Scroll untuk baca artikel
Ramadhan kilatan
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Parlemen Darun Nadwah: Upaya Elite Quraisy Hadang Hijrah Nabi

Avatar photo
88
×

Parlemen Darun Nadwah: Upaya Elite Quraisy Hadang Hijrah Nabi

Share this article
Darun Nadwah saksi perlawanan kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi.
Darun Nadwah saksi perlawanan kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi.

Dalam sejarah Islam, dakwah periode Makkah merupakan satu dari sekian banyak rintangan dakwah Nabi. Bagaimana tidak, saat Nabi baru dilantik menjadi utusan Tuhan, reaksi kaumnya sungguh diluar dugaan. Alih-alih diterima dengan lapang dada atau minimal ditolak secara halus, penentangan keras justru menjadi jamuan sehari-hari nabi di Makkah. Jangankan orang lain, beberapa keluarga pun menjadi promotor yang paling lantang menyuarakan penolakan.

Hal itu bukan tanpa alasan. Dakwah nabi benar-benar membuat para elite Quraisy gusar. Ajaran Nabi dianggap sebagai ancaman yang berpotensi meruntuhkan tatanan hidup sosisal masyarakat Makkah yang sudah berlangsung berabad-abad. Berhala dihancurkan, para budak dimerdekakan, kaum elite kehilangan otoritas, komoditas dagang berhala terancam, dan berbagai kekhawatiran buruk lainnya.  

Serangkaian strategi perang dingin pun dilakukan. Mulai dari berbagai penyiksaan, ancaman, perang psikologis, perang informasi ketika haji, hingga perang embargo ekonomi (boikot) teradap bani Hasyim dan bani Muththalib (Mubarokfuri, Shafiyurrahman, Al-Rahiq Al-Makhtum” . Dar El-Wafa: 2020 hlm. 107). 

Mekkah menjadi terlalu sempit bagi nabi. Pupus sudah harapan beliau untuk menyalakan cahaya iman di hati kaummnya. Namun bukan Rasulullah namanya jika tidak tabah. Pantang surut menunaikan misi suci ini. Nabi terus menerus mendoakan kebaikan bagi kaumnya dengan alasan mereka tidak mengetahui. Betapa welas asihnya Rasulullah ini. 

Ketika Nabi mendapat angin segar berupa keislaman kaum anshar, nabi berniat untuk hijrah ke Madinah guna mengubah strategi dakwahnya. Nabi pun menginstruksikan seluruh kaum muslimin Makkah agar segera bermigrasi ke Madinah. Kaum muslimin bahagia bukan kepalang mendengar seruan nabi itu. Akhirnya mereka dapat menghirup udara bebas setelah seertahun-tahun hidup dibawah penindasan Quraisy. 

Sidang Istimewa Darun Nadwah 

Sejarawan Islam klasik terkemuka, Jawwad ‘Ali, menegaskan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang suka berkonsultasi dengan para senior mereka. Mereka membentuk lembaga semacam Mahkamah yang berlokasi di Darun Nadwah (rumah Qushay bin Kilab). Disitu para dewan bertemu untuk mempertimbangkan masalah serius yang menimpa rakyat mereka, tak terkecuali masalah pergerakan Rasulullah dan pengikutnya (Ali, Al-Mufasshhal fi Tarikhil ‘Arab Qablal Islam, Darus Saqi, 2001: juz 9 hlm. 241).

Sadar akan dampak yang lebih besar jika Nabi sukses sampai ke Madinah, kaum Quraisy segera mengadakan rapat. Hari itu, kamis, 26 Safar tahun 14 Kenabian, Para Elite Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk memutuskan tindakan apa yang harus mereka lakukan demi mencegah Rasulullah hijrah. Para kabilah mengirim delegasi terbaiknya. Masing-masing memiliki hak untuk mensuarakan aspirasinya. Para anggota dewan tersebut diantaranya; 

Delegasi Bani Makhzum: 

  • Abu Jahal bin Hisyam

Delegasi Bani Naufal bin ‘Abdi Manaf:

  • Jubair bin Muth’im,
  • Thuaimah bin Adiy
  • al-Harits bin ‘Amir 

Delegasi Bani ‘Abd Syams bin ‘Abdi Manaf

  • Syaibah bin Rabi’ah
  • ‘Utbah bin Rabi’ah
  • Abu Sufyan bin Harb 

Delegasi Bani ‘Abd ad-Dar:

  • An-Nadlar bin al-Harits

Delegasi Bani Asad bin ‘Abd al-‘Uzza:

  • Abul Bakhtariy bin Hisyam
  • Zam’ah bin al-Aswad
  • Hakim bin Hizam

Delegasi Bani Sahm:

  • Nabih bin al-Hajjaj

Delegasi Bani Jumah:

  • Umayyah bin Khalaf

Dan para pembesar lain yang tak terhitung jumlahnya. Mereka duduk dengan berbagai ekspresi kesedihan bercampur marah. Saat rapat akan dilangsungkan, ada tamu tak diundang berwujud seorang Syekh Nejd yang ikut serta. Ternyata itu adalah iblis yang menyamar. (Abdussalam Harun, Tahdzibus Sirah Ibni Hisyam, Darul Kutub al-‘Ilmiah, 2018: hlm. 93-94).

