Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Paman Nabi Abu Lahab, Musuh Allah yang Mendapat Keringanan Azab

Avatar photo
33
×

Paman Nabi Abu Lahab, Musuh Allah yang Mendapat Keringanan Azab

Share this article

Sejarah agama telah mengungkapkan kepada kita secara gamblang, bahwa seluruh kisah hidup Abu Lahab tercela, bahkan namanya ikut disebut dalam Al-Quran. Ia merupakan pemuka kafir Quraisy sekaligus paman Nabi, bernama Abdul Uzza bin Abdul Muthalib.

Kekejian dan keburukan Abu Lahab akan terus terkenang sepanjang masa, tidak ada satu riwayat pun yang menjelaskan bahwa dirinya akan selamat dari siksa neraka.

Di saat turun surat Asy Syu’ara ayat 214, Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw agar memberikan peringatan kepada para kerabat dekatnya.

Seketika Nabi mengumpulkan seluruh keluarga dan kerabat dekatnya di suatu tempat, lalu memperingati mereka agar beriman kepada Allah swt.

Tatkala Nabi selesai berbicara, bukan malah sambutan yang diterima, akan tetapi cacian serta makian dihujamkan bertubi-tubi kepada beliau.

Lantas, Abu Lahab berkata dengan sombongnya, “Celakalah kamu Muhammad! Apakah hanya untuk hal seperti ini kamu mengumpulkan kami?”

Lalu Abu Lahab mengambil sebongkah batu dan berniat melemparkannya kepada Nabi. Namun sebelum hal itu terjadi, turunlah firman Allah, yaitu surat Al-Masad yang berceritakan tentang doa akan celakanya kedua lengan Abu Lahab.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ (5)

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya terdapat tali dari sabut.” (QS. al-Masad: 1-5)

Ibnu Hisyam menjelaskan: tabbat artinya merugi dan at-tabab artinya kerugian.

Baca juga: Kisah Sahabat Masuk Islam karena Jin

Selain Abu Lahab, tercantum pula istrinya yang dikenal sebagai Ummu Jamil, saudari Abu Sufyan, sang pembawa kayu bakar. Tidak berbeda jauh dengan sang suami, Ummu Jamil juga tersohor sebagai tokoh yang sering mencaci maki Rasulullah Saw.

Ibnu Ishaq berkata: Ketika Ummu Jamil sang pembawa kayu bakar mendengar ayat Al-Quran yang diturunkan perihal diri dan suaminya, ia segera datang kepada Rasulullah Saw yang waktu itu sedang duduk di masjid di sisi Ka’bah ditemani Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Ummu Jamil datang dengan membawa batu besar segenggaman tangan. Ketika berdiri di depan Rasulullah Saw dan Abu Bakar, Allah memalingkan pandangannya dari Rasulullah Saw sehingga dia hanya melihat Abu Bakar.

Ia berkata, “Wahai Abu Bakar, mana sahabatmu? Aku dengar sahabatmu mencibir kelakuanku. Demi Allah, apabila aku berjumpa dengannya, pasti aku sumpal mulutnya dengan batu ini. Demi Allah, aku seorang penyair.”

Kemudian ia berkata, “Mudzammam (lawan dari Muhammad) kami tantang dirinya Kami bangkang semua perintahnya Dan agamanya membuat kami marah.”

Selesai mengatakan itu, Ummu Jamil pergi. Abu Bakar berkata kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, apakah Ummu Jamil tidak melihatmu?”

Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak mampu melihatku, karena Allah cabut penglihatannya dariku.”

Sikap Abu Lahab Saat Hari Kelahiran Nabi

Setelah kita mengetahui bagaimana sosok Abu Lahab beserta istrinya yang telah digambarkan oleh Al-Quran, ada poin penting yang mesti diketahui dari kisahnya.

Pada tanggal 12 Rabiul Awal terlahirlah Nabi yang mulia dan penyayang, penghulu para rasul, imam orang-orang bertakwa, pemimpin orang-orang yang memancarkan cahaya menuju surga yang penuh kenikmatan, pembimbing ke jalan yang lurus, Nabi yang diutus sebegai rahmat bagi alam semesta, pemilik haudl (telaga), pemegang bendera dan syafaat di hari yang agung.

