Surat Al-Hujurat adalah surat Madaniyah yang terdiri dari 18 ayat. Surat ini diturunkan setelah Surat Al-Mujadilah dan berada pada juz ke-26 dalam mushaf Al-Qur’an, tepatnya setelah Surat Al-Fath.
Surat Al-Hujurat dikenal dengan sebutan Surat al-Adab (Surat Etika). Sebab, surat ini memuat banyak bimbingan ilahi yang mengatur tata cara berinteraksi manusia, baik terhadap Allah, terhadap Nabi-Nya maupun terhadap sesama manusia.
Terdapat banyak riwayat mengenai sebab turunnya ayat-ayat dalam surat ini. Secara keseluruhan, riwayat-riwayat tersebut menunjukkan bahwa surat ini diturunkan untuk menata berbagai perilaku dalam kehidupan sosial, memperkuat nilai-nilai moral dan meningkatkan kualitas hubungan antar sesama manusia.
Misalnya, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Mulaikah, ia berkata:
Hampir saja dua orang terbaik (Abu Bakar dan Umar) binasa, saat delegasi Bani Tamim datang kepada Nabi. Salah satu dari keduanya mengusulkan agar al-Aqra’ bin Habis at-Tamimi al-Hanzhali dari Bani Mujasyi’ dijadikan pemimpin, sementara yang lainnya mengusulkan tokoh lain.
Maka Abu Bakar berkata kepada Umar, “Engkau hanya ingin menentangku.”
Umar menjawab, “Aku tidak bermaksud menentangmu.”
Kemudian suara mereka berdua pun meninggi di hadapan Nabi. Maka turunlah ayat:
يَا أيُّها الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النبيِّ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian di atas suara Nabi.” (QS. Al-Hujurat: 2)
Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam sahihnya.
Selain itu, kaitan surat ini dengan ayat terakhir dari surat sebelumnya (Surat Al-Fath) sangat jelas.
Di akhir Surat Al-Fath, Allah menjelaskan sifat-sifat orang beriman serta janji-Nya akan ampunan dan pahala yang agung bagi mereka dalam firman-Nya:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Fath: 29)
Surat ini turun dengan membawa petunjuk mengenai adab dalam berinteraksi, guna menjaga keimanan mereka, serta mendorong mereka untuk beradab kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama orang beriman, sehingga keimanan mereka semakin kuat.
Menurut Pusat Fatwa Elektronik Al-Azhar, ada banyak rahasia, adab, dan hukum yang terkandung dalam Surat Al-Hujurat.
Dalam surat ini, seruan dengan panggilan “Wahai orang-orang yang beriman!” disebutkan sebanyak lima kali, dan setiap seruan tersebut membawa arahan kepada akhlak mulia dan keutamaan.
Seruan pertama
Mewajibkan taat kepada Allah dan tunduk pada perintah-Nya ,sebagaimana dalam firman-Nya:
يا أيها الذين آمَنُواْ لاَ تُقَدِّمُواْ بَيْنَ يَدَيِ الله وَرَسُولِهِ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Hujurat: 1)
Seruan kedua
Mengajak untuk mengagungkan Rasulullah Saw. dan tidak mengedepankan pendapat di atas sabda dan syariat beliau. Sebagaimana firman-Nya:
يا أيها الذين آمَنُواْ لاَ ترفعوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النبي
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian meninggikan suara kalian di atas suara Nabi.” (QS.Al-Hujurat: 2)
Seruan ketiga
Memerintahkan untuk memverifikasi berita dan menghindari penyebaran isu dan hoaks.
Sebagaimana dalam firman-Nya:
يا أيها الذين آمنوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فتبينوا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian seorang fasik membawa suatu berita, maka telitilah.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Seruan keempat
Melarang mengejek orang lain, merendahkan, atau membully mereka.
Sebagaimana dalam firman-Nya:
يا أيها الذين آمَنُواْ لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عسى أَن يَكُونُواْ خَيْراً مِّنْهُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mencemooh kaum yang lain, boleh jadi mereka lebih baik dari mereka.” (QS. Al-Hujurat: 11)
Seruan kelima
Melarang berburuk sangka, memata-matai, dan menggunjing (gibah).
Sebagaimana dalam firman-Nya:
يا أيها الذين آمَنُواْ اجتنبوا كَثِيراً مِّنَ الظن
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Surat Al-Hujurat juga mendorong umat Islam untuk memperkuat ikatan persaudaraan, dan mengajak kepada rekonsiliasi dan perdamaian di antara mereka.
Selain itu, surat ini menegaskan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah agar mereka saling mengenal dan bekerja sama dalam kebaikan. Tolak ukur keutamaan seseorang bukanlah status sosial atau kekayaan duniawi, melainkan takwa dan amal saleh. Inilah standar keunggulan di sisi Allah yang sesungguhnya, agar manusia berlomba-lomba dalam hal keagamaan, bukan dalam urusan dunia.
Demikian kandungan surat Al-Hujurat yang memuat sekian etika yang harus dipatuhi orang-orang yang beriman.
Please login to comment