Ibadah
Inilah 6 Tata Cara Minum Sesuai Sunnah Nabi
Syariat Islam merupakan satu-satunya kaedah serta patokan yang bersifat integral dan global. Sebuah aturan yang disusun untuk mewujudkan harmoni dalam seluruh sisi kehidupan manusia.
Islam sebagai syariat mengatur tatanan hidup manusia. Bahkan hal-hal remeh sekalipun tak luput dari perhatiannya. Sahabat Abu Dzar al-Ghifari menegaskan hal itu dalam statemennnya,
لقد توفى رسول الله صلى الله عليه وسلم وما طائر يقلب جناحه في السماء إلا ذكر لنا منه علما حتى الطيور في السماء لنا منها علم بتعليم الله ورسوله إيانا
"Tidaklah Rasulullah saw. mangkat melainkan setelah mengajarkan seluruh hal kepada kita (umatnya), bahkan ilmu terkait kepakan kedua sayap burung di angkasa pun telah kami kuasai, berkat ajaran dan petunjuk dari Allah swt. dan Rasul-Nya."
Termasuk dari hal-hal sederhana, bahkan tergolong dalam sesuatu yang tak bisa terlepas dari kehidupan manusia, adalah urusan minum. Tata cara minum tak luput dari perhatian syariat dan sunnah.
Habib Umar bin Hafizh sedang minum dalam posisi duduk.
Berikut paparan beberapa petunjuk serta adab dan tata cara minum sesuai tuntunan syariat:
1. Minum dengan Tangan Kanan.
Mulailah hal-hal baik dengan menggunakan bagian kanan kaki atau tangan, semisal mendahulukan kaki kanan ketika masuk ke masjid, dan tangan kanan ketika makan ataupun minum.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar, Rasulullah saw. menyatakan,
لا يأكلن أحدكم بشمال ولا يشربن بها فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بها
"Janganlah salah seorang dari kalian makan dan minum dengan tangan kiri. Sungguh Setan/Iblis makan dan minum dengan tangan kiri." (HR. Mundziri dalam kitab At-Targhib wa at-Tarhib)
2. Minum dalam Keadaan Duduk.
Hal tersebut berpijak pada hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
أنه نهى أن يشرب الرجل قائما، قال قتادة: فقلنا فالأكل، فقال: ذاك أشر أو أخبث
"Sungguh Rasulullah melarang minum dalam keadaan berdiri.”
Sahabat Qatadah lantas bertanya, “Lantas bagaimana dengan makan?” Rasululullah pun menjawab, "Hal tersebut (makan dalam kondisi berdiri) lebih buruk." (HR. Muslim)
Imam Ghazali seorang ulama yang juga menguasai ilmu kedokteran menyatakan bahwa minum dalam posisi bersandar sangat tidak baik dan makruh. Hal tersebut memayahkan kerja lambung. Maka dianjurkan untuk duduk dengan posisi yang tegak.
3. Mengucapkan Basmalah sebelum Minum.
Allah swt. membuka lebar pintu keberkahan dan keridhaan-Nya bagi setiap hamba yang menyebut nama-Nya di setiap hal-hal baik yang hendak dia lakukan, termasuk saat hendak minum.
Rasulullah saw. bersabda;
إذا أكل أحدكم فليذكر اسم الله تعالى في أوله، فإن نسي أن يذكر اسم الله تعالى في أوله فليقل: بسم الله أوله وآخره
"Ketika salah seorang di antara kalian hendak makan, sebutlah nama Allah (dengan basmalah). Jika lupa dan teringat di tengah-tengah makan, maka bacalah; 'Bismillahi Awwaluhu wa Akhiruhu." (HR. Tirmidzi, ia berkata: hasan shahih)
Imam an-Nawawi ketika mengomentari hadits tersebut menyatakan,
والتسمية في شرب الماء واللبن والعسل والمرق وسائر المشروبات كالتسمية في الطعام في جميع ما ذكرناه
"Sebagaimana disunnahkan basmalah sebelum makan, begitupula disunnahkan membaca basmalah sebelum minum air, madu, susu dan berbagai macam jenis minuman lainnya." (Al-Adzkar, hal; 386)
Beliau melanjutkan bahwa mengucap basmalah tetap disunnahkan bagi wanita haid, atau lelaki yang junub—dengan catatan tidak bermaksud bahwa bacaan basmalah merupakan potongan dari ayat suci al-Quran. Namun hanya bermaksud untuk bacaan dzikir.
