Ramadhan adalah pemborosan makanan. Banyak di antara kita yang menyiapkan hidangan dalam jumlah yang berlebihan untuk sahur dan berbuka puasa. Hal ini sering menyebabkan banyak makanan yang terbuang sia-sia, meskipun makanan tersebut masih layak konsumsi. Padahal, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًۭا”
“Sesungguhnya orang-orang yang mubazir itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra: 27)
Pemborosan ini jelas bertentangan dengan prinsip efisiensi yang diajarkan dalam Islam. Kita seharusnya bijak dalam mengelola makanan, tidak berlebihan, dan menghindari pemborosan.
Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Hal lain yang sering kita lakukan selama bulan Ramadhan, terutama saat berbuka puasa, kita sering menggunakan plastik sekali pakai untuk wadah makanan atau minuman. Penggunaan kantong plastik, gelas plastik, dan piring sekali pakai ini tidak hanya meningkatkan jumlah sampah, tetapi juga mencemari lingkungan karena plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian bumi. Para Ulama mengingatkan yang sejalan dengan tuntunan syariat
إِنَّمَا ٱلْأَرْضُ مَسْجِدٌۭ لَكُمْ فَا حْتَسِبُوا۟ نَظَافَتَهَا
“Bumi ini adalah masjid bagi kalian, maka jagalah kebersihannya.”
Kita seharusnya berusaha mengurangi penggunaan plastik dan beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan.
Jamaah Sekalian !!
Peningkatan Konsumsi Energi
Salah satu hal yang harus kita perhatikan selama bulan Ramadhan adalah penggunaan energi, baik di rumah maupun di tempat-tempat umum, termasuk masjid. Di bulan Ramadhan, banyak rumah tangga yang menggunakan lebih banyak energi, terutama dengan menyalakan lampu, kipas angin, dan AC, baik saat sahur maupun berbuka. Meskipun tujuan kita adalah untuk mengurangi rasa haus dan panas, namun hal ini sering kali menyebabkan pemborosan energi, terutama karena kita sering lupa mematikan listrik setelah digunakan.
Penggunaan energi yang efisien juga harus menjadi perhatian kita, baik di masjid sebagai syiar Ramadhan maupun di tempat-tempat umum lainnya. Masjid sering menjadi pusat kegiatan selama Ramadhan, dari mulai salat tarawih hingga pengajian. Di sini, kita diajarkan untuk menjaga keberkahan, tidak hanya dalam ibadah tetapi juga dalam penggunaan energi. Sebagai tempat ibadah yang digunakan oleh banyak orang, masjid harus menjadi contoh dalam penggunaan energi yang efisien dan ramah lingkungan.
Konsumsi Air yang Berlebihan
Pada bulan Ramadhan juga, terutama dengan cuaca yang panas, banyak di antara kita yang cenderung menggunakan air lebih banyak, baik untuk wudhu, mandi, atau kegiatan lainnya. Pemborosan air ini sangat merugikan, terutama di daerah yang mengalami kekurangan air.
Mengingat air adalah sumber kehidupan yang harus kita jaga dengan baik. Maka, sudah selayaknya kita hindari pemborosan air, baik saat wudhu maupun saat mandi, dan gunakan hanya seperlunya.
Jamaah yang dimuliakan Allah!
Penyajian Makanan dalam Porsi Besar
Di banyak tempat, berbuka puasa diwarnai dengan hidangan yang melimpah. Banyak orang menyiapkan makanan dalam porsi yang sangat besar, sering kali melebihi kebutuhan mereka, yang akhirnya menyebabkan makanan terbuang. Pemborosan makanan ini tidak hanya menciptakan tumpukan sampah, tetapi juga memperburuk dampak terhadap lingkungan dengan menambah jumlah sampah organik. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk makan secukupnya dan tidak berlebihan. Beliau bersabda:
حَسْبُ ٱبْنِ ءَادَمَ لُقَيْمَٰتٌۭ يُقِمْنَ صُلْبَهُ
ۥCukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan punggungnya.” (HR. Tirmidzi)
Kegiatan Konsumtif yang Berlebihan
Di bulan Ramadhan, banyak orang yang lebih banyak berbelanja, baik untuk kebutuhan sahur, berbuka, atau membeli pakaian baru untuk lebaran. Kebiasaan konsumtif yang berlebihan ini meningkatkan volume sampah dari kemasan produk dan barang-barang yang tidak dibutuhkan. Selain itu, kita sering tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan, hanya karena adanya euforia menyambut lebaran. Hal ini memperburuk masalah sampah, terutama sampah plastik dan kemasan sekali pakai yang sulit terurai dan mencemari lingkungan. Padahal, Ramadhan seharusnya menjadi waktu untuk introspeksi dan mengurangi keinginan duniawi. Hendaklah kita bijak dalam berbelanja, hanya membeli apa yang benar-benar dibutuhkan, dan meminimalkan pemborosan yang dapat merusak alam serta menguras sumber daya yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghambur-hamburkan harta kalian dalam perbuatan yang batil.” (QS. Al-Baqarah: 188)
Jamaah Sekalian yang dimuliakan Allah!
Di akhir khutbah ini, marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk menjalani Ramadhan dengan penuh kesederhanaan, menjaga alam, dan menghindari segala bentuk pemborosan. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk terus memperbaiki diri, menjaga keseimbangan, dan mendapatkan keberkahan dari segala amal ibadah yang kita lakukan selama Ramadhan ini.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِوَالِدِي وَلِوَالِدَيْكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ
اللّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَتَّقُونَكَ فِي هَذَا الشَّهْرِ الْكَرِيمِ، اللّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يُكْثِرُونَ فِي هَذَا الشَّهْرِ مِنَ الْعِبَادَةِ وَالطَّاعَةِ، وَيَبْتَعِدُونَ عَنِ الْمَعَاصِي وَالْفِتَنِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ.
اللّهُمَّ اجْعَلْ رَمَضَانَ هَذَه السنة سَبَبًا لِتَطْهِيرِ قُلُوبِنَا، وَرَفْعِ دَرَجَاتِنَا، وَإِزَالَةِ هُمُومِنَا، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَخْرُجُونَ مِنْهُ وَقَدْ غُفِرَتْ لَهُمْ ذُنُوبُهُمْ، وَكُتِبَتْ لَهُمْ الْعِتْقُ مِنَ النَّارِ، اللّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ التَّوْفِيقِ فِيهِ لِلْقِيَامِ بِاللَّيْلِ وَالصِّيَامِ فِي النَّهَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَفُوزُونَ بِبَرَكَاتِ هَذَا الشَّهْرِ الْعَظِيمِ
رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Please login to comment