Ibadah

Ijazah Habib Zein Smith agar tidak mimpi basah ketika tidur

09 Mar 2022 03:12 WIB
1907
.
Ijazah Habib Zein Smith agar tidak mimpi basah ketika tidur Dalam Islam, orang yang mimpi basah diwajibkan mandi besar.

Tidak jarang ketika tidur, seseorang mengalami mimpi basah. Ketika mimpi mungkin terasa nyaman, namun saat bangun dan harus mandi, sangatlah tidak mengenakkan. Mandi dalam dingin, banyak orang yang tidak ingin.

Biasanya mimpi basah berisikan aktivitas seksual dan menyebabkan keluarnya air mani. Pria dan wanita sama-sama bisa mengalaminya. Dalam bahasa Arab, mimpi basah dikenal dengan istilah ihtilam.  Dalam Islam, orang yang mimpi basah diwajibkan mandi besar.

Baca juga: Sunnahkah Berhubungan Badan pada Malam Jumat?

Berikut adalah amalan dari Habib Zein bin Smith agar ketika tidur tidak mimpi basah:

قال بعضهم: من أراد أن لا يحتلم في نومه فليكتب في صدره "عمر بن الخطاب"، ولا يشترط أن يكتب بالقلم بل يكفي بنحو أصبع ، أو ما هذا معناه.

“Sesiapa yang tidak ingin mimpi basah ketika tidur, maka tulislah "Umar Bin Khattab" di dadanya. Menulisnya pun tidak harus menggunakan pena, namun cukup menggunakan jari-jarinya.” (Al-fawaid Al-mukhtarah li salik tariq al-akhirah,592)

Hal-hal yang makruh dilakukan orang junub

Perlu diketahui bahwa bagi orang junub akan terdampak hukum makruh dalam beberapa kondisi seperti keterangan ini:

(ويكره للجنب الأكل والشرب والنوم والجماع قبل غسل الفرج والوضوء) لما صح من الأمر به في الجماع وللاتباع في البقية إلا الشرب فمقيس على الأكل (وكذا منقطعة الحيض والنفاس) فيكره لها ذلك كالجنب بل أولى.

“Bagi orang junub dimakruhkan makan, minum, tidur dan senggama sebelum membasuh alat vital dan wudhu. Karena ada perintah agama yang sahih dalam masalah senggama, dan mengikuti nabi dalam masalah lainnya, kecuali dalam masalah minum, di mana hukumnya dianalogikan dengan masalah makan. Begitu juga bagi perempuan yang telah selesai haid dan nifas, makruh baginya melakukan hal-hal yang telah disebutkan.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Minhaj Al-qawim, h. 52)

Baca juga: Bolehkah Shalat Setelah Mandi Wajib Tanpa Wudhu?

Setelah melakukan amalan dari Habib Zein Smith, namun ternyata masih junub, maka baiknya ikuti arahan Syekh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi ini:

ولو نوى رفع الجنابة وغسل بعض البدن ثم نام فاستيقظ وأراد غسل الباقي لم يحتج إلى إعادة النية.

“Andai ia niat menghilangkan hadas besar (junub) dan membasuh separuh badan, kemudian ia tidur, lalu ketika bangun, dan hendak meneruskan mandinya, maka ia tidak harus mengulangi niatnya”. (Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fath Al-Mu’in bi Syarh qurrat Al-Ain bi Muhimmat Al-din, h. 67)

Mengapa bisa demikian? Sebab dalam mandi itu tidak disyaratkan muwalah (continue sekadar anggota tubuhnya tidak kering ketika hendak melaksanakan rukun selanjutnya). Maka boleh dicicil dahulu mandinya ketika merasa kedinginan, kemudian nanti diteruskan kembali dengan membasuh anggota tubuh yang belum dibasuh.  Muwalah dalam mandi dihukumi sunnah saja. (Syekh Abi Bakar Syatha Al-Dimyathi, I’anah Al-thalibin fi hall alfadz fath al-mu’in, Juz 1 Halaman 91)

Baca juga: Batalkah Shalat Bila Zakar Bergerak-gerak?

Demikianlah amalan agar tidak mimpi basah ketika tidur. Pastinya sangat berguna bagi kalangan laki-laki yang seringkali junub. Terlebih diberikannya sebuah tips agar tidak terkena hukum makruh. Semoga bermanfaat dan selamat mengamalkan.

Ahmad Hidhir Adib
Ahmad Hidhir Adib / 63 Artikel

Asal dari Pasuruan. Sekarang menempuh studi program Double degree di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada program studi PAI dan Fikih Muqaran dan tinggal Wisma Ma’had Aly UIN Malang. 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: