Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Meneladani Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah

Avatar photo
32
×

Meneladani Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah

Share this article

Basmalah merupakan kalimat toyibah yang sering kita ucapkan. Basmalah juga kalimat dan ayat pertama yang tertera dalam kitab suci Al-Quran.

Basmalah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam, Rasulullah bersabda, “Setiap aktivitas yang tidak diawali dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim, maka akan sedikit keberkahannya.”[1]  Al-Quran diawali dengan basmalah, surat Nabi Sulaiman juga diawali dengan basmalah [2]. Begitu juga surat-surat Rasulullah yang ditujukan untuk para raja juga menjadikan kalimat Bismillahirrahmanirrahim sebagai kalimat pembuka [3].

Dalam basmalah ada dua nama Allah yang memiliki makna yang hampir sama, Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Dua nama Allah itu juga diulang kembali di ayat 3 Surat Al-Fatihah. Apa rahasia dibalik makna dan penyebutan Ar-Rahman dan Ar-Rahim?

Penyebutan Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang berarti Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dalam kalimat basmalah menunjukkan keagungan kasih sayang Allah yang sangat sempurna, bahkan kasih sayang-Nya melebihi keperkasaan dan kekuatan Allah terhadap semua makhluknya [4].

Ar-Rahman dan Ar-Rahim sendiri memiliki makna yang sedikit berbeda. Ar-Rahman adalah kasih sayang Allah untuk seluruh makhluk dengan memberi mereka beragam kenikmatan dan rezeki. Sedangkan  Ar-Rahim yaitu kasih sayang Allah yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang beriman dengan pengampunan dosa dan juga pemberian nikmat di akhirat kelak [5].

Makna Ar-Rahman lebih luas dan umum dari Ar-Rahim karena kasih sayang Allah pada Ar-Rahman meliputi seluruh makhluk, baik yang mukmin ataupun kafir, baik yang taat maupun maksiat.

Ar-Rahman Allah tidak membedakan manusia yang baik dan buruk. Semua diberi beragam kenikmatan, rezeki, kehidupan dan seakan-akan tidak ada bedanya di antara mereka. Di dunia ini Allah juga memberikan nafas, kesehatan, kekayaan kepada orang-orang yang mengingkari-Nya dan mendurhakai-Nya, bahkan kepada manusia-manusia yang menentang dan menantang-Nya, Allah masih menunjukkan kebaikan-Nya kepada mereka.

Berbeda dengan Ar-Rahim, di mana kasih sayang Allah yang khusus dan eksklusif hanya diperuntukkan orang-orang beriman dan taat kepada-Nya kelak di akhirat. “Allah sangat Rahim (sayang) kepada orang-orang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 43)

Perbedaan arti Ar-Rahman dan Ar-Rahim di atas memberikan pelajaran kepada kita, bahwa Allah sangat baik dan memberikan kebaikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang baik kepada-Nya (beriman dan taat) dan yang tidak baik (kafir dan maksiat).

Meneladani Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah

Sudahkah kita meneladani makna kandungan Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah dalam kehidupan sehari-hari?

Kita tetap berbuat baik kepada tetangga, saudara, teman, bahkan orang yang tidak kita kenal, meskipun mereka memperlakukan kita dengan buruk, atau kita justru hanya berbuat baik kepada orang-orang yang baik kepada kita dan kita membalas keburukan orang lain dengan sesuatu yang buruk pula?

Jika seseorang mencemooh kita lalu kita balas dengan cemoohan, maka tidak ada bedanya hati kita dengan hatinya, mulut kita dengan mulutnya, sama-sama busuk dan buruk.

Rasulullah shallahu alaihi wasallam telah memberikan teladan bagi kita bagaimana meng Ar-Rahman dan Ar-Rahim kan diri. Para petinggi kafir Mekkah kerap melukai fisik, mental, dan psikis Rasulullah selama kurang lebih 13 tahun, namun apakah Rasulullah membalas dengan hal yang serupa? Tidak.

Saat disakiti, Rasulullah memaafkan dan tidak membalas. Ketika dimusuhi dan dicacimaki, kekasih Allah itu hanya diam dan tidak menimpali [6].

Sewaktu perang Uhud, gigi Rasulullah patah dan mulut beliau berlumuran darah. Para Sahabat tidak tega melihat pemandangan yang amat menyedihkan itu sehingga mereka menyarankan Rasulullah melaknat orang-orang kafir Mekkah.

Apakah Rasulullah mengamini permintaan para Sahabat? Tidak. Rasulullah justru bersabda dan mendoakan baik orang-orang yang memusuhinya, “Aku tidak diutus untuk melaknat namun aku diutus untuk mendoakan yang baik. Ya Allah, berilah hidayah kepada kaumku sungguh mereka tidak mengerti (hakikat kebenaran).”[7]

Sungguh Maha Benar Allah yang telah mengutus Rasulullah sebagai kasih sayang untuk seluruh alam raya, “Tidaklah kami mengutusmu (Nabi Muhammad) kecuali menjadi rahmah/kasih sayang untuk seluruh jagat alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Berbuat baik kepada orang yang buruk kepada kita merupakan penerapan dari nama Allah Ar-Rahman. Tidak melupakan dan berusaha membalas kebaikan orang yang berbuat baik kepada kita adalah bentuk pengaplikasian nama Allah Ar-Rahim.

Mari kita jadikan dua nama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim tidak hanya di lisan kita namun juga di perbuatan kita. Dengan meng Ar-Rahman dan Ar-Rahim kan diri kita, semoga kita mendapatkan kasih sayang Allah sang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Wallahu a’lam.

Referensi:

[1] Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ‘ala Jauharotit Tauhid (Kairo: Darussalam, 2010), hlm. 22.

[2] Abdul Karim Zaidan, Al-Mustafad min Qoshoshil Quran lid Da’wah wad Du’ah (Damaskus: Ar-Risalah, 2017), hlm. 292.

[3] Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq al-Makhtum (Kairo: Darul Wafa, 2010), hlm. 304-311.

[4] Fakhruddin Ar-Razi, Mafatihul Ghaib (Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 2020), vol. 1, hlm. 178.

[5] Afifuddin Dimyati, As-Syamil fi Balaghatil Quran (Kairo: Darunnibros, 2021), vol. 1, hlm. 2.

[6] Abdurrahman Ad-Diba’i, Maulid Diba’i (Semarang: Karya Putra, t.th), hlm. 9.

[7] Abdussalam ‘Ali Syita, Ufuqul ‘Adzomah al-Muhammadiyah (Alexandria: Al-Quds, 2000), hlm. 168.

Kontributor

  • Achmad Ainul Yaqin

    Bernama lengkap Achmad Ainul Yaqin, Lc., M.Ag. Pengasuh Ponpes Tafsir Hadis SHOHIHUDDIN 2 Prapen Surabaya | Narasumber Radio Suara Muslim Surabaya