Ibadah
10 hal yang membantumu tadabbur al-Quran
Tadabbur al-Quran adalah merenungkan firman Allah dan memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Setiap muslim yang membaca al-Quran hendaknya menjadikan hal itu sebagai tujuan utamanya.
Dengan mengetahui makna al-Quran, perintah dan larangan Allah akan tertangkap secara utuh oleh pembacanya. Mentadabburi al-Quran akan mengantarkan seorang muslim untuk merasakan kenikmatan kalam ilahi, keindahan susunan kalimatnya dan dampak yang dihadirkannya dalam hati.
Tidak heran bila salah satu obat hati adalah membaca al-Quran beserta memahami maknanya. Membaca al-Quran akan semakin bermakna bila disertai dengan upaya untuk mentadabburinya. Salah satu manfaat tadabbur al-Quran adalah mempertebal keimanan bahwa al-Quran benar-benar datang dari Allah.
Dalam surat an-Nisa' ayat 82, Allah SWT berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
"Maka tidakkah mereka mentadabburi al-Quran? Sekiranya al-Quranitu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.”
Imam Suyuthi dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa maksud mentadabburi al-Quran adalah merenungkan lafal-lafalnya dan makna-makna indah yang terdapat di dalamnya. Sekiranya ia buatan manusia, niscaya akan menemukan pertentangan yang banyak baik dalam makna maupun dalam susunannya.
Mengutip Tafsir Al-Mishbah karya Prof. Quraish Shihab, "Apakah orang-orang munafik itu tidak merenungkan kitab Allah agar mengetahui alasan yang datang dari Allah mengapa mereka wajib menaati-Nya dan mengikuti perintahmu (Muhammad)? Sesungguhnya al-Quran ini benar-benar berasal dari Allah, karena keselarasan makna dan hukum yang dikandungnya serta keterpaduan ayat-ayatnya yang saling menguatkan."
Hal yang membantu tadabbur al-Quran
Ada beberapa adab yang harus diperhatikan seorang muslim bila hendak mentadabburi al-Quran.
Dikutip dari fatwa al-Azhar, berikut 10 hal yang dapat membantu kita dalam memahami kandungan isi al-Quran:
1. Berkomitmen mengikuti tata krama membaca al-Quran. Seperti menghadirkan niat dalam hati, berwudhu, duduk di tempat yang suci, menjauhi hal-hal yang dapat melalaikan fokus, menghadap kiblat sedapat mungkin, kemudian memulai dengan membaca isti'adzah dan basmalah, lalu memperhatikan hukum tajwid, waqaf dan ibtida.
2- Memanfaatkan waktu-waktu di mana biasanya hati hadir dan tenang dalam membaca dan merenungkan al-Quran. Seperti waktu fajar, dan sepertiga malam terakhir.
3. Merasakan keagungan al-Quran sebagai firman Allah dan bahwa ia adalah obat dari penyakit nafsu, syahwat dan syubhat.
4. Setiap pembaca meyakini bahwa ia sedang diajak bicara oleh al-Quran, sehingga ia dapat dengan mudah menerima pesan, nasihat, perintah dan larangannya.
5. Membaguskan suara bacaan al-Quran akan membantu hati dalam merasakan keagungan dan memahami maknanya.
Rasulullah saw. bersabda,
زيِّنوا القرآنَ بأصواتِكم
"Percantiklah al-Quran dengan suara kalian." (HR. al-Hakim)
6. Bersungguh-sungguh untuk membersihkan hati dengan menjauhi dosa dan maksiat. Semakin jauh dia darinya, semakin dia bisa memahami, dan akan diberi futuh oleh Allah.
Allah swt. berfirman:
وَاتَّقُوا اللهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ
"Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu." (QS. al-Baqarah: 282)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا
"Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil)." (QS. al-Anfal: 29)
7. Berusaha berinteraksi dengan apa yang sedang dia baca dan dengar dari ayat-ayat al-Quran. Jika berhenti di satu ayat kabar gembira, maka dia meminta kepada Allah. Dan jika berhenti pada ayat hukuman, maka dia berlindung kepada Allah darinya.
8. Mengulang-ulang membaca ayat yang menyentuh hati.
Diriwayatkan dari Abu Dzar bahwa Rasululah saw. bertemu satu ayat yang beliau ulang berkali-kali hingga pagi. Yaitu firman Allah:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
9. Mencari makna ayat-ayat suci al-Quran serta menelaah apa yang disebutkan dalam kitab-kitab tafsir dan asbab nuzul (alasan turunnya).
10. Berusaha mengingatkan orang lain tentang firman Allah karena itu juga termasuk cara memahami dan merenungkan al-Quran. Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat."
Sementara itu, ulama Mesir Syekh Ali Jum'ah memberikan nasihat bahwa dalam upaya tadabbur al-Quran hendaknya orang yang membaca berlepas dari daya upayanya sendiri dan berfokus melihat dirinya dengan mata ridha dan perbaikan diri.
Jika membaca ayat janji dan pujian untuk orang-orang shaleh, janganlah dia melihat itu pada dirinya, namun berharaplah agar dimasukkan dalam golongan mereka. Dan jika melihat ayat celaan terhadap pelaku maksiat dan orang-orang lalai, hendaklah dia mengkhawatirkan dirinya sendiri sembari berdoa kepada Allah memohon belas kasih dan rahmat.
Yusuf bin Asbat pernah ditanya, "Apabila kamu membaca al-Quran, doa apa yang kamu panjatkan?"
Dia menjawab, "Aku beristigfar memohon ampunan kepada Allah atas kelalaianku sebanyak 70 kali."
Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.
Baca Juga
Mendoakan lawan, Sunnah Nabi yang terlupakan
08 Nov 2024
Qoul Qodim Imam Syafi’i yang boleh diikuti
07 Nov 2024
Tips agar shalat diterima
04 Nov 2024