Pada hari kelahiran Nabi, Abu Lahab merasa bahagia dan gembira atas kelahiran salah satu keponakannya. Dia mengekpresikan rasa bahagianya itu dengan membebaskan seorang budak wanita bernama Tsuwaibah.

Tsuwaibah adalah tokoh wanita kedua yang menyusui Rasulullah setelah ibundanyaya Sayyidatina Aminah. Saat itu, Tsuwaibah membagi air susunya kepada Rasul dan anaknya sendiri yaitu Masruh yang masih balita.

Tsuwaibah menyusui Rasul sebelum Halimah As-Sa’diyah binti Dzuaib dalam kurun waktu kurang lebih selama empat bulan. Setelah itu, sang kakek Abdul Mutthallib kembali mencari pengganti sosok wanita yang layak dan pantas untuk menyusui cucunya, hingga akhirnya iapun menemukan para wanita suka rela yang bersedia menyusui Nabi, mereka berasal dari suku Bani Sa’ad.

Baca juga: Nuaiman, Sahabat Suka Mabuk Namun Mencintai Allah dan Nabi

Peran Tsuwaibah di sini sangatlah penting. Dia tergolong salah satu wanita yang dapat menyusui Nabi. Yang demikian itu tidak akan terjadi kecuali atas sikap lapang Abu Lahab yang senang atas kelahiran Nabi Muhammad Saw sehingga membebaskannya dari dunia perbudakan.

Ketika mencapai 70 tahun, Abu Lahab wafat pada tahun ke-2 H, kematiannya terjadi tepat pada hari ke-7 selepas kembali dari perang Badar. Ia wafat dalam keadaan mengenaskan, seluruh anggota badannya seperti bangkai yang menebarkan bau busuk hingga mengganggu indera penciuman. Oleh sebab itulah jasadnya terlantar selama 3 hari karena tidak ada yang mau mengurusnya, hingga kerabat terdekatnya menyewa orang lain untuk mengebumikan jasad Abu Lahab.

Seusai Abu Lahab wafat, diriwayatkan bahwa dirinya sedang berada dalam siksaan api neraka yang dijanjikan Allah kepadanya. Berita ini datang dari riwayat Imam Suyuthi yang tercantum dalam kitab Arfu at-Ta’rif bil Maulidi as-Syarif.

Beliau berkata, “Saya melihat Imam Qurra Hafidz Syamsuddi ibnu Al-Zajari mengatakan,

قد رؤي أبو لهب بعد موته في النوم، فقيل له ما حالك؟ فقال: في النار، إلا أنه يخفف عني كل ليلة اثنين، وأمص بين أصبعي ماء بقدر هذا – وأشار لرأس أصبعه-وأن ذلك بإعتاقي لثويبة، عندما بشرتني بولادة النبي صلى الله عليه وسلم وبإرضاعها له.

Sungguh keadaan Abu Lahab telah diperlihatkan (kepada Abbas bin Abdul Muthalib) dalam mimpinya setelah ia wafat, dan dikatakan kepadanya, “Bagaimana keadaanmu?

Ia menjawab, “Aku berada di neraka terkecuali jika hari Senin tiba, maka Allah akan meringankan azabku. Aku akan meminum air yang keluar dari kedua belah jariku (dan ia mengisyaratkan dengan ujung jarinya) dan hal itu terjadi karena aku telah memerdekakan hamba sahayaku Tsuwaibah di saat sampainya kabar gembira kepadaku atas kelahiran Nabi Muhammad Saw dan (Tsuwaibah) termasuk orang yang menyusuinya.”

Apabila Abu Lahab seorang kafir yang telah dijanjikan kepadanya neraka mendapatkan nikmat keringanan adzab atas rasa gembiranya saat hari kelahiran Nabi, maka bagaimana kabar dan keadaan seorang muslim yang semestinya lebih berhak akan nikmat yang Allah berikan tersebut.

Imam Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Nashir Ad-Dimsyaqi mengatakan, “Sungguh benar kabar yang diberitakan, bahwa Abu Lahab mendapat keringanan atas azabnya setiap hari Senin karena ia telah memerdekakan hambanya yang bernama Tsuwaibah disebabkan rasa kegembiraannya akan kelahiran Nabi Muhammad Saw.”

