Arahan Tuan Guru Bajang untuk Muktamar Pertama Nahdlatul Wathan

Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Tuan Guru Bajang HM Zainul Majdi menyatakan bahwa ormas yang dipimpinnya itu lahir dari kesepakatan terus-menerus untuk meneguhkan perjuangan pahlawan nasional.

Organisasi Islam yang berbasis di pulau Lombok itu telah melakukan transformasi sosial melalui pembangunan masyarakat melalui jalur pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi.

“NWDI ingin terus bekerja di tengah umat dan di tengah masyarakat Indonesia,” ujar Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) cabang Indonesia ini dikutip dari Republika (Jumat, 28/1).

Pernyataan TGB ini datang sehari sebelum Muktamar NWDI pertama yang telah dibuka di Lombok pada 29 Januari kemarin.

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu juga menyampaikan bahwa Muktamar Pertama NWDI bertujuan untuk meneguhkan komitmen dan menjalankan program yang konkret untuk mengawal perubahan.

“Pelaksanaan muktamar menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dilaksanakan secara luring dan daring. Peserta dari luar NTB dibatasi secara ketat agar tidak terjadi lonjakan kedatangan,” ujar dia.

Ormas Islam yang didirikan oleh Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada 1 Maret 1953 ini memiliki manhaj dakwah yang dikenal dengan ahlusunnah wal jamaaah. Nahdlatul Wathan selalu mengedepankan kearifan dalam berdakwah, mengedepankan dialog, dan saling menghormati antar elemen.

“Termasuk mengedepankan perjumpaan yang baik antara agama dan budaya. Muktamar NWDI ini meneguhkan semangat ahlusunnah wal jamaah,” jelas  Wakil Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia itu.

Doktor alumni Al-Azhar ahli tafsir al-Qur’an ini juga mengajak masyarakat agar menciptakan suasana keagamaan yang kondusif dalam skala nasional. Menurutnya, membangun narasi perbedaan merupakan kekayaan sehingga tidak perlu memicu perpecahan di tengah-tengah masyarakat.

Nahdlatul Wathan Dininiyah Islamiyah atau NWDI sedang menggelar Muktamar Pertama di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NWDI Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada 29-31 Januari 2022.

Muktamar NWDI yang digelar selama tiga hari ini dihadiri oleh berbagai utusan dan pengurus mulai dari pusat, wilayah, daerah dan cabang serta pimpinan pusat badan otonom.

Selain itu, Muktamar juga dihadiri oleh sejumlah peninjau dari pimpinan pondok pesantren, cendekiawan, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang diundang secara khusus.