Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

7 Manfaat Puasa Menurut Imam Izzuddin Bin Abdissalam

Avatar photo
34
×

7 Manfaat Puasa Menurut Imam Izzuddin Bin Abdissalam

Share this article

Di antara rukun-rukun Islam yang diwajibkan
bagi semua orang Islam adalah
puasa
. Kewajiban itu sebagaimana difirmankan
oleh Allah swt dalam Al-Quran:

ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ

 “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan
bagimu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu be
rtakwa”. (QS. Al-Baqarah: 183)

Pengertian Puasa

Secara bahasa, puasa berarti menahan.
Sementara menurut terminologi, puasa adalah melakukan
ibadah
dengan niat mendekatkan diri pada Allah, menahan diri dari makan dan minum
serta dari semua hal yang bisa membatalkan puasa.

Puasa dilakukan sejak terbitnya fajar
kedua (fajar shodiq) sampai terbenamnya matahari, dilakukan oleh orang
tertentu, dengan syarat dan rukun tertentu.

Manfaat Puasa

Puasa sebenarnya tidak hanya tentang
menahan diri dari makan dan minum.
Lebih dari itu puasa bisa merefleksi diri
dari dan menumbuhkan sisi spiritua
l.

Berikut tujuh
manfaat yang didapatkan sebab melakukan puasa sebagaimana yang di
s
ampaikan oleh Syaikh
Izzuddin bin Abdissalam
dalam kitab Maqasid al-Shaum
:

1.  
Raf’u al-Darajat (Meninggikan Derajat)

Orang yang melakukan puasa akan diangkat
derajatnya oleh Allah swt. Diangkatnya deraja
t ini di dasari oleh beberapa hadist Nabi Muhammad sallallahu
‘alaihi wasallam
. Di antara
hadist tersebut adalah:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ

 “Ketika bulan Ramadhan telah datang,
maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu
. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sulthanul Ulama Syaikh Izzuddin bin Abdissalam dalam kitab Maqasid
al-Ibadah
menjelaskan maksud dari dibukanya surga, ditutupnya pintu neraka,
dan setan-setan dibelenggu. Beliau mengatakan:

أما تفتيح أبواب الجنة فعبارة عن تكثير
الطاعات الموجبة لفتح أبواب الجنان. وتغليق أبواب النار عبارة عن قلة المعاصي
الموجبة لاغلاق أبواب النيران. وتصفيد الشياطين عبارة عن انقطاع وسوستهم عن
الصائمين لأنهم لا يطمعون في اجابتهم الى المعاصي.

Adapun yang dimaksud terbukanya pintu surga pada bulan
Ramadhan adalah, sebuah perumpamaan dari banyaknya ketaatan, yang bisa menjadi
penyebab terbukanya pintu-pintu surga.

Yang dimaksud ditutupnya pintu neraka adalah perumpamaan dari
sedikitnya maksiat (pada bulan Ramadhan), yang menjadi penyebab tertutupnya
pintu neraka.

Sedangkan maksud dari terbelenggunya setan adalah, perumpamaan
dari terlepasnya orang-orang yang sedang melakukan puasa dari bisikan-bisikan setan,
sebab orang yang puasa tidak akan terlalu ambisi untuk melakukan maksiat.
(Lihat Syaikh Izzuddin, Maqasidul Ibadat, hlm. 38)

2.  
Takfir al-Khati’at (Menghapus Kesalahan)

Orang yang melakukan puasa akan dihapus
dosanya oleh Allah swt. Dasar
faidah kedua ini adalah hadist Nabi Muhammad sallallahu
‘alaihi wasallam
yaitu:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan
pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.”
(HR. Imam
Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud “imanan” dalam hadist di atas ialah
meyakini kewajiban puasa dan melakukannya. Dan maksud dari “
ihtisaban”
ialah merendahkan diri dan memohon pahala pada Allah swt. (Lihat Syaikh
Izzuddin, Maqasidul Ibadat, hlm. 40)

3.  
Kasr
al-Syahwat
(Menghancurkan Syahwat)

Dengan berpuasa seseorang bisa
menghancurkan syahwatnya. Dasar
faidah ini adalah hadist Nabi Muhammad sallallahu
‘alaihi wasallam
yaitu:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ
مِنْكُمْ الْبَاءَة فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ
لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu
untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih menundukkan
pandangan dan lebih mudan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu
menikah, maka berpuasalah, karena puasa bisa menjadi penekan syahwatnya
. (HR. Imam Ahmad dan Imam Bukhari)

Dengan hadist di atas Imam Izzuddin berpendapat bahwa lapar
dan haus bisa meng
hancurkan atau mengalahkan syahwat. Beliau mengatakan:

فان الجوع والظمأ يكسران شهوات المعاصي

“Sesungguhnya lapar dan haus bisa menghancurkan syahwat untuk
bermaksiat”. (Lihat Syaikh Izzuddin, Maqasidul Ibadat, hlm. 40)

4.  
Taktsir
al-Sadaqat
(Memperbanyak Sedekah)

Menurut Imam Izzuddin al-Sulami, dengan
berpuasa seseorang bisa membuat manusia memperbanyak
sedekah. Beliau mengatakan,

لأن الصائم اذا جاع تذكّر ما عنده من
الجوع فحثه ذلك على اطعام الجائع

“Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika
merasakan lapar, dia akan mengingat rasa lapar itu. Dengan itulah akan memberikan
semangat dan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar
. (Syaikh Izzuddin bin Abdissalam, Maqasidul Ibadat,
hlm. 41).