Keputusan Final Para Dewan Quraisy

Rapat semakin memanas. Masing-masing delegasi mengemukakan idenya. Tujuanya satu, yaitu untuk menghentikan dakwah Nabi dan mencegahnya berhijrah ke Madinah. Abul Aswad mengusulkan agar mendeportasi Nabi ke negeri yang jauh. Namun ide itu dibantah oleh Syekh Najd dengan rasionalisasi bahwa Nabi akan semakin berbahaya karena kemampuannya bisa menguasai hati manusia dan menggerakkan massa. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wa An-Nihayah, Dar el- Hijr: 1997, Juz 4 hlm. 439). 

Abu Al-Bakhtari mengusulkan agar Nabi dipenjara seumur hidup dengan kerangkeng besi sampai mati. Lagi-lagi ide itu ditentang oleh Syekh Najd tadi dengan rasionalisasi bahwa para loyalis Nabi pasti tidak akan tinggal diam. Mereka akan bertindak apapun untuk membebaskan panutan mereka itu. 

Setelah parlemen menolak kedua pendapat tersebut, lahirlah usulan keji yang kemudian disepakati oleh seluruh anggota. Usulan ini dilontarkan oleh penjahat kelas kakap Mekkah, Abu Jahal bin Hisyam. Dia berkata, “Aku ada ide cemerlang!”. Mereka tentu penasaran dengan ide apakah gerangan yang akan diusulkan oleh paman Nabi ini. “ide bagus apa yang mau kau usulkan, Pakdhe

Lantas Abu Jahal menjawab dengan pedenya, “begini, kita pilih seorang pemuda yang gagah dan bernasab baik dari masing-masing suku lalu kita persenjatai mereka agar mereka membunuh keponakanku yang kurang ajar itu secara serentak. Darahnya yang tumpah akan menjadi tanggungan setiap suku, dengan begitu, bani Abdu Manaf pun tidak mampu membalas dan akhirnya akan terpaksa menerima pembayaran diat dari kita.”

Usulan Abu Jahal pun diterima semua kalangan dan disepakati sebagai keputusan final. Akhirnya parlemen Darun Nadwah menyetujui usulan yang keji ini. Sidang istimewa berakhir dengan diterimanya usulan Abu Jahal. Kemudian para dewan bubar sambil bertekad bulat untuk melaksanakan keputusan tersebut secepatnya. (Al-Nas Ibnu Sayid, Uyun Al-Atsar  fi Funun al-Maghazi wa al-Shama’il wa al-Seer, Dar al-Qalam, 1993: Juz I hlm. 206). 

Paspampres dari Langit 

Nampaknya, Allah tidak sudi bila membiarkan Nabi-Nya dibunuh oleh rencana keji kaumnya. Nabi pun diberitahu malaikat Jibril mengenai tindakan pembunuhan berencana terhadap dirinya. Berkat informasi Jibril, Nabi dapat menyusun strategi untuk mengecoh pemuda Quraisy yang sedang menunggu didepan rumah Nabi. Atas pertolongan Allah, penglihatan para pemuda Quraisy itu hilang lantas Nabi berbegas keluar rumah, menghampiri Abu Bakar dan berhijrah ke Madinah. 

Elite Quraisy gusar. Misi pembunuhan berencana mereka gagal total. Rasulullah berhasil lepas meninggalkan Makkah. Kini, kekhawatiran kaum Quraisy menjadi kenyataan. Nabi tak tersentuh mereka lagi. Sebuah hal yang membuat mereka snagat cemas. Kecemasan yang jauh melampaui bayangan, perhitungan, dan pikiran mereka. Akhirnya, Nabi berhasil menginjakkan kakinya di bumi Madinah. Dan itulah awal dari kebangkitan Islam yang ditandai dengan berdirinya Negara Islam pertama di Dunia yaitu Madinah Al-Munawwarah. 

Referensi

Mubarokfuri, Shafiyurrahman, Al-Rahiq Al-Makhtum (Kairo: Dar El-Wafa: 2020) hlm. 107

Ali, awwad, Al-Mufasshhal fi Tarikhil ‘Arab Qablal Islam, (Beirut: Darus Saqi, 2001) juz 9 hlm. 241

Harun, Abdussalam, Tahdzibus Sirah Ibni Hisyam, (Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiah, 2018) hlm. 93-94

Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wa An-Nihayah, (Beirut: Dar El- Hijr, 1997) Juz 4 hlm. 439

Al-Nas Ibnu Sayid, Uyun Al-Atsar  fi Funun al-Maghāzī wa al-Shama’il wa al-Seer, (Beirut: Dar Al-Qalam, 1993) Juz I hlm. 206

Kontributor