4. Minum dengan Bertahap Bukan Setegukan.
Hal ini dijelaskan Rasulullah saw. dalam salah satu sabdanya,
مصوا الماء مصا ولا تعبوه عبا فإن الكباد من العب
"Hiruplah air dengan perlahan-lahan, jangan kau teguk dengan kuat, karena hal itu menyebabkan penyakit lambung." (HR. Thabrani dan Ibn Hibban)
Imam al-Ghazali menyatakan bahwa langkah yang paling afdal dan selaras dengan kesunnahan nabi ialah dengan membaginya menjadi 3 kali tegukan, seraya membaca basmalah sebelum memulai tegukan, dan hamdalah selepasnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
لا تشربوا واحدا كشرب البعير، ولكن اشربوا مثنى وثلاث، وسموا إذا أنتم شربتم، واحمدوا إذا أنتم رفعتم.
"Jangan kalian minum satu kali tegukan, seperti halnya unta. Tetapi minumlah dua atau tiga kali tegakan. Sebut nama Allah ketika hendak minum, dan ucapkan hamdalah seusainya." (HR. Tirmidzi, Hadits Hasan)
5. Tidak Bernapas Ketika Minum.
Manusia menghembuskan CO2 (Zat Karbondioksida) di setiap nafasnya. Zat tersebut jika tercampur dengan H2O (Zat Hidrogen) yang terkandung dalam air, akan berbaur menjadi zat asam yang tak baik dihirup oleh manusia.
Hal ini sudah jauh diungkap 14 abad yang lalu, dalam pesan Rasulullah saw. kepada setiap umatnya,
إذا شرب أحدكم فلا يتنفس في الإناء فإذا أراد أن يعود فلينح الإناء ثم ليعد إن كان يريد
"Jika salah seorang dari kalian minum, janganlah kau hembuskan nafas di air minum. Jika kau menginginkannya, maka hembuskan nafasmu di luar air minum tersebut. Kemudian lanjutkanlah minum jika menghendakinya." (HR. Ibnu Majah)
6. Membaca Doa setelah Minum.
Rasulullah saw. menganjurkan umatnya untuk membaca doa ini setelah minum;
الحَمْدُ لله الَذِّيْ جَعَلَهُ عَذْباً فُراتاً بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا أُجَاجا بِذُنُوْبِنَا
"Segala puji milik Allah swt. Dzat yang menjadikan (air tawar tersebut) menyejukkan berkat kasih sayangNya. Dan tidak menjadikannya air asin yang memekatkan sebab dosa-dosa kami." (HR. Thabrani)
Yuk, jadikan segala aktifitas kita sehari-hari, semisal; makan, minum, mandi dan lain-lain sebagai ladang pahala kita, dengan cara melakukannya sesuai dengan ketentuan, anjuran yariat dan sunnah-sunnah Nabi. Wallahu a'lam bis shawab.
Referensi:
1. Shahih Muslim, karya Al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj an-Naisaburi.
2. Riyadhus Shalihin dan Al-Adzkar, karya al-Imam Syarafuddin Yahya an-Nawawi.
3. Ihya Ulumiddin, karya al-Imam Muhammad bin Muhammad al-Ghazali.
4. Al-Jami' ash-Shagir, karya Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi.
5. As-Suluk al-Asasi, karya Sayidil Murabbi Dr. Muhammad bin Ali Ba'athiyah.
Alumni S1 Univ. Imam Syafii, kota Mukalla, Hadramaut, Yaman. Sekarang aktif mengajar di Pesantren Nurul Ulum dan Pesantren Al-Quran As-Sa'idiyah di Malang, Jawa Timur. Penulis bisa dihubungi melalui IG: @muhammadfahmi_salim