Riwayat ini dikuatkan pula oleh apa yang termaktub dalam kitab Shahih Muslim, berceritakan bagaimana sosok Abu Lahab yang mendapat keringanan azab dari Allah pada setiap hari Senin. Hal itu terjadi karena kegembiraan Abu Lahab atas kelahiran Nabi Muhammad Saw.

إِذَا كَانَ هَذَا الكَافِرُ جَــــاءَ ذَمُّـهُ        بِتَبَّتْ يَدَاهُ فِي الجَحِيْمِ مُخَلَّدَا

أَتـــــــى أَنَّهُ يَـــــــــوْمَ الإِثْنَيْنِ دَائِمـًا      يُخَفَّفُ عَنْهُ لِلسُّرُوْرِ بِأَحْمَدَ

فَمَا الظَّنُّ بِالْعَبْدِ الَّذِي كَانَ عُمْرُهُ        بِأَحْمَدَ مَسْرُوْرًا وَمَاتَ مُوَحِّدَا

Apabila (Abu Lahab) seorang kafir yang telah dihinakan dengan kedua tangannya celaka di neraka Jahim yang kekal.

Mampu mendapatkan keringanan azab setiap hari senin atas rasa kegembiraannya akan kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Maka bagaimana keadaan seorang hamba yang berumur panjang, gembira akan hari kelahiran Nabi dan mati dalam keadaan bertauhid.

Mayoritas ulama bersepakat, bahwa amalan yang diperbuat orang kafir tidak akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan tak akan mendapat pahala di sisi Allah swt, begitu pun tidak ada keringanan azab bagi mereka.

Syekh Yusuf Khattar Muhammad berkomentar, “Walau begitu, hal tersebut tidak memungkiri akan keabsahan riwayat yang disebutkan imam Baihaqi, karena sesungguhnya kesemua itu dikhususkan untuk dosa yang berkaitan dengan kekufuran. Adapun dosa selain kekufuran, maka apa salahnya jika sekiranya dia mendapat keringanan adzab.”

Imam Qurthubi ikut berkomentar, “Keringanan yang terjadi pada Abu Lahab adalah perkara khusus sebagaimana yang tertera dalam riwayat.”

Hal ini juga tidak luput dari perhatian Imam al-Baghawi, dalam kitab Syarah Sunnah beliau menuturkan, “Adapun Imam al-Amiri, ia telah meriwayatkan dalam kitab Bahjatul Mahaafil. Ibarah tersebut telah diuraikan sehingga memilki mafhum bahwa perkara ini (peringanan azab) hanya khusus terjadi kepada Abu Lahab, yang tak lain sebagai bentuk pengaggungan terhadap Rasulullah Saw sebagaimana diringankannya beban Abu Thalib karena dirinya.”

Mimpi ini diperlihatkan kepada Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib, sebelum beliau memeluk agama Islam. Kemudian datang sekelompok yang mempermasalahkan riwayat mimpi tersebut. Mereka mengatakan, “Bagaimana kalian bisa mempercayai mimpi yang datang dari Abbas ketika dia masih kafir, bukankah kesaksian orang kafir tidak bisa didengar dan riwayatnya pun tak bisa diterima?”

Asumsi tersebut keliru, karena tidak ada satu pun ulama yang menyatakan bahwa mimpi yang dialami oleh Sayydina Abbas termasuk bentuk kesaksian, melainkan hanya sebatas kabar berita, dan hal itu tidak memerlukan keimanan bahkan agama seseorang. Hal ini sesuai sebagaimana mimpi yang dialami oleh raja Mesir penganut berhala, di mana dia telah melihat bukti mukjizat kenabian Yusuf As. Jika memang riwayat ini tak diterima karena datang dari orang musyrik, tentunya Allah swt. tidak akan menyebutkan kisah ini dalam Al-Quran. Wallahu A’lam bis Showab.

Kontributor

  • Faisal Zikri

    Pernah nyantri di Daarul 'Uulum Lido Bogor. Sekarang meneruskan belajar di Imam Shafie Collage Hadhramaut Yaman. Suka membaca, menulis dan sepakbola.