Artikel
Secangkir Kopi Presiden Emmanuel Macron bersama Fairouz
Akhir bulan lalu, Senin (31/8), Presiden Perancis Emmanuel Macron berkunjung ke Lebanon. Ini kunjungan kedua dia kedua paska insiden bom di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu yang menewaskan 181 orang dan menyebabkan 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Uniknya, agenda pertemuan pertamanya bukan dengan Presiden Lebanon Michel Aoun atau Mustafa Adib Perdana Menteri baru yang ditunjuk beberapa jam sebelumnya, atau tokoh elit politik maupun aktivis masyarakat yang berseteru. Macron justru memilih untuk berkunjung ke kediaman salah seorang legenda musik Lebanon kecintaan saya, Fairouz di Rabieh, Antelias—sekitar 14 km arah utara dari Beirut.
Di sela-sela makan malam sambil meneguk secangkir kopi, Macron menganugerahi Fairouz “Legion of Honor”. Sebuah penghargaan kehormatan tertinggi Perancis untuk militer atau sipil, yang diinisiasi oleh Napoleon Bonaparte sejak tahun 1802. Sebaliknya, Fairouz pun menghadiahi Presiden Perancis lukisan.
Penghargaan dari Perancis ini, bukan pertama kali diterima Fairouz. Sebelumnya dia pernah menerima penghargaan “The Order of the Leader of Arts and Literature” dari Presiden François Mitterrand (1988) dan “The Order of the Knight of the Legion of Honor” Presiden Jacques Chirac (1998).
Baca juga: Al-Azhar Mesir Sampaikan Solidaritas, Meminta Dunia Bantu Libanon
Fairouz (kini berusia 85 tahun) adalah legenda musik dan salah satu penyanyi paling berpengaruh di dunia Arab saat ini. Dia telah menjadi simbol nasional yang sangat dicintai dan dihormati masyakat Lebanon dan masyarakat Arab pada umumnya, sekaligus tokoh ikonik setelah Ummi Kultsum.
Biar pun hampir satu dekade Fairouz memilih tidak tampil dimuka umum, namun suaranya selalu terdengar dan mengudara setiap saat dari Rabat (Maroko) hingga Baghdad (Irak), termasuk Indonesia, bahkan dunia.
Nouhad Rizk Wadie' Haddad adalah asli nama Fairouz. Seniman musik Palestina Halim al-Roumy adalah orang yang menyematkan nama Fayruz hingga membuat dia dikenal sepanjang masa dari generasi ke generasi, karena saking produktifnya dia dalam berkarya.
Sepanjang karir Fairouz, sekurang-kurangnya sudah menghasilkan lebih dari 1.000 lagu. Pernah juga dia melibatkan musisi-musisi dunia seperti John Lennon, Frank Sinatra dan Tino Rossi dalam penggarapan salah satu albumnya.
Kunjungan Macron kepada Fairouz sebetulnya disambut dengan perasaan campur aduk oleh publik Lebanon. Mereka menerka-nerka maksud dan tujuan di balik kunjungan orang pertama Perancis itu. Apa dan mengapa?
Kedatangan kali kedua Presiden Emmanuel Macron itu jelas menuai banyak persangkaan dan beragam kritikan, pesan-pesan satir dan protes atas campur tangan Perancis di Lebanon. Namun, oleh para pengamat, inisiatif Macron itu terbilang cukup brilian. Pertemuan dua orang itu dinilai memberikan sinyal perdamaian bagi Lebanon, dengan menghadirkan salah seorang figur penting mereka, tokoh seniman perempuan pemersatu rakyat Lebanon yang biasa menyanyikan tembang Wathaniyyah (Kebangsaan) dan Al-Hubb (cinta).
Kemanusiaan, cinta, patriotisme, keindahan, seni, dan kebebasan merupakan nilai-nilai yang sebenarnya ingin disampaikan. Dan Fairouz adalah lambang keindahan bagi Lebanon yang dianggap mampu meleburkan berbagai macam persoalan dan eskalasi politik keamanan Lebanon saat ini.
Publik Lebanon dan arab dibikin iri oleh Presiden Perancis itu, termasuk saya—penggemar beratnya. Karena dia bisa ngopi bareng Fairouz di usia senjanya.
Baca juga: 160 Situs Bersejarah Sejak Era Ottoman Rusak Akibat Ledakan Beirut
Selepas pertemuan itu, ada pesan dan harapan dari para seniman Lebanon untuk Fairouz:
"Hei Fairouz, katakan kepada para pemimpin, politisi dan para milisi!”
“Katakan pada mereka, kita ingin Lebanon bebas dan damai, jauh dari pengasong-pengasong politik dengan segala ambisinya itu.”
“Kita ingin jadi surga bagi burung-burung yang hinggap dan berkicau di atas gunung-gunung lalu terbang bebas di atas samudera”.
“Kita ingin jadi surga bagi para pemikir, penyair dan pecinta.”
“Dan surga bagi para penikmat kopi yang setia menghabiskan waktu di kedai-kedai tepi jalan.”
Baca Juga
Adakah dusta yang tidak berdosa?
23 Nov 2024