Malam Isra Mikraj jatuh pada Maghrib hari Rabu (10/3)
hingga fajar Kamis (11/3) nanti malam. Apakah Rasulullah saw. naik ke langit
dengan jasad dan ruh ataukah hanya lewat mimpi?
Menjawab pertanyaan di atas, Darul Ifta Mesir menerangkan
bahwa sesungguhnya Isra Mikraj merupakan mukjizat yang diperuntukkan secara
khusus bagi Nabi Muhammad saw. sebagai bentuk penghormatan dan penegasan atas
derajat beliau yang mulia. Selain itu, Allah swt. hendak memperlihatkan kepada
beliau sebagian dari tanda-tanda kebesaran ciptaan-Nya.
Allah swt. berfirman,
سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Mahasuci (Allah), yang telah
memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke
Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-Isra` [17]: 1)
وَالنَّجْمِ
إِذَا هَوَى مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا
غَوَى وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى ذُو مِرَّةٍ
فَاسْتَوَى وَهُوَ بِالْأُفُقِ
الْأَعْلَى ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى مَا
كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى
أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
“Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu
(Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya
itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang
sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri
dengan rupa yang asli. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia
mendekat, lalu bertambah dekat lagi.” (QS. an-Najm [53]:
1-8)
Mayoritas ulama bersepakat bahwa Nabi Muhammad saw.
melakukan perjalanan Isra dengan ruh dan jasad. Karena al-Quran secara lugas
menyebutkan hal itu. Allah berfirman, بِعَبْدِهِ (hamba-Nya), dan itu berarti manusia
seutuhnya karena kata ‘abdun tidak digunakan kecuali dalam pengertian
sosok manusia secara ruh dan jasad.
Baca juga: Kisah Mi’raj Nabi Muhammad
Perjalanan Isra Rasulullah
telah diceritakan oleh Al-Quran dan hadits. Bila ada yang melontarkan
pertanyaan di atas, silakan mencari tahu dan merujuk hadits-hadits yang
mengupas tentang perjalanan malam hari Nabi Muhammad saw. pada malam 27 Rajab
itu.
Adapun mengenai perjalanan
Mikraj, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Pangkal perselisihannya
sama: apakah Nabi melakukan Mikraj dengan jasad dan ruh ataukah dengan ruh saja
alias mimpi?
Lembaga Fatwa Mesir itu menjelaskan bahwa mayoritas
ulama menyatakan bahwa Rasulullah saw. melakukan Mikraj secara sadar dengan
jasad dan ruhnya dalam satu malam.
Pendapat sementara ulama yang menyataan bahwa Mikraj
Nabi terjadi lewat ruh saja atau mimpi, menurut Darul Ifta, tidak dapat
dijadikan pegangan. Allah swt. Mahakuasa untuk memperjalankan Nabi ke langit lengkap
dengan jasad dan ruhnya, sebagaimana Dia kuasa memperjalankan Nabi dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan jasad dan ruhnya.
Apabila al-Quran menceritakan Isra secara eksplisit dan
menyinggung Mikraj secara implisit, maka hadits-hadits Nabi banyak meceritakan
dua peristiwa mukjizat itu secara lugas dan tersurat.
Baca juga: Wasiat Nabi Isa agar Beriman kepada Nabi Muhammad
Dilansir dari Youm7.com, Darul Ifta menegaskan
bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan perjalanan Isra dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha, kemudian bertolak dari Masjidil Aqsa menuju lapis demi lapis
langit hingga langit tertinggi dengan ruh sekaligus jasad beliau.
Terkahir, pihaknya mengingatkan bahwa mempertanyakan hal-hal
semacam ini terkadang menguras banyak waktu dan mengalihkan perhatian orang muslim
dari hal-hal penting yang lebih mendesak untuk dikerjakan.