Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Fatwa

Apakah Pelaku Maksiat Memperoleh Syafaat Rasululullah?

Avatar photo
35
×

Apakah Pelaku Maksiat Memperoleh Syafaat Rasululullah?

Share this article

Apakah syafaat Rasulullah SAW dapat diberikan kepada para pelaku maksiat? Demikian pertanyaan yang diterima oleh Syekh Majdi Asyur, Aminul Fatwa Darul Ifta Mesir.

Terkait syafaat Rasulullah, Syekh Majid Asyur mengatakan bahwa masih banyak orang mengira bahwa cinta itu berkaitan dengan urusan ketaatan saja. Bila sudah tidak taat lagi, otomatis rasa cinta itu pun hilang. “Bukan itu saja bukti kecintaan kepada Nabi,” kata dia.

Aminul Fatwa Darul Ifta Mesir itu menegaskan bahwa barang siapa mencintai Nabi Muhammad SAW, akan tetap dianggap mencintai beliau meskipun dia telah berbuat maksiat. Dia menganalogikan dengan hubungan cinta antara orang tua dan anak. Bila ada anak mendurhakai orang tuanya, dia tetap masih mencintainya, hanya saja dia mengabaikannya dengan berbuat sesuatu yang tidak diridhainya.

“Maksiat tidak menghilangkan cinta,” imbuhnya di acara salah satu televisi dikutip Masrawi Minggu (8/11).

Syekh Majdi Asyur kemudian menyebutkan satu kisah menarik dari kitab Shahih Al-Bukhari.

Baca juga: Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Nuaiman yang masih suka meminum khamr (minuman keras) pada awal-awal Islam. Sahabat yang satu ini biasa duduk bersama Nabi dan bercanda dengan beliau.

Kendati selalu berada dekat dengan Rasulullah, tetapi Nuaiman tidak mampu menghentikan kebiasaan buruk meminum khamr. Para sahabat sampai memukulnya dengan ujung pakaian mereka.

Bahkan Umar bin Al-Khattab pun ikut naik pitam melihat kelakukan tidak terpujinya. “Semoga Allah melaknatmu,” kata Umar kepada Nuaiman. “Mengapa kamu tidak berhenti dari kebiasaanmu minum khamr?”

Melihat hal itu, Rasulullah SAW bersabda kepada Umar,

لا تلعنه فهو يحب الله ورسوله

“Janganlah kamu melaknatnya, karena sesungguhnya dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

Dari hadits di atas, Syekh Majdi Asyur hendak menegaskan bahwa perbuatan maksiat tidak menghalangi cinta. Karena cinta adalah sesuatu yang mengubah seseorang menjadi lebih baik.

Baca juga: Bolehkah Shalat Setelah Mandi Wajib Tanpa Wudhu?

Itulah mengapa Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim,

شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي

“Syafaatku juga ada yang diperuntukkan bagi pelaku dosa-dosa besar dari umatku.”

“Pada hari kiamat kelak, pelaku dosa besar tidak akan menemukan orang yang akan memberi syafaat kepada mereka kecuali Rasululullah.” Tutup Aminul Fatwa Darul Ifta Mesir itu.

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.