5.  
Taufir
al-Tha’at
(Menyempurnakan Ketaatan)

Dengan berpuasa seseorang bisa lebih
terdorong untuk memperbanyak ketaatan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh
Izzuddin bahwa manfaat memperbanyak melakukan ketaatan itu didasari oleh rasa
lapar dan haus orang berpuasa akan mengingatkan mereka pada lapar dan hausnya
ahli neraka. Beliau mengatakan:

وأما توفير الطاعات فلأنه تذكر جوع أهل
النار وظمأهم فحثه ذلك على تكثير الطاعات لينجو بها من النار

“Faidah memperbanyak ketaatan bagi orang
berpuasa disebabkan karena dengan puasa mengingatkan kelaparan dan hausnya ahli
neraka. Dengan itulah akan memberikan semangat dan dorongan kepadanya untuk
memperbanyak melakukan ketaatan kepada Allah swt agar bisa selamat dari api
neraka
.”. (Syaikh Izzuddin bin Abdissalam, Maqasidul Ibadat,
hlm. 41)

6.  
Syukr Alim
al-Khafiyyat
(Bersyukur Mengetahui Nikmat Tersembunyi)

Dengan berpuasa seseorang bisa ingat
terhadap nikmat tersembunyi yang sering dilupakan. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Syaikh Izzuddin bahwa puasa bisa mengembalikan ingatan itu sehingga bisa
membuat orang puasa mensyukurinya. Beliau mengatakan:

اذا صام عرف نعمة الله عليه في الشبع
والري فشكرها لذلك فان النعم لايعرف مقدارها الا بفقدها

“Ketika berpuasa, seseorang menjadi tahu nikmat Allah swt kepadanya
berupa kenyang dan terpenuhinya rasa haus, sehingga mereka bersyukur. Sebab,
kenikmatan tidak akan diketahui nilainya tanpa melalui hilangnya rasa nikmat
itu”. (Syaikh Izzuddin bin Abdissalam, Maqasidul Ibadat, hlm. 41)

7.  
Al-Inzijar an
Khawatir al-Ma’ashi wa al-Mukhalafat
(Mencegah Keinginan
Bermaksiat dan Tentangan)

Dengan berpuasa seseorang bisa mencegah
dirinya dari melakukan maksiat dan sesuatu yang bertentangan dengan syariat.
Menurut pandangan Syaikh Izzuddin bahwa
berpuasa
memiliki rasa kecenderungan terhadap makanan dan minuman, yang dipikirkan
hanylah tentang makanan dan minuman, dan dengan keadaan seperti ini, orang yang
berpuasa minim kemungkinan untuk berpikir tentang maksiat, sehingga secara
otomatis puasa menjadi salah satu penyebab pencegah dari melakukan maksiat.

Jika ditanya, apa manfaat dari berpikir tentang makanan dan
minuman ketika puasa? Syaikh Izzuddin bin Abdissalam menjawab pada penjelasan
selanjutnya,

وطموح النفس الى المناجات واشتغالها بها
خير من تشوفها الى المعاصي والزلات ولذلك قدم بعض السلف الصوم على سائر العبادات.
فسئل غن ذلك فقال لأن يطلع الله على نفسي وهي تنازعني الى الطعام والشراب أحب الي
من أن يطلع عليها وهي تنازعني الى معصيته.

Keinginan jiwa terhadap munajat serta sibuk dengannya, lebih
baik dari keinginan terhadap melakukan kemaksiatan dan kesalahan, oleh sebab
itu sebagian
ulama salaf lebih mengedepankan puasa dari ibadah yang lain.

Ketika ditanya tentang hal itu (mengedepankan puasa dari
ibadah yang lain), seorang ulama salaf menjawab, “Sebab ketika Allah melihat
terhadap jiwaku yang sedang mengajak terhadap makanan dan minuman, lebih saya
senangi dibanding Allah melihat jiwaku yang sedang mengajak pada kemaksiatan.” (Syaikh
Izzuddin bin Abdissalam, Maqasidul Ibadat, hlm. 41)

Kontributor

  • Sunnatullah

    Pegiat Bahtsul Masail dan Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Bangkalan Madura.